Mohon tunggu...
Jihan Aqiilah Rahmadani
Jihan Aqiilah Rahmadani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswi yang cenderung biasa saja namun senang mempelajari banyak hal

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Apa Itu BPA dan Bahayanya bagi Tubuh Kita

24 Juni 2022   19:18 Diperbarui: 23 September 2022   07:35 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin kita sudah tidak asing dengan istilah BPA-Free. Banyak produk alat makan plastik yang beredar di pasaran mengklaim bahwa produk yang dijual tersebut bebas BPA. Begitu pula dengan produk makanan dengan kemasan plastik, terutama produk minuman dalam kemasan, yang menyertakan label BPA-Free. 

Walaupun sudah tidak asing, mungkin masih banyak yang belum paham kenapa produk-produk tersebut harus bebas dari BPA. Memangnya apa saja Bahaya yang dapat ditimbulkan oleh BPA?

BPA atau Bisphenol-a merupakan senyawa kimia tidak larut air yang digunakan dalam pembuatan resin epoksi dan plastik polikarbonat. Resin epoksi umum ditemukan dalam kemasan kaleng sedangkan polikarbonat merupakan bahan baku pembuatan wadah plastik untuk penyimpanan makanan. Penggunaan BPA bertujuan agar kemasan tidak mudah hancur. Label BPA-free berarti kemasan atau alat makan tersebut bebas dari bisphenol-a.

Dalam kajian sains berjudul "Dampak Paparan Bisphenol-a pada Brain Development dan Gangguan Perkembangan Mental" , Prof Junaedi Khotib menyatakan bahwa adanya BPA dapat menyebabkan kerusakan kompleks yang melibatkan jalur epigenetik dan hormonal. 

Dekan Fakultas Farmasi Universitas Airlangga ini mengatakan bahwa paparan BPA pada kultur sel saraf menyebabkan perubahan dalam aktivitas, proliferasi, deferensiasi, dan fisiologi sel dalam mengekspresikan protein spesifik. 

Perubahan deferensiasi mempengaruhi otak dan berdampak pada learning memory. Paparan BPA juga berhubungan erat dengan kerusakan DNA marker yang berpeluang menimbulkan gangguan tumbuh kembang terutama pada ASD (Autism Spectrum Disorder), ADHD (Attention Deficit/Hyperactivity Disorder), dan gangguan kesehatan mental pada anak-anak. 

Sebuah studi pada tahun 2011 juga menunjukan potensi BPA memengaruhi perkembangan otak janin pada kehamilan. Dampak ini dapat berlanjut hingga setelah janin lahir dan berpengaruh pada kecemasan dan perilaku sosial.

Menurut Kepala BPOM, Penny K Lukito, BPA memengaruhi mekanisme sistem endokrin terutama mengganggu kerja hormon estrogen dan menyebabkan gangguan sistem reproduksi, gangguan sistem kardiovaskular, gangguan ginjal, diabetes, obesitas, dan kanker.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun