Mohon tunggu...
Jihan Makailah
Jihan Makailah Mohon Tunggu... Lainnya - Kontributor Tulisan

Pendidikan, Politik, Science, Sosial, Edukasi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Apakah Supervisi Akademik Sama Dengan Observasi Kelas?, dan Bagaimana Tahapan Pelaksanaan Observasi E-Kinerja PMM?

22 Maret 2024   17:14 Diperbarui: 23 Maret 2024   07:35 1750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepervisi akademik merupakan salah satu tugas pokok kepala sekolah dengan serangkaian aktivitas yang bertujuan untuk memberikan dampak secara langsung pada guru melalui kegiatan pembinaan dengan memberi bantuan teknis kepada guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan profesionalitas guru dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Sedangkan observasi adalah aktivitas pengamatan oleh supervisor/penilai pada saat guru melaksanakan pembelajaran di kelas dengan tujuan mengambil data atau informasi secara objektif mengenai aspek pengembangan yang sudah disepakati.

Sesuai kurikulum merdeka dengan paradigma pembelajaran yang berpusat pada murid, maka kepala sekolah harus merubah mind set-nya dalam melaksanakan supervisi berbasis coaching dengan prinsip bahwa guru adalah mitra dan setara. Coaching sendiri merupakan proses pembinaan kepada seseorang yang bertujuan untuk membantu memberdayakan dengan memfasilitasi pembelajaran diri, pertumbuhan pribadi, dan perbaikan kinerja. Sebuah kegiatan supervisi akademik bercirikan:

  • Interaksi yang bersifat kemitraan
  • Sasaran supervisi berpusat pada strategi pembelajaran atau aspek pengajaran yang hendak dikembangkan oleh guru dan disepakati bersama antara guru dan supervisor
  • Siklus supervisi klinis: pra observasi, observasi kelas, pasca observasi
  • Instrumen observasi disesuaikan dengan kebutuhan
  • Objektivitas data observasi dilakukan bersama-sama melalui percakapan guru dan supervisor
  • Menghasilkan rencana perbaikan pengembangan diri
  • Merupakan kagiatan yang berkelanjutan

Siklus dalam supervisi klinis pada umumnya meliputi 3 tahap yakni Pra Observasi, Observasi, dan Pasca Observasi. Pada pra observasi dilakukan percakapan yang membangun hubungan antara guru dan supervisor (kepala sekolah) sebagai mitra dalam pengembangan kompetensi diri. Selanjutnya pada observasi dilakukan aktivitas kunjungan kelas oleh supervisor dan pasca observasi dilakukan percakapan supervisor dan guru terkait hasil data observasi, menganalisis data, umpan balik dan rencana pengembangan kompetensi yang bersifat reflektif dan bertujuan perbaikan ke depan. Motif pelaksanaan observasi kelas harus berawal dari kebutuhan pembelajaran murid dan kebutuhan pengembangan potensi guru serta pemahaman bahwa observasi ini dilakukan supervisor/kepala sekolah bersama-sama dengan guru. Jadi Observasi merupakan bagian dari supervisi.

Pada observasi kelas di PMM, guru dinilai menggunakan model supervisi akademik berbasis coaching melalui teknik observasi kelas dengan bertujuan untuk mendorong guru agar dapat mengembangkan diri dan memperbaiki kinerjanya.

1. Pra Observasi (Pertemuan Awal)

Kegiatan yang perlu dilakukan adalah:

  • Menciptakan suasana akrab dengan guru.
  • Membahas persiapan yang dibuat oleh guru dan membuat kesepakatan mengenai aspek yang menjadi fokus pengamatan.
  • Menyepakati instrumen observasi yang akan digunakan.

Pada tahap ini merupakan percakapan yang membangun hubungan antara guru dan kepala sekolah sebagai mitra dalam mengembangkan kompetensi diri. Guru dan kepala sekolah akan melakukan coaching sebelum observasi berlangsung dimana dalam pecakapan ini guru dan atasan akan membicarakan terkait fokus perilaku/aspek pengembangan yang akan dinilai, jadwal observasi dan hal lainnya terkait observasi. Untuk membahas persiapan yang dibuat oleh guru dan membuat kesepakatan mengenai aspek yang menjadi fokus pengamatan dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

  • Kepala sekolah menyampaikan tujuan besar supervisi dan tujuan dari percakapan awal.
  • Guru menyampaikan rencana pembelajaran dan aspek perilaku yang akan diobservasi.
  • Kepala sekolah dan guru menyepakati sasaran observasi, waktu observasi kelas.
  • Kepala sekolah menginformasikan bahwa ia akan mencatat kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru di kelas.

Selanjutnya kepala sekolah dapat menyepakati instrumen observasi yang akan digunakan guru berupa modul ajar/RPP, kemudian dalam laman kinerja PMM guru akan mengisi lembar pra observasi berdasarkan hasil percakapan dengan kepala sekolah.

