Review Buku Crime and Punishment: Sebuah Kisah Tentang Pembunuh yang Punya Hati Nurani
Pengarang: Fyodor Dostoevsky
Judul asli:
Bahasa: Rusia
Genre: Novel filsafat, fiksi psikologi
Penerbit: The Russian Messenger (seri)
Tanggal terbit: 1866; edisi terpisah 1867
"Crime and Punishment" yang ditulis oleh Fyodor Dostoevsky masuk ke dalam daftar karya sastra klasik paling legendaris dalam sejarah sastra Rusia. Novel ini juga termasuk karya yang paling banyak direkomendasikan oleh booklovers di seluruh dunia, lho. Salah satu orang yang merekomendasikan adalah oleh Timothe Chalamet, aktor tampan blasteran Amerika-Prancis. Meski karya aslinya ditulis dalam bahasa Rusia, tapi kini sudah banyak terjemahan resmi yang beredar dari novel ini, termasuk bahasa inggris dan bahasa indonesia. Bahkan, kalian bisa checkout langsung e-book versi bahasa indonesianya di situs resmi gramedia.
Jadi, buku ini bercerita tentang apa sih? Kisah dalam buku ini dipotret dari sudut pandang tokoh utamanya, Raskolnikov, yang menjadi pusat dari cerita ini. Raskolnikov merupakan seorang mahasiswa miskin yang merasa terpuruk dan frustasi dengan keadaannya. Ia pun memutuskan untuk melakukan tindakan kriminal demi memperbarui imejnya sendiri dari seorang "pecundang" menjadi "pahlawan."
Nah, disini kalian mungkin bertanya-tanya, bagaimana bisa seorang kriminal dipandang hebat? Apakah ada yang salah dengan otak tokoh utama kita ini? Kalem, kalem, ini mau dijelasin, kok! Jadi, Bung Raskolnikov ini mempunyai teori dan kepercayaannya sendiri. Bukan! Tenang, Raskolnikov bukan anggota sekte sesat, tapi, kepercayaan ini memang cukup berbahaya karena gagasan inilah yang akan menjadi bencana besar untuk Raskolnikov. Secara singkat, dia percaya kalau dia memiliki hak untuk membunuh seorang wanita kaya dan memberikan uang hasil pembunuhan tersebut kepada orang-orang yang lebih membutuhkan. Waduh, agak edan juga ya, pemikirannya?
Namun, pada akhirnya, setelah dia mengeksekusi kejahatannya, Raskolnikov justu mengalami perasaan bersalah dan dihantui rasa takut akan ditangkap oleh polisi. Yup, alih-alih menikmati hasil rampokannya atau gelar barunya yang dia validasi sebagai "pahlawan", Raskolnikov malah makin depresi akibat perbuatannya sendiri. Menurut saya, inilah salah satu keunikan novel Kejahatan dan Hukum. Tokoh utama digambarkan sebagai manusia biasa dan dia bukan psikopat sadis yang tak bisa merasa bersalah ala novel thriller mainstream pada umumnya. Bahkan, saya sebagai pembaca ikut merasa berdebar-debar, panik, sesak nafas dan gregetan sendiri saat kejahatan Raskolnikov hampir terkuak.Â