Mohon tunggu...
Nurjihan Naifah
Nurjihan Naifah Mohon Tunggu... Jurnalis - Humming Moon

Let your eyes open... Lihatlah ada seribu impian yang menanti jangan sia-siakan harimu tanpa melakukan apapun. Lakukanlah hal yang kau sukai selama nafas masih berhembus

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Be You

3 Desember 2020   22:24 Diperbarui: 3 Desember 2020   22:36 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tuhan menciptakan makhluk hidup bukan tanpa alasan, Tuhan menciptakannya tumbuhan dan hewan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Begitu pula dengan manusia yang diciptakan untuk menjadi khalifah di bumi. Allah memberikan kelebihan berupa akal untuk berfikir. Namun terkadang manusia terlalu enggan untuk mensyukuri apa yang diberikan Tuhan padanya. Sehingga timbullah rasa iri akan sesama dan menginginkan apa yang dimiliki orang lain. Begitu pula aku, kehidupanku tak dapat disebut kekurangan, tak dapat disebut kelebihan pula. Namun rasa iri masih tertanam pada ragaku.

"Panitia pentas seni aka nada rapat, jadi stay tune grup okeh"

"Anggota himpunan jangan lupa laporan bulanan"

"REMAS bakal adain acara ikutan ya"

Kata-kata itu terlalu meresahkanku. Aku ingin sekali menjadi orang yang mendapat panggilan itu. Aku ingin menjadi orang yang memberi informasi itu. Tapi siapa aku? Entah mengapa aku tak bisa menjadi seperti itu. Hal itulah yang membuatku frustasi tiap harinya. Mungkin bagi mereka yang tidak menginginkannya adalah sebuah kesyukuran. Namun bagiku bersyukur atasnya sangatlah rumit.

Tak ada yang bisa ku lakukan hingga berakhirlah aku kini di bangku taman kampus dan menatap langit. Betapa indahnya melihat kupu-kupu terbang dilangit biru. Aku selalu berfikir betapa menyenangkannya menjadi kupu-kupu. Ia bisa terbang kemana pun dia mau. Mencari nectar dimana pun dia mau. Mengapa aku tak bisa sepertinya. Aku yang terlalu merasa hingga membuatku menjadi orang yang pemikir. Hanya itu yang bisa ku lakukan, meratapi nestapa.

"Astaghfirullah ini orang masih bertengger aja disini. Betah amat, dichat gak di balas, di telpon gak di angkat kirain wafat eh taunya hidup tapi tak bernyawa"

Yah dia adalah Bilqiz sahabatku. Nasibnya berbanding terbalik 180 derajat denganku. Dia adalah anggota Remaja Masjid dan tampangnya yang rupawan menjadikannya dambaan kampus dikenal banyak orang pastinya. Dia adalah sebuah permata sejak ia dilahirkan. Dan lagi-lagi aku iri padanya meskipun ia tak pernah memperlihatkan kelebihannya itu didepanku secara langsung.

"Bah di ajak ngomong malah bengong kesambet ya?" melihatku tak merespon Bilqiz menggoyang-goyang tubuhku "Rain...Raina!!!! Jan bikin orang jantungan please..."

"Iya.. apa sih...kenapa?

"Dih malah balik nanya. Udahlah Rain jangan terlalu terpuruk gitu kan masih ada yang lain. Bukan berarti gagal sekali akan gagal selamanya. Masih ada banyak kesempatan kalo kamu mau coba, yah"

Aku memang baru saja gagal menjadi anggota Himpunan. Bukan gagal tapi aku yang terlalu takut untuk mengajukan diri dan aku sangat menyesalinya hingga saat ini. Rasa sesal itu makin membara saat aku tahu Bilqiz mendapat tempat disana. Andai aku bisa mengakhiri semua ini aku akan mengakhirinya namun lagi-lagi aku terlalu takut untuk mengakhiri hidupku. Aku masih memiliki kedua orang tua dan 4 saudara yang sayang padaku. Oh hidup mengapa begitu rumit jalanmu

****

Akhir pekan tak ada yang spesial bagiku. Seperti saat ini aku hanya terduduk di teras rumah sembari menanti adzan dzuhur. Tiba-tiba satu notifikasi masuk. Nampaknya seseorang menyebutku dalam sebuah komentar instagram. Lagi-lagi ulah Malika, dia memang hobi sekali menyebutku dalam komentar terlebih untuk give away. Malika adalah seorang teman yang sangat senang sekali dengan buku. Dia adalah pendengar setiaku atau lebih tepatnya tempat melepas segala kepenatan dan nasehatnya membuatku menjadi kuat. 

Dia menandaiku dalam postingan seorang penulis yang sedang membuka pre order. Yah baginya membeli buku adalah hobi dan yang pasti budget available. Rasa penasaranku akan penulis ini berlanjut pada seluncuran di akunnya dan aku menemukan akun wattpad. Meurutku wattpad ini meminimalisir biaya untuk membaca karena tidak butuh mengeluarkan uang. Banyak sekali buku yang tersedia dan aku membaca satu diantara puluhan cerita yang ada.

"Belajar memaafkan diri sendiri adalah obat yang paling ampuh untuk bangkit dari masa lalu. Karna aku hari ini adalah aku di hari kemarin dan hari esok."

Aku tertegun akan kalimat dalam buku tersebut. Nampaknya selama ini aku terlalu menyalahkan diriku bahkan tak menyayangi diriku sendiri. Aku terlalu sibuk melihat orang lain dan berusaha menjadi orang lain. Dan saat aku tak mendapatkannya aku merasa jatuh sejatuhnya hingga lupa dengan apa yang aku punya.

Sepertinya sudah saatnya aku menjadi aku lagi. Karna dalam siklus kehidupan ini aku lah yang jadi pemeran utama. Dan cerita ini adalah cerita tentang aku, bagaimana aku, dan kenapa aku. Orang-orang yang ada disekitarku hanyalah pemeran pendukung. Maju atau tidaknya aku bergantung pada usahaku.

****

Saatnya memulai hari baru kembali dan berharap semua akan jadi lebih baik. Walau aku tahu bukan hal mudah untuk menjadi diri sendiri namun tak ada salahnya untuk mencoba. Langkahku kini jauh lebih ringan dari pada saat memiliki beban menjadi orang lain.

"Dih kenapa sumringah banget hari ini" Tanya Bilqiz

"Cantik kan ya aku? Terang menyilaukan mata yang memandang"

"Apa sih kenapa sih ada masalah apa sih?" Malika pun merasa khawatir dengan keadaanku

"Engga apa-apa hanya ingin merubah duniaku saja dan mencoba mengejar apa yang aku inginkan. Buat hari-hari ku indah dengan menjadi diriku sendiri. Oh ya satu lagi aku udah majuin diri buat jadi anggota UKM jurnalistik ya meskipun belum tau diterima apa engga doanya ya prend" jelasku sembari memamerkan senyum dengan bonus dimple

"Alhamdulillah balik juga itu ruh. Ok lah Rain kita doain semoga diterima. Tetep jadi Rain yang ini ya jangan berubah. Tetep jadi Raina yang sayang sama dirinya. Be bright be you" ucap Malika sembari memelukku dan Bilqiz

Kini aku sadar semua bisa terwujud jika kita berusaha. Tak perlu menjadi yang unggul dari lain, cukup lakukan yang terbaik. Menang kalah bukan masalah setidaknya kita sudah pernah mencoba dan percaya bahwa kita bisa melewatinya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun