Bukan cinta pandang pertama
Tak sanggup ku menahan laju angin
Ketika ia berhembus mengusik isi batin
 Yang begitu lama kosong dan miskin
Dari cinta dan rindu yang lain
Ketika gelombang cinta menerjang
Menghancurkan tembok hati yang mengekang
Maka rindupun berteriak dengan sayang
Untuk kebebasan cinta yang gemilang
Bukan cinta pandang pertamaÂ
Tapi entah mengapa dia yang pertama
Mengusik hati yang tertidur
Memecah lamunan yang ngelantur
Bukan cinta pandang pertama
Tapi entah mengapa dia yang pertama
Dalam setiap kata yang terucap
Dalam setiap puisi yang tertancap
Cinta tumbuh bersama cahaya senja
Meninggi dan bersemi tanpa kusengaja
Senyum manis yang begitu bersahaja
Mampu meruntuhkan kesombongan adiraja
Rindu mengalir bersama rintik hujan
Membasuh jiwa yang melara kerinduan
Sinar matamu yang begitu menawan
Mampu menghilangkan setiap keraguan
Bukan cinta pandang pertama
Tapi sosokmu telah begitu lama
Terukir indah di taman seroja
Hingga hati ingin selalu bermanja
Bukan cinta pandang pertama
Tapi wajahmu telah begitu lama
Terpatri indah di dasar jiwa
Menggantikan ego dan jumawa
Laksana rayap yang mencari pelita
Kubiarkan diri terbakar panasnya
Laksana semut yang mencari gula
Kubiarkan diri karam didalamnya
@habibyunus 7 Januari 2022 Medan
Penulis: habib yunus ( ig@habibyunus )
Editor:awanch
Like and subscribe ya...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H