Mohon tunggu...
Jihan Astriningtrias
Jihan Astriningtrias Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Jurnalistik

Suka sekali mengembara, meski hanya dalam kepala.

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Asih Widodo, Pencari Keadilan yang Tak Gentar Pandemi

15 April 2020   16:32 Diperbarui: 22 April 2022   22:19 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Asih Widodo (70) ketika mengikuti aksi Kamisan pada Kamis (21/11/19) 

Asih hanya ingin keluar dari rumahnya di Tanah Kusir sambil membawa nama Sigit di dalam pikirannya. Ia hanya ingin mencari keadilan dengan caranya sendiri. Sebab hanya dengan itulah, hatinya bisa melega. 

"Saya bukan masalah Allah berkehendak lain. Cara meninggalnya itu loh kan dipaksa. Kalau matinya karena Allah Ta'ala saya tidak akan banyak ngomong. Taruh lah, almarhum sakit, terus wafat, saya ndak bisa ngobatin. Itu kan kehendak Allah. Kalau ini kan dipaksa mati sama negara, gitu," tutur Asih saat ia berkisah tentang alasan utamanya betah menuntut keadilan, sekalipun di tengah ancaman tak kasat mata seperti saat ini. 

Meski terus-menerus berjuang tanpa hasil manis, Asih tetap enggan menyerah. Seperti yang sebelumnya ia katakan━dan seringkali ia ujarkan lagi berkali-kali━ia takkan berhenti. 

Sebab ia juga tinggal mengimani, bahwa Indonesia masihlah negara hukum yang berpegang teguh pada UUD 1945. Kurang lebih, pada keyakinannya, UUD 1945 setidaknya mengimbau negara untuk melindungi dan menyejahterakan rakyatnya. 

"Saya akan tetap optimis. Saya tetap akan cari keadilan. Mudah-mudahan ini Corona cepat habis jadi kita bisa Kamisan lagi. Bisa ketemu lagi sama anak-anak. Jadi saya kalau ketemu sama anak-anak mahasiswa, bercanda, cerita, hati saya senang gitu loh. Jadi istilahnya uneg-uneg saya keluar," ujar Asih. Ia tertawa kecil dan intonasi sumringah, tepat saat ia mengucap kata "mahasiswa". Barangkali, sambil mengenang putra kesayangannya, Sigit Prasetyo.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun