Mohon tunggu...
Jihan Alifaa
Jihan Alifaa Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya hobi menelusuri tempat tempat baru di bandung

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Transformasi Shania Dalam Mengawali Bisnis Daifuku Mochi

8 Desember 2023   09:43 Diperbarui: 8 Desember 2023   09:43 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Shania Dwi Lestari yang lebih dikenal dengan Shania, anak kedua dari 3 bersaudara yang lahir pada 24 September tahun 2000 di Kota Bandung. Sejak kecil Shania sudah menjadi anak yang mendiri dan memiliki rasa ingin tahun yang cukup besar. Shania selalu ingin mempelajari hal -- hal baru yang dia temukan, rasa puas yang kadang tidak menjadikan titik untuk dia berhenti.

Shania menempuh pendidikannya di SD Albasyariyah kemudian melanjutkan ke SMPN 36 Bandung lalu melanjutkan ke jenjang SMA Pasundan 1 Bandung. Kemudian Shania memilih untuk melanjutkan ke perkuliahan dan dia masuk ke Universitas Pasudan di Kota Bandung yang baru -- baru ini menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Setelah melewati serangkaian kuliah yang penuh tantangan, banyak lulusan yang seangkatan dengan Shania memilih jalur karir konvensional. Namun, beberapa lainnya berani memilih jalan sempit dengan merintis bisnis mereka sendiri, seperti yang dilakukan Shania. Dipikiran Shania menlanjutkan pendidikan kejenjang perkuliahan suatu kepastian untuk mendapatkan kerja yang layak dengan gelar yang telah didapatkan. Namun, berbeda ceritanya saat Shania sudah lulus dan rasa bingung menghampiri. Belum menemukan arah dan langkah yang tepat untuk melanjutkan ke dunia pekerjaan yang sebenarnya, hidup yang harus diatur selama jam kerja adalah sebuah tekanan tersendiri yang akan ditemui nantinya. Menurut Shania, kerja dengan diri sendiri adalah langkah yang terbaik. Dimana kita yang mengontrol semua kerja dan kita dibebaskan untuk melakukan apasaja tanpa harus ada tuntutan serta tekanan. Tapi tidak semudah itu untuk menjadi seorang yang hebat, kita harus menghadapi masalah kecil ataupun masalah besar yang terkadang membuat kita dewasa seiring berjalannya waktu.

Shania memiliki hobi yang banyak diminati oleh kaum wanita yaitu membuat video tutorial makeup serta menjadi seorang entrepreneur muda. Dengan ayah yang memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta dan ibu yang menjadi IRT, Shania harus bisa berdiri dan bangkit di kakinya sendiri.

Jiwa -- jiwa bisnis yang tertanam didiri Shania kini dikembangkannya dengan mencari -- cari ide kreatif untuk menjadi bisnis kecilnya dulu. Pernah terlintas didiri Shania untuk menjadi seorang beauty vloger namun ada beberapa kendala yang belum bisa dikendalinya. Dari cita -- cita yang ingin menjadi seorang entrepreneur, Shania menemukan ide yang sedang marak -- maraknya saat ini.

Awal Mula Dan Perjalanan Memulai Bisnis
Setelah menempuh pendidikannya kurang lebih 4 tahun, Shania masih sama dengan kebanyakan orang lainnya. Lulus kuliah bukanlah akhir dari sebuah perjalanan namun ini adalah langkah awal untuk menuju kehidupan yang sesungguhnya. Diumur Shania yang sudah menginjak angka 22 tahun, membuat Shania berpikir untuk membuka usaha bisnis. Sembari mencari pekerjaan tetap, Shania kembali memutar otaknya untuk bisa berdiri dikakinya sendiri diumur yang semakin dewasa ini. Tanpa Shania sadari, dia mendapatkkan sebuah ide dalam berbinis makanan. Rasa ragu dan takut akan pasar bisnis membuat Shania untuk berpikir dua kali dalam menjalankan ide bisnisnya ini, namun semangat dari keluarga dan orang -- orang terdekat membuat Shania berani untuk maju dan mengambil segala resiko.
Dalam dunia kuliner yang beragam dan berkembang, Shania menemukan sebuah celah bisnis melalui cita -- citanya menjadi seorang entrepreneur. Terinspirasi oleh kecintaannya pada kuliner sendiri, memutuskan untuk Shania membawa keunikan Daifuku Mochi kedalam bisnisnya. Saat itu terlewat sebuah video review tentang makanan viral akhir -- akhir ini. Rasanya setiap beranda akun media sosial Shania selalu dilewatkan oleh video ini. Diawali dengan rasa penasaran dan ingin tahu, Shania mencari ide -- ide bisnis yang sedang viral saat ini dan tidak sengaja menemukan konten makanan yang lumayan terlihat unik ini.
Review kebanyakan orang diakun media sosial TikTok menjadi bahan untuk Shania memulai bisnis ini. Sebelumnya Shania juga sempat membeli Daifuku Mochi dengan orang lain yang harganya relatif mahal, kemudian Shania mencoba untuk membuat Daifuku Mochi dengan resep dan sentuhan pribadinya. Shania mulai mempelajari apa hal yang spesial dari Daifuku Mochi ini, kegagalan diawal selalu menghampiri Shania dan hampir mempertemukan Shania dengan kata putus asa. Banyak sekali lika -- liku untuk memulai pembuatan, dari bentuknya yang sulit disimetriskan, rasa dan tampilan yang menarik menjadi tantangan yang lumayan berat untuk Shania.

Sebelum Shania menjadikan Daifuku Mochi sebagai ide bisnisnya, Shania memberikan Daifuku Mochi dengan percuma kepada orang -- orang terdekatnya. Hal ini dilakukan Shania untuk meminta review mereka, apa yang kurang dan lebih dalam makanan Daifuku Mochi yang dibuat oleh Shania. Setelah disimpulkan, banyak komentar dan review positif dari orang -- orang yang sudah mencicipi Daifuku Shania ini. Semangat itupun kembali membangun Shania untuk mencoba ide bisnis ini.
Shania benar -- benar memulai dari awal, dari membuat kemasan yang menarik serta tampilan Daifuku Mochi yang unik. Shania mulai menjual Daifuku Mochi di akun media sosial pribadinya. Kemudian banyak teman -- teman terdekat yang membeli dan merespon baik bisnis ini. Mulai adanya testimoni dari penggemar Daifuku Mochi dan hampir setiap minggunya Shania membuka Pre-order.
Kurang lebih 3 sampai 4 bulan Shania menjalani bisnis Daifuku Mochi ini, dan memutuskan untuk membuat brand sendiri yang diberi nama "Mochiba" singkatan dari kata Mochi Cibaduyut. Mochiba ini terinsprasi dari tempat tinggal Shania yang berada di Cibaduyut Kota Bandung dan untuk makanan seperti Daifuku Mochi ini lumayan sulit ditemukan.
Setelah mendapatkan nama yang cocok, Shania memutuskan untuk lanjut berjualan di akun sosial media serta membuat akun sosial media khusus untuk Mochiba. Berawal dari pemasaran dari mulut ke mulut dan banyak review atau testi yang menjamin di akun media sosial instagram membuat orang berbondong -- bondong untuk datang mencicipi ciri khas Mochiba ala Shania ini.
Shania juga menggunkan sistem ambil dirumah atau bisa menggunakan gojek dengan biaya gojek ditanggung oleh pembeli. Jadi Shania tidak perlu untuk mengantar sampai kerumah pelanggan, hal ini juga menghemat waktu Shania. Kecuali ada beberapa pelanggan yang memang tempatnya akan dilewati oleh Shania, maka biasanya Shania menawarkan untuk mengantar tanpa biaya tambahan.
Mochiba yang dibuat dengan tulus oleh tangan Shania sendiri kini didukung oleh orang -- orang terdekatnya, yang utama seperti kedua orangtuanya. Shania bisa mengumpulkan uang dan hidup tanpa biaya orangtua lagi. Bagi Shania ini adalah pencapaian yang lumayan berat untuknya namun ini juga adalah langkah awal Shania untuk mengawali semua karirnya.
Shania selalu mengutamakan kulitas bahan yang dia gunakan, seperti tepung ketan dan isian spesial menjadi fokus utama dalam bisnis ini. Berusaha update dalam segala informasi yang berkaitan dengan Daifuku Mochi, mulai dari hal apasaja yang mempengaruhi rasa dan bentuk, bahkan Shania mencari referensi -- reserensi dari beberapa media sosial untuk membantu mengembankan kreativitasnya. Shania juga berpikir keras tentang bagaimana

cara memperkenalkan Mochiba kepada konsumen yang mungkin belum mengenalnya memerlukan strategi pemasaran yang efektif. Shania kini sudah mulai mempercantik kemasannya untuk lebih menarik para konsumen, foto -- foto promosi yang diberikan Shania juga sangat berpengaruh.
Saat ini Shania memiliki 5 varian rasa Mochiba, mulai dari varian Mango Cream Mochi, Strawberry Cream Mochi, Cookies & Cream Mochi, Matcha Berry Mochi Dan Choco Berry Mochi. Shania juga memasang harga yang masih ramah dikantong, mulai dari 25.000 untuk Mochiba isi 4 dan 45.000 untuk Mochiba isi 8.
Memastikan Mochiba sampai ke tangan pelanggan dalam kondisi segar membutuhkan perencanaan distribusi yang baik. Maka dari itu Shania kadang mempercayakan ekspedisi pengantaran kepada gojek online dimana Shania bisa melacak keberadaan dan membantu mengatasi hambatan.
Modal Pertama
Terinspirasi dari sebuah akun media sosial TikTok menjadikan Shania bukan satu -- satunya penjual Daifuku Mochi. Namun, semangat untuk mencoba terus mendorong Shania untuk bisa menjadi pembuat Daifuku Mochi yang memiliki cita rasa berkualitas.
Dengan modal awal yang lumayan kecil, Shania mencoba modal sebesar 250.000 sebagai modal pertama. Shania juga menggunakan sistem PO atau Pre-order untuk meminimalisir kerugian barang dan bahan. Saat pertama kali Shania hanya memberikan slot yang lumayan sedikit seperti 15 box setiap kali membuka sistem PO.
Untuk pebisnis pemula seperti Shania, memang Daifuku Mochi ini belum terbilang menguntungkan dengan nominal yang cukup besar, karena memang memasang modal yang terbilang kecil juga. Tetapi, jika ditekuni dan konsisten bisnis Daifuku Mochi ini bisa sangat menguntungkan dan bahkan bisa membludak besar.
Uang hasil keuntungan tadi terus diputarkan oleh Shania untuk dijadikan modal kembali dan memcari ide -- ide kreatif lainnya untuk mempercantik tampilan Daifuku Mochi untuk menarik lebih banyak lagi konsumen.
Tantangan Dalam Berbisnis
Dalam hidup memang selalu saja masalah yang harus diselesaikan, masalah kehidupan bahkan masalah -- masalah lainnya. Mengembangkan usaha di era globalisasi, pelaku bisnis

dihadapkan pada berbagai tantangan yang perlu diatasi untuk mencapai kesuksesan jangka panjang. Salah satu tantangan utama adalah persaingan yang semakin ketat, apalagi dalam bisnis makanan Daifuku Mochi ini. Peningkatan persaingan inilah yang mendorong Shania untuk terus meningkatkan kualitas dan layanan. Pasar kuliner memiliki tingkat persaingan yang tinggi.
Selain itu, cepatnya perkembangan teknologi juga menjadi tantangan serius bagi Shania. Shania harus terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi agar tetap relevan dan mampu memenuhi kebutuhan konsumen yang terus berubah.
Dalam menjalani bisnis Daifuku Mochi ini, Shania memiliki tantangan tersendiri. Hal terberat yang dialami Shania adalah pasang surutnya dalam berbisnis makanan dengan berbagai macam faktor, terutama faktor rasa bosan konsumen pada makanan yang viral ini. Kebanyakan konsumen hanya memiliki rasa penasaran dan seiring berjalannya waktu makanan viral inipun akan tergantikan dengan makanan viral lainnya. Daifuku Mochi ini juga bukan termasuk makanan pokok dan sudah pasti akan pudar dalam berjalannya waktu. Namun Shania selalu bisa memutar otakya dengan berbagai macam cara, selalu ada ide -- ide baru yang muncul di otak Shania, mulai dari varian rasa dan bentuk kemasan terbaru. Karena pelanggan selalu mencari pengalaman baru. Berinovasi dalam menciptakan varian rasa atau berkolaborasi dengan teman -- teman dekat yang memiliki pengikut instagram luamayan banyak adalah salah satu bentuk pemasaran yang sangat ampuh.
Untuk saat ini Shania menerapkan sistem Pay-ment diawal, hal ini dikarena pernah terjadi satu bahkan beberapa kesalahan dalam komunikasi. Dimana, ada beberapa orang yang tidak bertanggungjawab, susah mengikuti sistem PO dengan tanggal dan hari yang sudah ditentukan namun ada saja orang yang tidak bisa dihubungi lagi dan menghilang begitu saja. Inilah bentuk kerugian yang pernah dialami Shania, memang tidak terhitung besar namun tetap saja berpengaruh terhadap bisnis Shania ini. Maka dari itu, Shania menerapkan sistem PO dan Pay-ment diawal agar tidak terjadi hal -- hal seperti ini lagi.
Menurut Shania, berbisnis adalah hal yang sangat menyenangkan walaupun ada jatuh bangun yang harus dihadapi. Ini adalah sebuah tantangan yang nantinya menjadi kesempatan untuk Shania tumbuh lebih dari hari ini. Shania meyakini bahwa kegegalan adalah bagian yang tidak akan terpisahkan dari perjalanan bisnisnya serta setiap melalui segala macam hambatan, Shania selalu beranggapan bahwa ini adalah wawasan dan pengalaman yang berharga untuknya. Pandangan positif inilah yang selalu memberi motivasi untuk Shania terus berinovasi, memahami pasar serta memberikan kualitas terbaik kepada pelanggan.

Melalui ketekunan dan perjalanan yang lumayan panjang menjadikan Shania sebagai pembisnis sukses, manajemen yang bijak dan kemampuan untuk beradaptasi dengan dinamika pasar, Shania dapat mengatasi tantangan dan meraih kesuksesan dalam menjalankan usaha kuliner yang unik ini.
Shania percaya dia tidak akan bisa melewati semua hambatan dalam bisnis ini tanpa semangat dan dorongan dari keluarga, didikan kedua orangtua yang membentuk Shania menjadi pembisnis hebat kini dinikmati oleh Shania. Kesabaran dalam menghadapi beberapa pelanggan yang kadang sering kali membuat jengkel dan kesal namun sebagai owner Shania harus bisa melayani dengan sangat baik.
Semua masalah yang pernah dialami Shania dalam berbisnis juga menjadi pelajaran yang sangat berharga. Pelajaran yang menjadikan Shania belajar lebih teliti dan menerima segala resiko. Untuk menjadi seorang pembisnis sukses banyak hambatan dan rintangan yang akan ditemui, semua tergantung bagaimana kita menghadapinya. Kadang tidak menyangka jika Shania kecil bisa sampai ketitik ini. Pernah merasa berada dititik terendah namun percayalah bahwa semakin kita berusaha untuk bangkit semua itu akan berjalan dengan sendirinya. Membangun diri yang mandiri adalah tantangan terbesar untuk Shania, tumbuh dikelilingi orang -- orang sukses menjadi sebuah tekanan tersendiri dan bisa juga menjadi motivasi untuk bisa berada dititik itu.
Akan tiba waktunya dimana Daifuku Mochi ini akan tenggelam, namun setidaknya dimasa -- masa merintis Shania pernah menjadi seorang pengusaha yang sukses. Berani berdiri dikakinya sendiri, walaupun kita tahu bahwa manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan. Tantangan Shania tidak berhenti sampai disini, dia harus menjadikan Mochiba sebagai makanan unik dan khas agar tidak sirna begitu saja.
Menurut Shania kesuksesan adalah titik yang menyenangkan, siapapun ditanya pasti tujuannya adalah sukses. Namun percayalah, dibalik kata sukses ada pengorbanan yang hampir mati -- matian untuk mematahkan kata -- kata orang yang menjatuhkan diluar sana. Kita hanyalah sebagai manusia yang mendapatkan kesuksesan, untuk berada dititik ini banyak sekali hal yang harus dilakukan agar tidak menjadi orang yang terlalu tinggi. Kunci sukses adalah diri kita sendiri, bagaimana kita bisa memposisikan dan menstabilkan hidup,ikhlas dalam hal apapun itu dan selalu menerima dengan segala kekurangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun