Sorgum dikenal sebagai tanaman yang mampun tumbuh di lahan kritis dan tanaman ini merupakan tanamna multifungsi sehingga manfaatnya tidak hanya sebagai tanamna pangan namun juga bisa dijadikan sebagai pakan ternak dan penghasil bioenergi. Penanaman sorgum bisa dijadikan pilihan sebagai salah satu upaya untuk memanfaatkan lahan tidur karena tanaman ini dapat dipanen tiga kali dengan usia tanam 55 hari. Tanaman sorgum menjadi alternative pilihan yang di tanam di beberapa wilayah di Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Sejak zaman Orde Baru, lahan tidur dipaksa untuk digunakan sebagai jalan untuk mencegah terjadinya krisis pangan. Hal tersebut berlaku di bawah Hukum Dasar Agraria bahawa suatu lahan harus dikelola dengan produktif sebagai bagian dari fungsi sosialnya, entah di bawah hak sewa maupun hak milik.
Untuk pemanfaatan lahan rawa bisa diolah dengan membuat saluran drainase agar tidak tergenang. Pengolahan tanah bisa dilakukan sedalam kurang lebih 30 cm kemudian digemburkan dan dibersihkan dari sisa -- sisa tanaman. Selain lahan rawa, yang bisa dimanfaatkan adalah lahan tadah hujan. Lahan ini memang sangat tergantung dengan air hujan untuk kegiatan pertanian, namun jika dibangun embung atau penggunaan pompa dan teknologi lain tentu dapat dimanfaatkan sebagai lahan yang produktif. Indonesia memiliki potensi lahan tadah hujan yang belum dimanfaatkan secara optimal seluas 4 juta hektar dan ini tidak. Tentu ini menjadi peluang yang besar untuk meningkatkan produksi pangan nasional Indonesia.
Lahan tidur yang perlu juga untuk dimanfaatkan adalah pekarangan rumah. Lahan pekarangan bisa ditanami dengan tanaman yang berkualitas dan memiliki umur panen yang pendek seperti sayuran sehingga mampu menghasilkan bahan pangan. Dengan sentuhan bisnis, pemanfaatan lahan pekarangan ini juga bisa menambah pendapatan keluarga. Berbagai cara bisa dilakukan, seperti budidaya secara organik, hidroponik, vertikultur, dan tabulampot.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H