Mohon tunggu...
jihan fadilla
jihan fadilla Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswi Unj

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Buah Pemikiran Zygmunt Bauman

18 Oktober 2022   22:17 Diperbarui: 18 Oktober 2022   22:41 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Zygmunt merupakan seorang teoretis kritis dan sosiolog yang berasal dari Polandia. Ia adalah seorang pemikir kritis yang melewati tiga masa peradaban dunia, yaitu masa Holokaust, Modernisme dan Postmodernisme, serta menjadi tokoh Eropa yang paling berpengaruh di bidang sosiologi.Zygmunt Bauman lahir di Polandia sembilan puluh tujuh tahun silam. 

Ia mengawali karirnya di Universitas Warsawa. Dalam perjalanan hidupnya karya-karya yang ia buat pernah disensor pada tahun 1968 dan diberhentikan dari universitas.

Zygmunt membangun kembali karirnya di Kanada, Amerika, Australia, dan yang terakhir ia menjadi profesor pada tahun 1971. Semasa perjalanan karirnya ia memiliki beberapa karya besar seperti Modernity and Ambivalence (Bauman, 1991), Modernity and the Holocaust (Bauman, 1993)  adalah karya seorang modernis, sementara karyanya seperti Postmodern Ethics dan Life in Fragments: Essay in Postmodern Morality (Bauman, 1995) adalah karya yang menunjukan bahwa ia pun seorang postmodernis.

Kali ini kita akan membahas mengenai beberapa buah pemikiran Zygmunt

Liquid Modernity

Pasca meletusnya PD II, Zygmunt mengamati bahwa konteks kehidupan masyarakat mengalami dinamika. Arus kuat yang menyebabkan dinamika ini adalah adanya intervensi globalisasi. 

Lahirnya percik pemikiran mode "modernitas baru" disebabkan oleh pandangan bahwa negara dan sistem sosial kaku yang menjadi ciri khas "modernitas lama" adalah akar penderitaan manusia dan masyarakat. Pada saat yang sama, individu menjadi semakin apatis terhadap segala implikasi dari sistem ideologi dan pemerintahan. 

Sikap apatis inilah yang menjadi penyebab masyarakat tidak ikut larut pada "modernitas padat" (solid modernity), melainkan bersikap liberal dalam memasuki era "modernitas cair" (liquid modernity), yang diasumsikan sebagai sebuah pola baru yang membawa kemajuan---sama-sama "modern"

Modernitas berusaha menyatakan totalitas atas segala bentuk kehidupan manusia. Hal inilah topeng modernitas yang ingin diungkapkan oleh Zygmunt Bauman

Struktur dan Anti-Struktur

Zygmunt memandang bahwa terdapat dua bentuk masyarakat yang berbeda dengan kekhasan yang saling mewakilkan satu sama lain. 

Dua bentuk masyarakat tersebut dikenal sebagai struktur yang terdiri dari masyarakat atau sosialisasi dan anti-struktur yang terdiri dari komunitas dan sosialitas.

  • Struktur, memiliki ciri heterogenitas, tidak setara, perbedaan kelas, dan adanya sistem nomenklatur. Ciri tersebut menimbulkan klasifikasi dan diferensiasi yang memicu adanya dua kelas atau kelompok di masyarakat yaitu kelompok elite dan massa. Adanya sosialisasi dalam struktur berguna sebagai alat untuk membuat moralitas menjadi rasional.
  • Anti-Struktur, berlawanan dengan struktur, anti-struktur memiliki ciri homogenitas, memiliki kesetaraan, tidak adanya status dan anonim yang diartikan sebagai keadaan tanpa kepentingan ataupun tujuan.

Kehidupan yang Ambivalen

Ambivalensi adalah sebuah produk istimewa modernitas, namun postmodernisme menawarkan paling tidak kemungkinan penanggulangan masalah itu dengan hanya menerima dan belajar untuk hidup dengan ambivalensi. 

Zygmunt berpandangan bahwa kehidupan manusia bersifat ambivalen di mana tidak ada nilai mutlak.

Dalam ambivalen terjadi proses pengklasifikasian baik secara menyeluruh maupun sebagian. Penglasifikasian ini terjadi dengan cara koersi.

Dalam salah satu karyanya Zygmunt berusaha membongkar penyamaran moral yang dianut sekedar sebagai topeng keteraturan. Kenyataannya, kehidupan begitu beragam sehingga tidak mungkin ditata dengan satu moral yang rasional dan universal.

The Stranger

Pada masyarakat modern orang asing masuk dalam kategori buangan dari modernitas. Stranger bukanlah kawan atau lawan melainkan terletak pada zona antara. 

Pada akhirnya stranger dianggap sebagai ancaman bagi struktur yang ada. Adanya stranger dalan tatanan atau struktur memberi tanda bahwa telah berakhirnya normalitas dan stabilitas dari suatu masyarakat.

Kekuasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

IPTEK merupakan hasil dari rasionalitas yang merupakan elemen fundamental dalam modernitas. Teknologi membuat manusia sanggup mendominasi, mengontrol sekaligus menjadikan manusia sebagai objek teknologi itu sendiri. 

Zygmunt memandang bahwa teknologi menghasilan ruang ruang bagi homo ludens, homo economicus, dan homo sentimentalis.

Masyarakat modern memiliki ikon utama produksi dan konsumsi sebagai proses pembentukan citra. Dalam proses penentuan "gaya hidup" digunakan iklan sebagai sumber utama proses penentuannya. Iklan diproduksi untuk mendorong individu mengikuti produk yang diiklankan.

Iklan yang terdapat di masyarakat berguna sebagai cara untuk menciptakan keinginan konsumen yang menyebabkan mereka mengkonsumsi produk tertentu untuk tujuan membangun citra dari produk yang dibelinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun