Sepervisi akademik merupakan salah satu tugas pokok kepala sekolah dengan serangkaian aktivitas yang bertujuan untuk memberikan dampak secara langsung pada guru melalui kegiatan pembinaan dengan memberi bantuan teknis kepada guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan profesionalitas guru dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Sedangkan observasi adalah aktivitas pengamatan oleh supervisor/penilai pada saat guru melaksanakan pembelajaran di kelas dengan tujuan mengambil data atau informasi secara objektif mengenai aspek pengembangan yang sudah disepakati.
Sesuai kurikulum merdeka dengan paradigma pembelajaran yang berpusat pada murid, maka kepala sekolah harus merubah mind set-nya dalam melaksanakan supervisi berbasis coaching dengan prinsip bahwa guru adalah mitra dan setara. Coaching sendiri merupakan proses pembinaan kepada seseorang yang bertujuan untuk membantu memberdayakan dengan memfasilitasi pembelajaran diri, pertumbuhan pribadi, dan perbaikan kinerja. Sebuah kegiatan supervisi akademik bercirikan:
- Interaksi yang bersifat kemitraan
- Sasaran supervisi berpusat pada strategi pembelajaran atau aspek pengajaran yang hendak dikembangkan oleh guru dan disepakati bersama antara guru dan supervisor
- Siklus supervisi klinis: pra observasi, observasi kelas, pasca observasi
- Instrumen observasi disesuaikan dengan kebutuhan
- Objektivitas data observasi dilakukan bersama-sama melalui percakapan guru dan supervisor
- Menghasilkan rencana perbaikan pengembangan diri
- Merupakan kagiatan yang berkelanjutan
Siklus dalam supervisi klinis pada umumnya meliputi 3 tahap yakni Pra Observasi, Observasi, dan Pasca Observasi. Pada pra observasi dilakukan percakapan yang membangun hubungan antara guru dan supervisor (kepala sekolah) sebagai mitra dalam pengembangan kompetensi diri. Selanjutnya pada observasi dilakukan aktivitas kunjungan kelas oleh supervisor dan pasca observasi dilakukan percakapan supervisor dan guru terkait hasil data observasi, menganalisis data, umpan balik dan rencana pengembangan kompetensi yang bersifat reflektif dan bertujuan perbaikan ke depan. Motif pelaksanaan observasi kelas harus berawal dari kebutuhan pembelajaran murid dan kebutuhan pengembangan potensi guru serta pemahaman bahwa observasi ini dilakukan supervisor/kepala sekolah bersama-sama dengan guru. Jadi Observasi merupakan bagian dari supervisi.
Pada observasi kelas di PMM, guru dinilai menggunakan model supervisi akademik berbasis coaching melalui teknik observasi kelas dengan bertujuan untuk mendorong guru agar dapat mengembangkan diri dan memperbaiki kinerjanya.
1. Pra Observasi (Pertemuan Awal)
Kegiatan yang perlu dilakukan adalah:
- Menciptakan suasana akrab dengan guru.
- Membahas persiapan yang dibuat oleh guru dan membuat kesepakatan mengenai aspek yang menjadi fokus pengamatan.
- Menyepakati instrumen observasi yang akan digunakan.
Pada tahap ini merupakan percakapan yang membangun hubungan antara guru dan kepala sekolah sebagai mitra dalam mengembangkan kompetensi diri. Guru dan kepala sekolah akan melakukan coaching sebelum observasi berlangsung dimana dalam pecakapan ini guru dan atasan akan membicarakan terkait fokus perilaku/aspek pengembangan yang akan dinilai, jadwal observasi dan hal lainnya terkait observasi. Untuk membahas persiapan yang dibuat oleh guru dan membuat kesepakatan mengenai aspek yang menjadi fokus pengamatan dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
- Kepala sekolah menyampaikan tujuan besar supervisi dan tujuan dari percakapan awal.
- Guru menyampaikan rencana pembelajaran dan aspek perilaku yang akan diobservasi.
- Kepala sekolah dan guru menyepakati sasaran observasi, waktu observasi kelas.
- Kepala sekolah menginformasikan bahwa ia akan mencatat kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru di kelas.
Selanjutnya kepala sekolah dapat menyepakati instrumen observasi yang akan digunakan guru berupa modul ajar/RPP, kemudian dalam laman kinerja PMM guru akan mengisi lembar pra observasi berdasarkan hasil percakapan dengan kepala sekolah.
2. Observasi (Pengamatan Pembelajaran)
Observasi dilakukan untuk mengamati proses pembelajaran secara utuh dengan kegiatan sebagai berikut:
- Pengamatan difokuskan pada aspek yang telah disepakati
- Menggunakan instrumen observasi
- Disamping instrumen perlu dibuat catatan (fieldnotes)
- Catatan observasi meliputi perilaku guru dan murid
- Tidak mengganggu proses pembelajaran
Pada tahap ini guru akan diobservasi oleh atasan, menggunakan instrumen yang telah ditentukan sebelumnya dan fokus pada sasaran yang sudah disepakati, dengan tahapan sebagai berikut:
- Kepala sekolah mengamati proses pembelajaran di kelas.
- Kepala sekolah mencatat hal-hal yang dilakukan di kelas, misalnya yang sudah dilakukan tapi belum efektif, yang belum dilakukan dan yang sudah dilakukan dan efektif.
- Kepala sekolah melakukan penilaian dengan netral, bebas  prasangka dan justifikasi, menggunakan mata pengamat.