Mohon tunggu...
Jihan DwiAriyani
Jihan DwiAriyani Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa S1 PWK Universitas Jember
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

191910501009

Selanjutnya

Tutup

Nature

Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Tidur

30 Maret 2020   10:43 Diperbarui: 7 April 2020   22:19 1597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sorgum dikenal sebagai tanaman yang mampun tumbuh di lahan kritis dan tanaman ini merupakan tanamna multifungsi sehingga manfaatnya tidak hanya sebagai tanamna pangan namun juga bisa dijadikan sebagai pakan ternak dan penghasil bioenergi. Penanaman sorgum bisa dijadikan pilihan sebagai salah satu upaya untuk memanfaatkan lahan tidur karena tanaman ini dapat dipanen tiga kali dengan usia tanam 55 hari. Tanaman sorgum menjadi alternative pilihan yang di tanam di beberapa wilayah di Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Sejak zaman Orde Baru, lahan tidur dipaksa untuk digunakan sebagai jalan untuk mencegah terjadinya krisis pangan. Hal tersebut berlaku di bawah Hukum Dasar Agraria bahawa suatu lahan harus dikelola dengan produktif sebagai bagian dari fungsi sosialnya, entah di bawah hak sewa maupun hak milik.

Untuk pemanfaatan lahan rawa bisa diolah dengan membuat saluran drainase agar tidak tergenang. Pengolahan tanah bisa dilakukan sedalam kurang lebih 30 cm kemudian digemburkan dan dibersihkan dari sisa -- sisa tanaman. Selain lahan rawa, yang bisa dimanfaatkan adalah lahan tadah hujan. Lahan ini memang sangat tergantung dengan air hujan untuk kegiatan pertanian, namun jika dibangun embung atau penggunaan pompa dan teknologi lain tentu dapat dimanfaatkan sebagai lahan yang produktif. Indonesia memiliki potensi lahan tadah hujan yang belum dimanfaatkan secara optimal seluas 4 juta hektar dan ini tidak. Tentu ini menjadi peluang yang besar untuk meningkatkan produksi pangan nasional Indonesia.

Lahan tidur yang perlu juga untuk dimanfaatkan adalah pekarangan rumah. Lahan pekarangan bisa ditanami dengan tanaman yang berkualitas dan memiliki umur panen yang pendek seperti sayuran sehingga mampu menghasilkan bahan pangan. Dengan sentuhan bisnis, pemanfaatan lahan pekarangan ini juga bisa menambah pendapatan keluarga. Berbagai cara bisa dilakukan, seperti budidaya secara organik, hidroponik, vertikultur, dan tabulampot.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun