Mohon tunggu...
Jihan Fauziah
Jihan Fauziah Mohon Tunggu... Pengacara - @jurnaljihan

Lawyer yang punya Personal Blog https://jurnaljihan.com IG : @jurnaljihan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pentingnya Mendaftarkan Merek untuk Perkuat Branding

20 Desember 2021   21:57 Diperbarui: 20 Desember 2021   22:18 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Merek merupakan salah satu aspek hukum bisnis yang sangat penting untuk diperhatikan. Terlebih untuk pelaku bisnis yang sedang membangun branding. Kata branding, belakangan mulai popular untuk menguatkan suatu produk atau jasa agar tertancap di benak manusia.

Apakah kamu juga sedang membangun branding untuk suatu produk atau jasamu? Ilmu branding apa saja yang sudah pernah kamu pelajari? Pembuatan logo? Penulisan copy writing? Atau sederet ilmu marketing untuk mempertajam identitas produk atau jasamu?

Tau nggak sih, branding yang kamu bangun akan menjadi sia-sia kaluu kamu nggak mendaftarkan brand kamu sebagai hak merk di Dirjen Hak Kekayaan Intelektual (Dirjen HKI)? Udah belajar capek-capek, bakar uang habis-habisan, memakan waktu bertahun-tahun hanya untuk mengenalkan suatu brand, tapi ternyata nama brand itu bukan hak milikmu. Gimana?

Sakitnya emang disini. Aku nggak lagi nakut-nakutin, loh. Banyak kejadian kaya gitu. Udah bangun brand tapi nggak mendaftarkan nama brand itu di Dirjen HKI. Akhirnya harus re-branding atau membayar insentif kepada pihak lain untuk memiliki brand tersebut.

Merek Bukan Paten

Salah kaprah kalau ada orang yang bilang, "Mbak, aku mau patenkan merek." Terus aku harus bagaimana? Jujur, aku bingung merespon kalimat itu. Karena paten itu paten dan merek itu merek. Paten dan merek tidak sama. Tapi keduanya merupakan bagian dari Hak Kekayan Intelektual yang harus dijaga.

Ada tujuh macam Hak Kekayaan Intelektual yang harus dilindungi sebagai intangible asset. Antara lain yaitu :

  • Hak Cipta
  • Merek dan Indikasi Geografis
  • Paten
  • Desain Industri
  • Rahasia Dagang
  • Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
  • Perlindungan Varietas Tanaman

Merek sendiri diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis, sedangkan Paten diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 tentang Paten. Oke, artikel ini focus tentang merek ya.

Jadi, menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis yang dimaksud merek merupakan tanda yang ditampilkan secara grafis, berupa gambar, logo, nama, kata, huruf, angka, maupun susunan warna untuk membedakan dengan produk yang lain.

Beda sama Paten yang menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 tentang Paten mengartikan paten sebagai hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi. Semacam penemuan teknologi terbarukan gitu, lah.

Kalau mau daftarkan brand, yang tepat itu mendaftarkan hak merek bukan paten. Kalau dalam bisni coffee shop kamu ada semacam tehnik pembuatan kopi yang mengandung teknologi terbarukan bisa didaftarkan sebagai paten. Benar-benar inovasi terbarukan, loh ya!

Masalah Merek

Persepsi kita tentang merek udah sama kan ya. Karena artikel ini focus tentang merek aja, untuk jenis Hak Kekayaan Intelektual yang lain aku skip dulu ya pembahasannya. Udah kegambar kan, tentang merek di benak kalian?

Edukasi tentang merek sebagai aspek dalam hukum bisnis memang sedang gencar dilaksanakan seiring dengan maraknya ilmu branding yang berhamburan. Agar penjelasanku di atas mudah kalian bayangkan, aku kasih contoh aja ya beberapa kasus merek yang sempat viral beberapa waktu lalu.

Contoh kasus geprek bensu. Aku ulangi dikit ceritanya yang versi putusan pengadilan ya. Jadi awalnya, Beny Sudjono mengajak Rubben Onsu bekerja sama menjadi brand ambassador I'm Bensu. Ruben setuju, dengan syarat ada orangnya dia yang ditempatkan di bagian masak.

Singkat cerita, beberapa bulan kemudian si tukang masak dan Ruben mundur dari I'm Bensu dan membuka sendiri restoran yang sama dengan nama Gebrek Bensu. Logonya sekilas hamper sama. Karena nggak terima, si Beny melayangkan somasi pada Ruben Onsu.

Somasi nggak direspon, berujunglah gugatan yang dimenangkan oleh Beny Sudjono. Meskipun Bensu udah dikenal banget identik dengan Ruben Onsu, tapi tetap menang Beny Sudjono karena secara hukum, kata Bensu itu milik Beny Sudjono. Kok bisa?

Merek Harus Didaftarkan

Bisa dong! Indonesia itu, hukum mereknya menganut siapa cepat dia dapat. Jadi, siapa yang mendaftarkan merek itu lebih dulu ya dia sebagai pemiliknya. Nama bensu dengan pemilik Ruben Onsu, sudah terdaftar sebenarnya tapi di kelas yang tidak sesuai dengan produk yang diperdagangkan.

Sedangkan bensu atas nama Beny Sudjono, kelasnya sesuai dan didaftarkan lebih dulu. Makannya kalau udah punya brand, yang tertata cantik ya segera didaftarkan dari pada dicaplok orang. Pendaftaran merek sendiri harus sesuai kelas-kelasnya.

Proses menunggu status sampai terdaftar itu memakan waktu dua tahun. Setelah mendaftarkan, ada dua kemungkinan yaitu ditolak dan diterima. Kalaupun ditolak, uang panjar yang dibayarkan nggak bisa kembali. Kalau diterima ya Alhamdulillah, lah ya. Disinilah sebenarnya peran konsultan untuk membantu teman-teman sekalian, menentukan kelas yang sesuai untuk pendaftaran merek.

Setelah Terdaftar Haknya Siapa?

Setelah terdaftar ya haknya yang mendaftar dong. Siapa yang mendaftar? Perusahaan atau perorangan? Jangka waktu kepemilikan merek ini 10 tahun. Bisa diperpanjang untuk selanjutnya. Kalau ada orang yang pakai merek kita, bisa kita yang gugat ganti rugi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun