Mohon tunggu...
Jihan Infatiha
Jihan Infatiha Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa PAI 2019 IAIN Jember
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Pendidikan Agama Islam A1

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Materialisme Filsafat Pendidikan

16 April 2020   08:54 Diperbarui: 16 April 2020   11:06 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


A. Pengertian Materialisme
Materialisme adalah teori atau materi yang berada sendiri dan bergerak merupakan unsur-unsur yang membentuk alam, bahwa akal dan kesadaran termasuk didalam segala proses psychal merupakan mode materi tersebut dan dapat disederhanakan menjadi unsur-unsur fisik. Bahwa doktrin alam semesta dapat ditafsirkan dengan sains untuk menyajikan bentuk materealisme yang lebih tradisional. Pada akhir-akhir ini doktrin tersebut dijelaskan sebagai enegisme yang mengembalikan segala sesuatu kepada bentuk energi atau sebagai suatu bentuk dari positivisme yang memberi tekanan untuk sains dan mengingkari hal-hal seperti "Ultimate Nature of Reality" atau realitas yang paling tinggi. Dalam arti sempit materialisme teori yang mengatakan bahwa semua bentuk dapat diterangkan menurut hukum yang mengatur materi dan gerak. Materialisme berpendapat bahwa semua kejadian atau kondisi adalah akibat yang lazim atau bentuk-bentuk yang lebih tinggi hanya merupakan bentuk yang  komplek atau bentuk yang lebih rendah. Bentuk yang lebih tinggi tidak mengandung materi atau energi baru dan prinsip sains fisik adalah cukup untuk menerangkan segala hal yang terjadi atau ada.

Secara ontologis, materialisme berpandangan bahwa materi dulu baru ide. Materi adalah sesuatu yang ada, sedangkan yang tidak terlihat itu tidak ada. Begitu juga dengan alam ghaib baik roh, dan bahkan tuhan sekalipun itu tidak pernah terlihat.
Bagi materalisme, materi menjadi penentu kehidupan manusia, termasuk strata sosial. Kebanyakan kita atau sekitar kita selalu melihat rendah orang lain melalui standart materi yang dimiliki. Materialisma dalam berbagai dimensi selalu dipraktekkan oleh kita, contoh, kita selalu melihat orang cantik dari materi fisiknya. Bahkan cari pacarpun selalu materi fisiknya pertama kali yg dilihat, anehnya takdir dijadikan pembenar bagi penglihatan dan nafsu kita..

MATERIALISME merupakan  paham yang bersandar pada alam materi. Paham ini tidak meyakini alam ghaib sebagai pengatur kehidupan mamusia tetapi yang mengatur adalah materi.
Baginya, pendidikan yg berkualitas adalah pendidikan yang memiliki fasilitas yang wah, semakin bagus fasilitasnya maka semakin bagus pendidikannya. Disisi lain, berkualitasnya pendidikan dari seberapa mahal membayarnya, semakin maham biaya pendidikan maka semakin bagus pendidikannya. Trend inilah yang selalu berada dalam otak orang2 eropa, dan kebanyakan orang indonesia mengikutinya.

B. Pemikiran Tokoh-Tokoh Filsafat Pendidikan Materialisme
1.  Ludwig Feurbach
Berpendapat bahwa yang mutlak atau yang benar itu adalah materi dan materi itu ada pada manusia. Mana mungkin roh yang tidak nyata dijadikan sebagai acuan?. Jadi Materealisme benar-benar menggantungkan kebenaran pada materi yang ada pada manusia.
2. Demokritos
Mengembangkan pemikirannya tentang atom. Selain sebagai filosof Demokritos juga dikenal menguasai banyak keahlian namun sayangnya tidak ada yang tersimpan. Ada sekitar 300 kutipan tentang pemikiran demokritos di dalam sumber-sumber kuno sebagian besar berisi tentang etika.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun