Mohon tunggu...
Jihan Makailah
Jihan Makailah Mohon Tunggu... Lainnya - Kontributor Tulisan

Pendidikan, Politik, Science, Sosial, Edukasi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

P5 atau Prakarya?

27 Juni 2024   12:03 Diperbarui: 27 Juni 2024   13:14 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu hari ada seorang guru cerita tentang keresahannya, "Apa bedanya P5 dengan Prakarya? kan sama-sama membuat produk?".

Ternyata benar, banyak implementasi P5 dilapangan bertujuan untuk membuat produk. Misalnya, membuat prakarya dari barang bekas, membuat ecobrick, membuat makanan dari bahan yang berbeda, dll. Tujuan produk inilah yang membuat prosesnya juga fokus pada "Bagamana cara membuat produk tersebut?". Misalnya, mengundang narasumber untuk mengajari murid, mengumpulkan alat & bahan, membuat produk, hingga melakukan pameran produk.

Sebenarnya tidak apa-apa hasil akhirnya produk, namun ternyata di beberapa sekolah asesmen yang dilakukan adalah untuk mengukur kualitas produk. Lalu apa yang seharusnya dilakukan fasilitator (Guru)? 

Ada 2 hal yang perlu didiskusikan bersama oleh pihak sekolah. 

Pertama: "Dimensi Profil Pelajar Pancasila apa yang masih kurang pada murid yang perlu ditingkatkan?"

Pertanyaan ini perlu dijawab bersama diawal saat merancang KOSP dan tentunya akan menjadi diskusi yang seru antar guru. Misalnya, karena murid-murid banyak terpapar hoax, bagaimana kalau dimensi bernalar kritis yang diambil atau karena banyaknya perundungan bagaimana kalau dimensi gotong royong juga diambil sebagai dimensi P5 dalam 1 tahun ini. 

Setelah dipilih 3 dimensi dalam 1 tahun, yang kedua sekolah juga perlu mendiskusikan bersama projek apa yang akan dilakukan dalam 1 tahun. Jadi untuk menjawab projek & tema apa. Hal yang perlu didiskusikan adalah "kira-kira disekitar sekolah ada tantangan atau permasalahan apa untuk kita ajak murid mencari solusi lewat projek?".

Pertanyaan ini juga akan menjadi diskusi yang seru antar guru. Misalnya, "murid-murid ini masih belum bisa membuang sampah pada tempatnya!", atau "murid-murid sekarang tidak tau budaya lokal di daerah sendiri!". 

Jadi kalau dianalogikan, misalnya kita akan berkendara ke sebuah tujuan, tujuan tersebut adalah Karakter Profil Pelajar Pancasila yang ada dalam Dimensi. Untuk menuju tujuan tersebut kita menggunakan kendaraan Tema/Projek. Sehingga walaupun dalam projek hasil akhir berupa produk, tetap ingat akan tujuan utama yang dituju yaitu Karakter Profil Pelajar Pancasila. 

Lantas "bagaimana memastikan Karakter Profil Pelajar Pancasila murid tercapai?", Jawabannya melalui asesmen yang guru lakukan selama proses projek berlangsung yaitu bisa menggunakan observasi & catatan anekdot, jurnal refleksi murid, rubrik penilaian dan contoh lainnya seperti portofolio, presentasi, diskusi reflektif, dll. 

Berikut adalah contoh aktivitas merancang P5

  • Masalah: Bullying marak di lingkungan sekolah
  • Tema: Bhineka Tunggal Ika
  • Dimensi: Gotong royong, kreatif, bernalar kritis. 
  • Alokasi Waktu: 42 JP
  • Alur Projek: Temukan Bayangkan Lakukan Bagikan
  • Sistem Pelaksanaan: Sistem Mingguan
  • Tujuan Projek: Menumbuhkan rasa menghormati terhadap keanekaragaman budaya dengan mengenal dan mempromosikan budaya perdamaian & anti kekerasan, serta membangun dialog penuh hormat tentang keberagaman.

Ingat! Tidak semua P5 harus berbentuk produk. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun