Mohon tunggu...
Jihan FauziahAzZahra
Jihan FauziahAzZahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang mulai tertarik dengan menulis terutama mengenai isu perempuan, anak dan gender.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kampus Mengajar 3 sebagai Upaya Atasi Loss Learning di SDN 2 Padasuka, Cikajang

8 November 2022   15:00 Diperbarui: 8 November 2022   15:00 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua tahun lamanya kira-kira pandemi covid-19 berada di Indonesia, hampir semua sektor kehidupan mulai dari ekonomi, sosial, budaya, politik terkena dampak, tak terkecuali bidang pendidikan. Pendidikan harus dilakukan dengan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang dalam pelaksanaannya tidaklah mudah ada berbagai macam hambatan/kendala mulai dari kendala yang berkaitan dengan aktivitas belajar, kendala yang berkaitan dengan teknologi, serta kendala pribadi dan lingkungan siswa.

Kendala pertama yang berkaitan dengan aktivitas belajar melibatkan kurangnya pemahaman materi, pembelajaran tidak efektif dan kurang interaktif, waktu pelaksanaan belajar tidak sesuai jadwal, dan kesulitan mengakses sumber belajar. Kedua, kendala yang berkaitan dengan teknologi ini meliputi jaringan internet, kuota internet, dan perangkat belajar. 

Tanpa sarana dan prasarana TIK, pelaksanaan PJJ akan banyak mengalami kendala.Jaringan internet juga menjadi kendala dalam PJJ karena belum meratanya jaringan internet di seluruh Indonesia. Ketiga, kendala pribadi dan lingkungan. 

Kendala yang berkenaan dengan pribadi siswa dan lingkungan yang digunakan untuk melaksanakan PJJ meliputi lingkungan belajar tidak kondusif, kurang motivasi, tidak fokus, gangguan kesehatan, dan besaran biaya yang harus dikeluarkan. Hal ini berdampak pada penurunan motivasi belajar karena kelas daring membutuhkan kemandirian yang tinggi dan kemampuan belajar sendiri. Motivasi dari diri mahasiswa menjadi faktor penentu kesuksesan proses belajar (Cerelia et al., 2021).

Pada tahun ajaran baru ini kondisi sudah mulai membaik, pemerintah telah melonggarkan beberapa aturan, seperti pelaksanaan pembelajaran yang sudah bisa dilaksanakan secara tatap muka terbatas. Namun dampak yang diakibatkan adanya PJJ masih terasa,yaitu adanya learning loss. Learning loss merupakan suatu kondisi yang dialami oleh siswa yang kehilangan pengetahuan dan keterampilan serta menyebabkan siswa mengalami kemunduran secara akademis. 

Hal tersebut dikarenakan terjadinya kesenjangan yang berkepanjangan atau keberlangsungan proses pembelajaran yang tidak berjalan secara maksimal. Tidak maksimalnya proses pembelajaran ini juga berakibat pada hasil informasi yang didapatkan siswa dan hasil belajar siswa yang juga tidak maksimal. Sehingga, fenomena learning loss akan dapat berdampak pada menurunnya kualitas sumber daya manusia yang akan lahir di tahun-tahun selama pandemi Covid-19 (Maulyda et al., 2021 dikutip dari Meilia, A.T; Erlangga, 2022).  

Untuk membantu mengatasi permasalahan yang dialami para guru di sekolah, Mentri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, yaitu Bapak Nadiem Anwar Makarim kembali membuka program Kampus Mengajar Angkatan 3 yang termasuk dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). 

Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) merupakan program lanjutan dari konsep Merdeka-Belajar yang memberikan kemerdekaan dan keleluasaan lembaga pendidikan dalam mengeksplorasi secara maksimal kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh mahasiswa (Mustaghfiroh, 2020). Dan Program Kampus Mengajar sendiri merupakan bagian dari Kampus Merdeka yang melibatkan mahasiswa di setiap kampus dari berbagai latar belakang pendidikan untuk membantu kegiatan belajar mengajar di sekolah, khususnya pada jenjang Sekolah Dasar. 

Dengan kata lain, program Kampus Mengajar merupakan representasi dari tujuan Kampus Merdeka dengan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar dan mengembangkan diri melalui aktivitas di luar kelas perkuliahan. (Kemendikbud, 2021). Dalam Kampus Mengajar Angkatan 3 ini mahasiswa berfokus dalam membantu meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi siswa, membantu administrasi sekolah baik guru dan kepala sekolah, serta membantu dalam adaptasi teknologi.

Salah satu sekolah sasaran program Kampus Mengajar 3 ini adalah SDN 2 Padasuka yang berlokasi di Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Adapun mahasiswa yang ditugaskan di SDN 2 Padasuka ada 4 orang mahasiswa, yaitu Jihan Fauziah Az-Zahra dari Universitas Pendidika Indonesia Kampus Cibiru denga latar belakang prodi PGSD, Triyana Dewi Elwinda dari Institut Pendidikan Indonesia (IPI) Garut prodi PPKN, Siti Hajar Maesaroh dari Uniuversitas Garut prodi Pendidikan Agama Islam (PAI), dan Neng Pipih Lutpiah dari International Women University (IWU) prodi Administrasi Bisnis. 

Dalam masa penugasan kami memiliki beberapa program, yaitu : 1) peningkatan literasi dan numerasi siswa yang dilakukan dengan membantu guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran, 2) membuat pojok baca untuk meningkatkna literasi siswa, 3) mengadakan seminar mini bertajuk “ Peningkatan Kompetensi Profesional Calon Guru Merdeka”, 4) membantu administrasi guru dan kepala sekolah, 5) membantu adaptasi teknologi

Sesuai sasaran program kampus mengajar saya dan teman-teman harus membantu penguatan literasi dan numerasi yang artinya harus membantu mengajar di dalam kelas. Sesuai dengan kesepakatan karena tidak semua mahasiswa berasal dari prodi pendidikan maka dalam mengajar ini dibagi ke dalam 2 kelompok yang 1 kelompoknya berisi 2 mahasiswa. 

Dalam proses mengajar terkadang kami didampingi oleh guru kelas, namun terkadang tidak didampingi. Untuk teknis pembagian kelas di awal kami tidak mengadakan jadwal tetap, namun kami hanya melihat kelas mana yang membutuhkan bantuan, tapi akhirnya saat program sudah berjalan beberapa minggu ada guru yang mengusulkan agar dibuat jadwal. 

Maka akhirnya setelah itu kami membuat jadwal, yang mana 1 kelompok mengajar di kelas 5 ( ini bersifat wajib karena kami memfokuskan kelas 5 supaya dapat melihat perkembangan sebelumdan sesudah adanya program kampus mengajar) kemudian 1 kelompok lagi akan mengajar di kelas yang tertera pada jadwal/membutuhkan bantuan.

Beberapa upaya yang telah saya dan teman-teman lakukan untuk peningkatan numerasi, yang pertama untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam operasi hitung perkalian saya mengajarkan metode jarimatika untuk perkalian 6-9, hal tersebut berdampak cukup baik, siswa jadi mampu melakukan perkalian lebih cepat, kemudian untuk perkalian yang lebih besar seperti puluhan atau ratusan saya menggunakan metode perkalian garis yang berasal dari Jepang. 

Sebenarnya penerapan metode ini baik dilakukan, namun terkadang siswa lupa karena metode mengalikan puluhan dengan puluhan berbeda dengan puluhan dengan ratusan, metode ini baik diterapkan pada siswa yang memiliki daya ingat cukup tinggi. Sedangkan untuk pembagian saya mengajarkan metode polynomial. 

Kemudian saya dan rekan-rekan juga kerap memberikan kuis sebelum pulang, sebenarnya materi kuis adalah pelajaran secara umum namun saya memperbanyak mengenai perkalian dan pembagian.Selain pada para siswa kami juga ingin meningkatkan literasi numerasi para guru, maka dari itu kami mengadakan seminar mengenai metode perkalian dan pembagian untuk meningkatkan nalar siswa yang pematerinya langsung oleh DPL kami, Bapak Nurdin Muhamad, M.Pd.

Bantuan administrasi merupakan salah satu tantangan bagi kami karena pada awal program saya dan rekan-rekan kurang memahami mengani administrasi sekolah sehingga saat penugasan kami juga sekaligus belajar bersama guru-guru dan setelah diajari biasanya kami langsung praktek membantu administrasi. Selama berlangsungnya program cukup banyak administrasi yang kami bantu seperti pengisian absensi siswa, pembuatan soal PTS, membantu mengoreksi dan rekapitulasi nilai siswa, dan yang paling akhir adalah membantu pengisian raport siswa.

Dalam hal membantu adaptasi teknologi hal pertama yang saya dan rekan lakukan adalah pelaksanaan AKM kelas yang berbasis windows maupun android, kemudian selanjutnya barulah diterapkan dalam pembelajara seperti mengadakan sesi menonton bersama atau membuat media pembelajaran digital.

Saya dan rekan juga mengingikan guru-guru di SDN 2 Padasuka bisa melek teknologi, maka kami mengadakan seminar mengenai pemanfaatan aplikasi Canva untuk membuat perangkat pembelajaran. Dan bantuan adaptasi teknologi terakhir yang kami berikan berupa pengisian raport secara digital dan pembuatan poster untuk acara perpisahan.

Demikianlah program-program yang saya dan rekan laksanakan selama mengikuti program Kampus Mengajar 3 di SDN 2 Padasuka sebagai upaya untuk mengatasi efek learning loss selama pembelajaran jarak jauh. 

Memang masih banyak kekurangan yang kami lakukan, namun kami sangat bersyukur pihak sekolah, orang tua dan siswa mampu menerima dan menghargai usaha yang kami lakukan dan selama berjalannya program bisa bekerja sama dengan baik sehingga kesulitan yang dihadapi selama masa penugasan bisa terlewati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun