Mohon tunggu...
Jihan Afnan
Jihan Afnan Mohon Tunggu... Novelis - Mahasiswa Sastra Prancis di Universitas Padjadjaran

Saya menyukai menulis dan berencana untuk memiliki karir di bidang ini di masa depan. Saya menyukai tantangan, jadi saya akan terus berusaha meng-improve tulisan saya dan tidak akan pernah berhenti belajar.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Mencoba Kehidupan Paralel Setelah Bunuh Diri: The Midnight Library (Review Novel)

9 Juni 2023   00:14 Diperbarui: 9 Juni 2023   00:32 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Between life and death there is a library, and within that library, the shelves go on forever. Every book provides a chance to try another life you could have lived. To see how things would be if you had made other choices... Would you have done anything different, if you had the chance to undo your regrets?"

Buku ini diawali dengan memperkenalkan seorang wanita berusia 35 tahun, Nora Seed, yang mati-matian menjalani hidupnya, di saat segalanya tidak berjalan sesuai keinginannya-- yang mana, ini cukup relate, karena kita pun sering merasakannya bukan?

Namun kemudian Nora mencapai titik terendahnya, di saat ia tidak lagi melihat adanya harapan. Dia merasa sangat berduka karena kehilangan kucingnya, pekerjaannya, ditinggalkan sahabat, serta terbebani oleh beban penyesalan dan rasa bersalah kepada kakaknya. Akhirnya, malam itu, Nora memutuskan untuk mengakhiri hidupnya sendiri dan terbangun di sebuah perpustakaan raksasa. Perpustakaan ini-- berisikan rak yang penuh dengan buku-buku, buku-buku miliknya: kehidupan-kehidupan yang tidak ia jalani saat ini dan hampir menjadi kehidupannya jika ia mengambil keputusan berbeda di masa lalu.

Dari sinilah perjalanan pertumbuhan Nora dimulai. Dia menjelajahi satu per satu penyesalannya, kehidupan yang dia pikir akan lebih baik dari yang dimilikinya saat ini. Ada banyak pertanyaan serta pesan filosofis dalam buku ini, salah satunya adalah, bagaimana cara menjalani hidup? Bagaimana cara meraih kebahagiaan? Bagaimana cara 'menanggapi' kehidupan itu sendiri?

"She wanted to have a purpose, something to give her a reason to exist. But she had nothing."

Review The Midnight Library

Perpustakaan "Ajaib". Alam antara mati dan hidup. Buku penyesalan. Kehidupan paralel.

Saya baru saja menyelesaikan buku ini hari ini dan saya harus akui kalau premis awal buku ini sangat menggugah rasa penasaran dan sepertinya 90% pembaca berakhir membacanya karena terpikat pada premis ini. Lalu, bagaimana dengan isinya secara keseluruhan?

Hmm, sebenarnya, saya perlu sedikit berpikir keras untuk memutuskan apakah saya menyukainya atau tidak. Sebenarnya, saya lebih didominasi rasa puas dibandingkan sebaliknya, tapi harus saya katakan, isinya sedikit berbeda dari yang saya bayangkan saat membaca judulnya. Judul dan covernya sendiri sudah memancarkan aura "magical" dan "fantasy" yang kental-- tapi ternyata pembahasan Perpustakaan-Keren-Yang-Jadi-Pintu-Dunia-Paralel itu sendiri bukan poin utama ceritanya. Buku ini lebih memfokuskan diri pada proses Nora bertumbuh dan perubahan pola pikirnya tentang kehidupannya sendiri yang selama ini ia anggap payah, selama ia mencobai kehidupan-kehidupannya versi lain.

Singkatnya, unsur sci-fiction tidak sebanyak unsur self-help atau yang biasa dimilik motivational book. Ini sedikit mengingatkan saya pada Keajaiban Toko Kelontong Namiya, tapi, The Midnight Library versi yang lebih tersurat dan less emotional. Mungkin perbandingan ini sedikit kurang valid karena pembaca karya Higashino sudah mendapat disclaimer dan gambaran bahwa buku itu akan lebih fokus pada "kehidupan" bukan "keajaiban" - sehingga buku tersebut mendapat audiens yang lebih sesuai. Namun, masih ada masalah lain selain itu, ending yang ternyata predictable juga tidak membantu membuat citra buku ini lebih berkesan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun