Mohon tunggu...
Jihan Infatiha
Jihan Infatiha Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa PAI 2019 IAIN Jember
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Pendidikan Agama Islam A1

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Pendidikan Pragmatisme dan Tokoh-tokoh Aliran Pragmatisme

22 April 2020   19:17 Diperbarui: 22 April 2020   19:24 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A. Pengertian Filsafat Pendidikan Pragmatisme

Pragmatisme secara istilah berasal dari bahasa yunani yang berarti sebuah perbuatan atau tindakan seseorang. Kata Isme memiliki arti ajaran atau aliran. Jadi pragmatisme adalah ajaran yang menekankan bahwa pemikiran itumengikuti sebuah tindakan seseorang. 

Pragmatisme secara keseluruhan adalah aliran dalam filsafat yang berpandangan bahwa kriteria kebenaran sesuatu memiliki keguanaan bagi kehidupan yang nyata. Oleh karena itu kebenaran sifatnya menjadi relatif tidak mutlak.

Pragmatisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar adalah segala sesuatu yang terbukti, dengan melihat  akibat-akibat atau manfaat  hasilnya secara praktis. 

Dengan demikian, bukan kebenaran objektif dari pengetahuan yang penting melainkan kegunaan praktis pengetahuan kepada individu-individu.

Dasar dari pragmatisme adalah logika pengamatan, karena yang ditampilkan manusia dalam dunia nyata adalah fakta individual, konkret, dan terpisah satu sama lain. 

Dunia ditampilkan apa adanya dan perbedaan diterima begitu saja. Karena representasi realitas yang muncul di pikiran manusia selalu bersifat pribadi dan bukan merupakan fakta-fakta umum.

Ide menjadi benar ketika memiliki fungsi pelayanan dan kegunaan. Dengan demikian, filsafat pragmatisme tidak mau direpotkan dengan pertanyaan-pertanyaan seputar kebenaran, terlebih yang bersifat metafisik, sebagaimana yang dilakukan oleh kebanyakan filsafat Barat di dalam sejarah.
Persoalan yang muncul bermanfaat untuk siapa dan berguna untuk siapa? Dalam konteks ini, apa pribadi masing. 

Orang yang selalu mencari manfaat atau memanfaatkan orang lain itu adalah orang pragmatis. Sedangkan dalam konteks pendidikan. Pertama: semua pelajaran dan kurikulum diarahkan pada kegunaan masing-masing individu dan hafu memiliki manfaat praksia. Kedua: semua yang dilakukan harus berguna bagi lembaga pendidikan.

Orang pragmatis tidak melakukan apapun yang tidak berguna bagi diri dan lembaganya, karena baginya, sesuatu yang tidak berguna sebenarnya tidak benar..

Contoh lain, cari pacar agar dianter kemana-mana, pasti carinya yang punya sepeda atau mobil biar nganter karena nganter adalah manfaat yg ingin diraih. Kalau sudah tidak punya sepeda maka tidak ada manfaatnya. Dan sesuatu yg tidak bermanfaat itu tidak benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun