Seorang santriwati yang sedang menempuh pendidikan dipesantren katakanlah si F.Â
F memilih menempuh pendidikan menengahnya dipesantren awalnya paksaan dari seorang ibu yang tidak bisa ia bantah, akan tetapi F merasakan perjalanannya dipesantren itu sangatlah istimewa.Â
Ia yang awalnya menyakini bahwa dia tidak akan bisa mengaji, menulis arab, mencapai pringkat seperti santri lainya pada akhirnya F mencoba merubah prinsipnya yang awalnya tidak yakin menjadi seseorang yang ingin mencoba sesuatu sampai ia yakin.Â
Setengah tahun sudah ia jalani tidak mudah nyatanya ia sempat bersedih ketika F tidak naik kelas disekolah al-quran nya, dia berfikir mungkin dengan ini dia bisa belajar al quran dengan baik lagi.Â
Setelah itu 1tahun lebih dia menjadi berubah dari dia yang dulu bodo amat menjadi pribadi yang selalu berfikir akan hidup meskipun tatap saja ada yang dia langgar.Â
Dia serasa bangga ada dipesantren dekat dengan ibu nyai, kiai, ahlulbait dan para ulama lainnya. dia merasakan betapa berharganya kita ketika ada dipesantren maka dari itu belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik itu sangat lah perlu.Â
Mendapatkan pringkat di sekolah madrasahnya dari peringkat kecil ke besar, mendapatkan pringkat di sekolah Al-Qurannya, meskipun itu hanya angka menurut F perubahan ini adalah hasil dari perjalanan yang ia proses sendiri menjadi lebih baik dari sebelumnya.Â
Pandangan F untuk pesantren adalah tempat berteduh terbaik,meminta petunjuk kepada yang maha pencipta untuk memberikan kekuatan menghadapi dan menjalani proses hidup.Â
F sangat berat rasanya ketika meninggalkan tempat suci itu, dia mau melanjutkan jenjang pendidikan selanjutnya dipesantren tersebut akan tetapi ada problem kenapa dia tidak bisa melanjutkan disana.
Dia akan berusaha menyempatkan waktunya untuk mengunjungi pondok pesantren yang ia banggakan .Â
Usaha untuk berhasil dan akhirnya gagal itu bukanlah proses yang cukup kita lalui hanya sekali, kegagalan akan memberikan kita pelajaran untuk memperbaikinya, kegagalan hari ini bukan berarti kegagalan untuk haru esok.Â
Semangat dan kejarlah!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H