Mohon tunggu...
Jihan Hafiz Ardiansyah
Jihan Hafiz Ardiansyah Mohon Tunggu... Auditor - mahasiswa

saya gemar sekali dengan dunia traveling dan mempunyai impian untuk keliling nusantara

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Bahasa Unik Desa Pegiringan Pemalang

9 Mei 2023   21:00 Diperbarui: 9 Mei 2023   21:01 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

BAHASA UNIK DESA PEGIRINGAN PEMALANG 

Indonesia adalah negara dengan banyak budaya yang berbeda dari Sabang sampai Merauke. Budaya terdiri dari banyak elemen yang kompleks, termasuk sistem agama, politik, bahasa, adat istiadat, pakaian, bangunan, dan karya seni. 

Salah satu budaya yang lahir dari  komunikasi adalah bahasa. Bahasa tidak lahir tanpa interaksi manusia. Bahasa merupakan  bagian integral dari kehidupan manusia. Bahasa adalah  cara seseorang  berkomunikasi secara sosial berupa lambang-lambang bunyi ucapan manusia untuk mencapai suatu tujuan.
 
Ada banyak ragam bahasa di Indonesia yang semuanya memiliki latar belakang sejarah dan perkembangan yang panjang. Setiap daerah memiliki kekhasan tersendiri dalam  bahasa yang digunakan. Bahkan, bahasa yang digunakan di satu daerah juga memiliki beberapa gaya aksen. Di Provinsi Jawa Tengah bagian barat terdapat bahasa unik yang  sudah dikenal banyak orang sejak lama, yaitu dialek Ngapak.  

Dialek Ngapak adalah dialek Jawa yang digunakan oleh masyarakat Jawa Barat. Ini meliputi Banyumas, Cilacap, Tegal, Brebes, Purbalingga, Kebumen, Banjarnegara, Pemalang. 

Dialek  Ngapak dapat dikenali dari  huruf “a” di akhir pengucapannya. Berbeda dalam pengucapan. Ini berbeda dalam pengucapan kata-kata berakhiran O dibandingkan dengan orang Yogyakarta atau Solo. Dalam sejarah Banyumas, nenek moyang orang Banyumas berasal dari daerah Kutai Kalimantan dan berpindah ke pulau Jawa. 

Mereka masuk melalui Cirebon kemudian sampai di beberapa daerah seperti Gunung Ciremai, lereng Gunung Slamet dan tepian Sungai Serayu. Mereka yang tinggal di lereng Gunung Slamet dan sepanjang Sungai Serayu kemudian mendirikan kerajaan kuno  bernama Galuh, yang wilayahnya meliputi Indramayu, Cirebon, Brebes, Tegal, Pemalang, Banyumas, Bumiayu, Purbalingga, Cilacap, Banjarnegara, Kedu, dan Kebumen. 

Kerajaan Galuh mendahului Mataram Kuno dalam sejarahnya, namun setelah beberapa periode, kerajaan Galuh Kuno berada di bawah kekuasaan Mataram. Namun wilayah Galuh Purba tidak serta merta berada di bawah kekuasaan Mataram, karena kerajaan Galuh memiliki otonomi tersendiri. Wilayah yang agak jauh dari pusat kerajaan dianggap sebagai penyebab bahasa Ngapak bertahan sebagai budaya asli, karena bebas dari pengaruh politik kerajaan.

Kabupaten Pemalang merupakan salah satu daerah yang berbasis bahasa Ngapak. Terletak di lereng Gunung Slamet hingga  di pantai utara Jawa, Kabupaten Pemalang menawarkan banyak keragaman dan keunikan. 

Ada satu desa di Kabupaten Pemalang yang memiliki keunikan pengucapan bahasa Ngapak yaitu Desa Pegiringan. Terletak di kecamatan Bantarbolang, desa ini merupakan salah satu desa yang memiliki banyak keunikan bahasa daerah yang sulit ditemukan di daerah lain. Hampir 90% keseharian masyarakat Pegiringan menggunakan bahasa desa (lokal). 

Biasanya pengucapan dialek Ngapak diakhiri dengan "a", misalnya "Sapa" (yang), namun di desa Pegiringan, dialek Ngapak diakhiri dengan "e". Misalnya “Sapa” (siapa), “Kelape” (kelapa). 

Bahasa Ngapak di desa Pegiringan sangat berbeda dengan kebanyakan desa di Pemalang. Dialek Pegiringan asli memiliki nilai sejarah yang tinggi. Akhiran "E" dalam pengucapan setiap  kata/kalimat  sama  dengan akhiran "E" dalam bahasa Melayu. 

Hal ini  yang membedakan desa Pegiringan  dengan desa lainnya di wilayah Ngapak dengan perbedaan yang cukup signifikan. Namun hal itu tidak terlalu mengurangi keunikan logat Ngapak.

Keanekaragaman bahasa daerah merupakan  anugerah Tuhan yang harus kita syukuri,  jaga dan lestarikan sebagai kekayaan yang tidak berwujud. Bahasa daerah desa Pegiringan mungkin menjadi ciri khas yang membedakannya dengan daerah lain. P

erbedaan diciptakan agar masyarakat saling menghargai, menjadi ajang persatuan bangsa, bukan mempermalukan. Semua bahasa memiliki keistimewaan masing-masing untuk setiap suku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun