Mohon tunggu...
Jihan Putri Utami
Jihan Putri Utami Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Andalas

Mahasiswa biasa menyukai fotografi, buku, dan bakso.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Bak Air Di Dalam Mangkuk

12 Desember 2023   12:27 Diperbarui: 28 Desember 2023   13:00 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perut sudah berkeroncongan malam itu, kami masak Bersama-sama dengan menggoreng sosis dan menanak nasi. Itulah kami membawa 2 kompor dan 2 nesting agar proses masak memasak tidak perlu lama. Kami makan dengan sungguh nikmatnya, walaupun di tenda yang tidak sehangat kamar di rumah namun kehangatan persahabatan memenuhi tenda malam itu. Setelah makan kami mencuci semua alat makan di danau yang persis depan tenda kami. Namun tidak dengan cara mencemari air danau tersebut.

Malam hari adalah waktunya penunggu danau keluar  berkeliaran dan kami memutuskan untuk memburunya, yap kami memburu sang kepiting bukan hantu. Itu adalah kesenangan dan hal wajib bagi kami saat pergi ke danau gunung 7. Bermodalkan senter hp dan headlamp kami berhasil menagkap beberapa kepiting dan langsung menggorengnya.

Setelah habis kami santap, ternyata ketiga teman laki-laki kami tidak puas dan Kembali mencari kepiting tersebut, hari sudah jam 23.00 dan angin malam sudah menusuk dan bukan main dinginnya namun tetap mereka hadang demi hidangan kepiting.

Saya sudah tidak tahan menahan kantuk sehingga memutuskan pindah ke tenda sebelah dan tidur, belum lama rasanya saya tidur. Terkejut bukan main saya diteriaki mereka kalau ada tikus besar masuk ke tenda tempat saya tidur yang sontak membuat saya berdiri. Dan benar ada tikus besar berlarian ke sana kemari. Sangat sulit mengusirnya keluar butuh waktu lumayan lama karena gesitnya tikus menghindar tangkapan kami. Pada akhirnya teman kami berhasil memegang dengan tisu dan langsung dibuang. Lucu namun kantuk saya tetap tidak hilang sehingga saya Kembali tidur seperti tidak terjadi apa-apa. Hujan Kembali mengguyur dan saya terlelap sampai pagi.

 Pagi harinya kami di teriaki teman laki-laki katanya sunrisenya bagus dan sontak kami membuka tirai tenda dan waaaaw benar-benar sangat bagus. Pagi hari para tupai berdatangan untuk meminta makanan karena tupai-tupai di sana sudah sangat jinak dengan manusia. Yang perlu diketahui adalah mata air di gunug 7 sejuknya bukan main jika kita ambil dan masukkan ke dalam botol maka botol spontan berembun seperti baru dikeluarkan dari kulkas dan bisa diminum secara langsung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun