Data Buku
Pengarang: Gillian Flynn
Judul: The Eyes of Darkness
Bahasa: Inggris
Genre: Thriller, Mystery, Suspense
Penerbit: Crown Publishing Group
Halaman: 415 halaman
Tahun terbit: 2012
Review
Butuh waktu yang cukup panjang sebelum saya menemukan kalimat yang tepat untuk mengawali review kali ini. Novel ini termasuk novel thriller best seller dan saya cukup yakin sudah banyak diantara kalian yang membacanya. Begini ringkasan ceritanya:
Nick Dunne adalah seorang penulis di sebuah perusahaan redaksi yang kehilangan pekerjaannya karena krisis ekonomi global. Singkat cerita, ia memutuskan untuk pindah ke kampung halamannya  di Missouri dengan membawa serta istrinya yang cantik dan terbiasa bergelimang kemewahan. Amy Dunne sebenarnya tidak begitu senang pada keputusan Nick yang dia anggap sepihak itu. Sejak kepindahan mereka, hubungan mereka meregang dan salah seorang tetangga bahkan pernah memergoki mereka berdebat keras. Lalu, suatu pagi, di hari ulang tahun pernikahan mereka, tiba-tiba Nick mendapati bahwa Amy menghilang. Celakanya lagi, Nick menjadi tersangka utama untuk kasus hilangnya Sang Istri. Apa yang sebenarnya terjadi? Jeng jeng jeng jeng... (to be continued...)
Amy di awal cerita diperkenalkan sebagai wanita primadona yang diinginkan semua pria, dilahirkan dan tumbuh dari keluarga kaya + ternama di New York. Dia cewek yang asyik, populer, tipikal party girl yang super cantik, modis, tapi tetap apa adanya. Ya paham lah, pasti? She's the one and she's not like other girls, blah blah. Lalu, perkenalkan juga, karakter lelaki kita... Nick. Dia ganteng, karismatik, punya pesona playboy, dan sisanya kalian bisa lihat sendiri di novel. Tapi, siapa yang mengira dibalik gambaran yang serba ideal tersebut tersembunyi rahasia yang hanya mereka ketahui setelah menikah?Â
Menurut saya, novel ini cukup enjoyable untuk diikuti sampai akhir. Tapi saya mengerti jika ada sebagian orang tidak menyukainya: Nyatanya, karakter-karakter utama dalam novel ini memang tidak likeable. Tapi, hey, siapa bilang tokoh utama dalam novel harus selalu disukai?Â
Yang satu ini tergantung selera pribadi masing-masing, sih. Tapi kalau saya, saya lebih suka karakter-karakter yang tidak mudah disukai dan terutama unik (kadang menyerempet ke aneh). Saya justru merasa senang mengikuti perkembangan karakter-karakter dalam novel ini yang makin lama makin diluar prediksi BMKG. (eh, kok?)
Semakin absurd dan tidak tertebak, saya semakin suka dan semakin semangat membalik halamannya. Kebetulan, novel ini menawarkan hal yang memang dari awal sudah saya suka: kejutan di balik karakter asli alias "cangkang" dari pasutri psiko kita satu ini (atau mungkin lebih tepatnya istri psiko?). Jika kamu termasuk tipe yang menyukai karakter utama gila, anti-mainstream, cenderung tidak likeable, kamu harus coba membaca novel satu ini!
Selain karakter yang ajaib, salah satu hal yang tidak boleh hilang dari novel thriller adalah plot twist. Untuk kejutan plot, kalian tidak perlu khawatir, novel ini punya plot twist yang gak kalah mantap dengan novel thriller lainnya. Mulai dari rahasia gelap Nick, citra keluarga bahagia yang nyatanya tak seindah itu, perayaan anniversary yang WOW, hingga ke "pelaku" asli di balik hilangnya Amy. Tentu saja saya tidak akan membeberkan secara lengkap disini, tapi yang jelas novel ini tipe yang akan membuat kamu melongo beberapa detik karena syok. Yaaa, ada sih, beberapa hal yang miss dan rasanya agak membuat kening berkerut sambil membatin, "hmm??? kok jadi gini??" Tapi, itu tidak banyak kok dan tidak menghilangkan keseruannya sama sekali.Â
Kelemahan yang saya temukan dari novel karya Miss Flynn yang satu ini adalah alurnya luambattt sekaliii. Kalau kamu bukan orang yang sabar, kamu mungkin akan merasa jenuh duluan. Maka, itu jadi salah satu tantangan membaca Gone Girl. Untuk menyelesaikannya memang butuh tekad yang kuat dan mata yang sehat. Saya akan beri rating 3.6/5. Kenapa? Jujur saja, ini adalah novel yang menurut saya tidak akan sama menyenangkannya jika dibaca untuk kali kedua atau lebih dari satu kali. Entahlah, saya juga tidak bisa menjelaskannya, tapi untuk beberapa alasan saya merasa novel ini tidak terlalu rereadable. Baca sekali saja cukup, begitu.Â
Jika saya harus memberikan alasan kenapa kamu harus membacanya, ini dia alasannya: Kamu mungkin akan bertemu seseorang (atau lebih buruknya pasangan) seperti Amy atau Nick dalam hidupmu suatu hari nanti. Jika itu terjadi, alam bawah sadarmu akan memutar kembali alur novel ini dan kamu akan bersyukur saat itu. Karena setidaknya kamu sudah pernah melihat karakter yang mengagumkan itu di dalam novel, kamu tidak lagi begitu syok saat mengetahui seberapa jauh manusia sanggup berbohong. Selain itu, membaca buku ini mungkin akan lebih mempertajam insting bertahan hidupmu dan memberimu sedikit gambaran orang macam apa yang harus kamu hindari.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H