Mohon tunggu...
Jihan Alfaris
Jihan Alfaris Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi : olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan Modern dalam Mempertahankan Aqidah

8 Desember 2024   21:58 Diperbarui: 8 Desember 2024   22:11 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di tengah perkembangan zaman yang semakin pesat, anak-anak menghadapi berbagai tantangan yang dapat mempengaruhi pembentukan aqidah mereka. Globalisasi, kemajuan teknologi, dan arus informasi yang cepat membawa pengaruh besar terhadap pola pikir dan nilai-nilai yang diterima oleh generasi muda. Dalam konteks ini, mempertahankan aqidah yang benar pada anak menjadi suatu tantangan besar. Pengaruh media sosial, budaya populer, serta beragam ideologi yang bertentangan dengan ajaran agama sering kali masuk ke dalam kehidupan sehari-hari mereka. Oleh karena itu, penting untuk memperkuat pemahaman dan keimanan anak agar tetap kokoh dalam menghadapi godaan zaman modern, sekaligus menjaga aqidah yang menjadi landasan hidup mereka.

Berikut beberapa pengaruhuh modern yang dapat mempengaruhi pertumbuhan anak dalam konteks mempertahankan aqidah

1. Pengaruh Globalisasi

Globalisasi telah membawa berbagai budaya dan hal lainnya dari seluruh dunia ke dalam kehidupan sehari-hari. Proses ini memberikan peluang akses yang lebih besar terhadap ide-ide dan praktik kita dikehidupan sehari-hari. Tetapi pengaruh globalisasi ini juga membawa risiko terhadap aqidah diri seseorang yang dapat menjerumuskan orang kepada hal yang tidak baik. Banyak orang-orang yang memprioritaskan pencapaian materi dari pada pertumbuhan spiritual atau Aqidah. Hal ini dapat menyebabkan pengurangan terhadap ajaran aqidah yang menekankan pentingnya kehidupan spiritual dan moral. Di satu sisi, globalisasi mempromosikan toleransi dan pemahaman antar budaya. Namun, di sisi lain, hal ini dapat menyebabkan krisis identitas bagi sebagian orang yang merasa tertekan untuk mengakomodasi nilai-nilai asing, yang mungkin bertentangan dengan prinsip akidah yang mereka anut.

2. Pengaruh Perkembangan Tegnologi dan Informasi

Kemajuan teknologi informasi telah mengubah cara orang mencari pengetahuan dan informasi. Sementara ini, tegnoligi sekarang dapat memberikan peluang untuk belajar lebih banyak tentang agama, tantangan juga muncul. Tetapi dengan hal itu, juga memiliki tantangan dengan berita yang tidak benar atau sering disebut dengan kata hoax. Selain itu, banyak informasi yang beredar tanpa melalui proses verifikasi yang ketat. Hal ni dapat menyebabkan penyebaran pemahaman yang salah tentang aqidah dan ajaran Islam. Bila kita semua tidak memiliki pengetahuan yang cukup mungkin akan mempercayai informasi yang tidak akurat itu. Media sosial juga bisa jadi dijadikan sebagai tempat untuk menyebarkan paham radikal. Bila kita terpapar konten radikal bisa jadi ikut terpengaruh terhadap paham tersebut dan juga dapat mengubah cara pandang kita tentang aqidah. Dan mungkin dapat menjadikan kita menjauh dari ajaran -- ajaran islam yang moderat dan damai.

3. Pengaruh Pendidikan yang Kurang Memadai

Pendidikan aqidah yang kurang memadai dapat memiliki dampak yang buruk yang pada masyarakat. Jika kita dalam kehidupan sehari -- hari itu tanpa dasar keyaqinan yang kuat. Kita semua mungkin kurang mampu membedakan antara mana yang benar dan mana yang salah. Karena hal itu, bisa jadi dapat menyebabkan perilaku yang tidak baik dalam kehidupan sehari -- hari kita. Pada masalah sosial ini, kurangnya pendidikan aqidah dapat menimbulakan hal-hal yang tidak kita inginkan, seperti pada masalah kekerasan,  kejahatan dan lainnya. Masyarakat yang tidak menekankan pentingnya aqidah dalam kehidupan sehari-harinya cenderung mengalami penyelewengan nilai-nilai, yang dapat membuat masalah sosial dimasyarakat. Pendidikan aqidah harus menjadi bagian penting dari kurikulum sekolah, Seperti halnya dengan pendidikan umum lainnya. Melalui pembelajaran nilai-nilai moral, etika, dan tanggung jawab, kita dapat membantu membangun generasi yang lebih baik, yang mampu berkontribusi positif pada Masyarakat umum.

4. Pengaruh Budaya Asing

Di era globalisasi ini, arus informasi dan komunikasi sangatlah cepat. sehingga budaya asing dapat dengan mudah masuk ke dalam Masyarakat kita. Dengan hal itu, mungkin itu dapat merusak nilai-nilai dan praktik kita dalam kehidupan sehari-hari serta mungkin bertentangan dengan aqidah agama. Salah satu tantangan utama yang sering kita jumpai adalah penyelewengan nilai yang sering kali terjadi. Mereka sering kali tidak menghiraukan nilai-nilai budaya atau agama demi kesenangan sendiri. Budaya asing dapat memengaruhi cara berpikir dan perilaku kita dalam sehari-hari, terutama di kalangan generasi muda. Ketika mereka terpapar pada nilai-nilai yang berbeda, ada risiko bahwa keyakinan dan keyaqianan keagamaan mereka bisa tergeser atau tergerus terhadap perilaku tersebut.

5. Krisis Moral

Krisis moral dan etika yang dihadapi masyarakat saat ini sering kali berpengaruh pada pemahaman dan pengamalan aqidah. Ketika nilai-nilai moral semakin tidak jelas, banyak seseorang yang mulai mempertanyakan prinsip-prinsip yang mereka anut, termasuk dalam konteks aqidah. Hal ini dapat menyebabkan relativisme moral, di mana kebenaran aqidah dianggap subjektif, dan setiap orang bebas menentukan nilai-nilai mereka sendiri. Akibatnya, ajaran agama yang seharusnya menjadi pedoman dalam perilaku sehari-hari bisa terabaikan.

Di sisi lain, krisis ini juga bisa menjadi peluang untuk merefleksikan kembali dan memperkuat aqidah. Dengan menggali lebih dalam tentang nilai-nilai spiritual dan etika yang terkandung dalam ajaran agama, kita semua dapat menemukan cara untuk menerapkannya dalam kehidupan modern yang kompleks. Penting untuk menekankan pendidikan yang menyeimbangkan pemahaman aqidah dengan pengembangan etika dan moral, sehingga kita semua tidak hanya memahami aspek teologis, tetapi juga mampu menerapkan nilai-nilai tersebut dalam interaksi sosial dan keputusan sehari-hari.

6. Pengaruh Paham Radikal dan Ekstrim

Pengaruh paham radikal dan ekstrem terhadap tantangan modern dalam mempertahankan aqidah merupakan masalah yang semakin mendesak dalam kehidupan kita saat ini. Paham-paham ini, yang sering kali mengklaim diri sebagai representasi dari nilai-nilai agama, yangb dapat menimbulkan kebingungan dan konflik di kalangan masyarakat.

Salah satu tantangan utamanya adalah penyebaran ideologi radikal melalui media sosial dan platform digital lainnya. Generasi muda, yang sangat terhubung dengan dunia maya, sering kali menjadi target empuk bagi kelompok-kelompok ini. Mereka dapat terpapar pada narasi yang menyimpang dan ajakan untuk melakukan tindakan kekerasan, yang pada akhirnya dapat merusak pemahaman akidahnya. Radikalisasi juga dapat memicu perpecahan dalam masyarakat, di mana toleransi dan dialog antar agama menjadi sulit tercapai. Ketika paham ekstrem menjadi dominan, ada risiko bahwa cara pandang yang sempit akan menghalangi pemahaman yang lebih luas tentang agama. Hal ini tidak hanya berpotensi merusak hubungan antar umat beragama, tetapi juga dapat merusak kestabilitasan sosial.

7. Pengaruh Lingkungan

Pengaruh lingkungan terhadap tantangan modern dalam mempertahankan aqidah adalah aspek yang tidak bisa dihindarkan. Karena kita hidup Dimana lingkungan itu sendiri yang dapat mempengaruhi kita semua. Lingkungan, memainkan peran penting dalam membentuk keyakinan dan praktik keagamaan kita semuanya. Dalam konteks modern, berbagai faktor lingkungan seperti budaya lokal, interaksi antar umat beragama, dan perkembangan teknologi dapat memberikan tantangan-tantangan tersendiri bagi kehidupan kita semua.

Salah satu tantangan utama adalah pengaruh budaya sekitarnya. Kita mungkin menghadapi tekanan untuk menyesuaikan diri dengan nilai-nilai yang ada didalam suatu lingkungan. Hal ini bisa menyebabkan keraguan atau bahkan penyelewengan dalam pemahaman aqidah, terutama bagi generasi muda yang lebih rentan terhadap pengaruh-pengaruh dari lingkungan. Selain itu, lingkungan sosial yang kurang mendukung seperti minimnya akses ke pendidikan agama yang berkualitas, dapat memperlemah pemahaman aqidah kita semua. Tanpa pengajaran yang memadai, kita mungkin lebih mudah terpengaruh oleh kata-kaya yang menyesatkan atau ekstrem. Ini menjadi tantangan besar bagi kita semua, terutama ketika informasi dan ideologi beredar dengan cepat melalui media sosial. Oleh karena itu, perlunya untuk menjaga diri baik-baik agar tidak terjerumus kepada hal-hal yang tidak baik yang disebabkan oleh lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun