Sedikit gambaran (bukan spoiler!) The Silent Patient memiliki sudut pandang cerita ganda. Cerita dari sudut pandang Alicia disajikan melalui tulisan-tulisan dari diary-nya. Lalu pembaca juga diajak mengenal dan menelusuri jejak masa lalu Alicia melalui kacamata Theo sebagai psikoterapisnya.Â
Sejujurnya saya cukup kagum dengan perpaduan dua sudut pandang ini karena penulis menuliskannya dengan cukup rapih dan komprehensif-- baru kemudian saya sadar ternyata gaya penulisan seperti ini bukan hal baru dan cukup umum untuk novel misteri (ya, saya newbie. Saya mengaku sekarang.)
Karena dikisahkan dari dua sudut pandang, rasanya seperti ada rasa puas ketika satu demi satu misteri terpecahkan, atau saat tebakan saya di bab sebelumnya terbukti benar. Intinya, saya tidak memiliki kesan buruk sejak awal membaca novel ini.Â
Meski, jujur saja, memang saya menyadari ada beberapa plot hole, seperti bagian larangan membawa rokok ke rumah sakit yang kemudian terpatahkan karena beberapa chapter kemudian Theo justru merokok dalam salah satu adegan. Serta kondisi mental Alicia yang terlihat kurang konsisten dengan ability-nya dan resolusi yang terkesan "dipaksakan" di akhir cerita.
Salah satu kritik lain yang saya baca adalah merujuk pada genre psychological thriller yang diangkat di novel ini. Menurut salah satu komentator, novel ini menunjukkan ketidakpahaman Michaelides terhadap dunia psikologis. Saya tidak bisa berkomentar soal ini karena saya bukan seorang ahli di bidang tersebut. Mungkin saja pendapat ini benar. Hal lain yang saya baca adalah terdapat asumsi unsur misogyny dikarenakan bagaimana karakter-karakter perempuan dalam novel ini digambarkan.Â
Namun sejujurnya, sebagian besar waktu yang saya habiskan membaca buku ini, saya tidak punya pikiran bahwa novel ini merendahkan wanita. Saya justru terkejut membaca komentar tersebut. (Tapi kemudian begitu saya memikirkannya ulang, saya mulai merasa itu mungkin pernyataan yang cukup beralasan. Kamu mungkin akan paham jika membacanya sendiri.)
Bagaimanapun juga, saya tetap berpikir novel ini tidak seburuk yang orang-orang katakan. Saya tidak ingin mengkritik mereka yang berkata tidak ada gunanya menghabiskan waktu membaca novel ini dan mengatakan bahwa buku ini mengecewakan, tapi saya merasa komentar semacam itu terlalu kasar dan subjektif.Â
Jika kamu tertarik untuk membacanya, saya sama sekali tidak akan mencegahmu. Percayalah, novel ini layak untuk dibaca setidaknya sekali-- bahkan meski hanya untuk memuaskan rasa penasaran. Karakter-karakter utamanya kompleks dan impresif, plotnya mind blowing, meski memang ada beberapa kekurangan (dan saya tidak menepis fakta ini).Â
The Silent Patient mungkin bukan novel yang sempurna, tapi buku ini mampu memperlihatkan kecerdasan dan kesungguhan dari penulisnya. Akhir kata, saya akan menyimpulkan: Novel ini seperti pintu doraemon, ia berhasil menuntun saya ke dalam dunia Alicia dan berpetualang di dalamnya sehingga saya bisa mengabaikan cacat-cacat kecilnya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H