2. Observasi (Pengamatan Pembelajaran)

Observasi dilakukan untuk mengamati proses pembelajaran secara utuh dengan kegiatan sebagai berikut:

  • Pengamatan difokuskan pada aspek yang telah disepakati
  • Menggunakan instrumen observasi
  • Disamping instrumen perlu dibuat catatan (fieldnotes)
  • Catatan observasi meliputi perilaku guru dan murid
  • Tidak mengganggu proses pembelajaran

Pada tahap ini guru akan diobservasi oleh atasan, menggunakan instrumen yang telah ditentukan sebelumnya dan fokus pada sasaran yang sudah disepakati, dengan tahapan sebagai berikut:

  • Kepala sekolah mengamati proses pembelajaran di kelas.
  • Kepala sekolah mencatat hal-hal yang dilakukan di kelas, misalnya yang sudah dilakukan tapi belum efektif, yang belum dilakukan dan yang sudah dilakukan dan efektif.
  • Kepala sekolah melakukan penilaian dengan netral, bebas  prasangka dan justifikasi, menggunakan mata pengamat.

3. Pasca Observasi (Pertemuan Balikan)

Pasca observasi harus dilakukan segera setelah observasi dengan kegiatan yang perlu dilakukan adalah:

  • Tanyakan bagaimana pendapat guru mengenai proses pembelajaran yang baru berlangsung.
  • Tunjukkan data hasil observasi (instrumen dan catatan) dan beri kesempatan guru mencermati dan menganalisisnya.
  • Diskusikan secara terbuka hasil observasi, terutama pada aspek yang telah disepakati dan berikan penguatan terhadap penampilan guru. Hindari kesan menyalahkan serta usahakan guru menemukan sendiri kekurangannya.
  • Diskusi dilakukan tidak di dalam kelas yang diamati tetapi beberapa saat setelah pengamatan pembelajaran selesai.
  • Menentukan tindak lanjut berdasarkan hasil diskusi.

Setelah observasi, maka guru dan kepala sekolah akan melakukan diskusi atau percakapan terkait hasil observasi, menganalisis hasil observasi, umpan balik dan recana pengembangan kompetensi. Percakapan ini bersifat reflektif untuk perbaikan pembelajaran. Percakapan pasca observasi ini juga dilakukan teknik coaching dengan tahapan sebagai berikut:

  • Menyampaikan tujuan percakapan dan hasil analisis data observasi pembelajaran ke guru.
  • Melakukan percakapan umpan balik.
  • Dalam percakapan kepala sekolah menemukan area pengembangan dan perbaikan diri yang hendak dilakukan kepada guru.
  • Melakukan percakapan perencanaan area pengembangan guru.
  • Melakukan percakapan rencana aksi pengembangan diri guru.

Kegiatan supervisi akademik tidaklah berhenti saat rangkaian supervisi klinis selesai. Dengan prinsip berkesinambungan dan memberdayakan, seorang supervisor meneruskan hasil dari tahapan pelaksanaan supervisi akademis dan klinis sebagai pijakan lanjutan bagi proses tindak lanjut yang meliputi refleksi, perencanaan pengembangan diri dan pengembangan proses pembelajaran. Kegiatan tindak lanjut dapat berupa kegiatan langsung atau tidak langsung seperti percakapan coaching, kegiatan kelompok kerja guru di sekolah, fasilitasi dan diskusi, serta kegiatan lainnya dimana para guru belajar dan memiliki ruang pengembangan diri lewat berbagai kegiatan misalnya Platform Merdeka Mengajar (PMM) dan sebagainya. Semua kegiatan ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan pengembangan diri untuk meningkatkan kompetensi.

Jadi setelah percakapan dengan kepala sekolah maka guru bisa melakukan tindak lanjut observasi kelas dengan atau berdasarkan hasil diskusi. Guru mengisi formulir tindak lanjut observasi kelas. Kemudian guru bisa mempelajari rekomendasi belajar di PMM atau pilihan belajar lainnya. Guru selanjutnya melakukan refleksi hasil belajarnya dengan mengisi formulir refleksi tindak lanjut di PMM. Dengan begitu proses observasi kelas dan atasan melakukan penilaian dari keseluruhan proses observasi kelas melalui supervisi akademik berbasis coaching dengan teknik observasi telah selesai terlaksana.

Seorang supervisor dengan paradigma berpikir seorang coach akan senantiasa menjadi mitra pengembangan diri para guru dan rekan sejawatnya demi mencapai tujuan pembelajaran yang berpihak pada murid. Percakapan-percakapan antara supervisor dan para guru senantiasa memberdayakan sehingga setiap guru dapat menemukan potensi dan kompetensi yang ada pada setiap individu.

Supervisi akademik menjadi bagian dalam perjalanan seorang pendidik menuju tujuan pembelajaran yang berpihak pada murid dan membawa setiap murid mencapai keselamatan dan kebahagiaan.

Sumber:

  • Kemdikbudristek. 2022. Modul 2: Praktik Pembelajaran yang Berpihak pada Murid, Modul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun