1. Membaca
Kita dapat memulainya dengan hal mendasar yaitu meluangkan waktu untuk membaca seperti puisi, novel, pantun dan sebagainya. Jika kita mulai menulis suatu karya sastra tanpa membiasakan diri dahulu dengan membaca karya orang lain, maka akan sulit untuk melakukannya. Sebaliknya, jika rajin membaca karya sastra apapun itu, dapat memperkaya pengetahuan dan pengalaman yang bisa diambil dari karya tersebut.
2. Menulis
Cobalah untuk menantang diri sendiri dengan menulis. Ketika kita menulis, dapat  membuat kreativitas semakin mengalir. Pada zaman teknologi serba canggih ini, generasi muda lebih sering menggunakan media sosial untuk mengakses dan menyebarkan segala informasi. Maka, peluang penggunaan media sosial pun dapat dimanfaatkan termasuk di era pandemi saat ini untuk menulis. Misalnya, membuat puisi kemudian diunggah di Instagram, pentigraf di Facebook, hingga menjadikan tempat berbagi cerita hidup di aplikasi Wattpad. Meskipun kesannya terlihat sederhana, namun hal itu dapat mengasah keterampilan untuk menyuguhkan suatu topik.
3. Menyimak
Berlatih menyimak informasi dari orang lain. Keterampilan menyimak sangatlah penting dikuasai oleh setiap orang. Terutama bagi peserta didik, karena banyak kegiatan yang mengharuskan keterlibatan menyimak baik saat proses pembelajaran maupun kegiatan di luar kelas.
4. Berbicara
Lebih berani terampil dalam berbicara. Nah, bagaimana kondisi keterampilan berbicara Anda, khususnya saat pandemi ini? Keterampilan berbicara di era pandemi dapat dikatakan menurun, sebab bagaimana mungkin keterampilan ini meningkat jika seseorang lebih banyak menghabiskan waktu di dalam rumah. Padahal, keterampilan berbicara dapat terlatih dengan sering berbicara di hadapan umum. Dalam beberapa kesempatan saya sendiri, sering menjumpai fenomena lemahnya keterampilan berbicara, seperti kurang mampu mengungkapkan bahasa secara tepat, pilihan kata yang tidak baku, bahkan topik pembicaraan yang tidak logis.
Salah satu cara untuk menyuguhkan kegiatan menarik dalam melatih keterampilan berbicara yaitu dengan "DILAN" (Dialog Interaktif Lintas Kebahasaan) yang dapat disajikan dalam bentuk webinar melalui virtual zoom. Forum "dilan" tersebut, harus mengedepankan adanya umpan balik antara narasumber dengan peserta, agar keterampilan berbicara dapat terasah melalui penyampaian pertanyaan atau pendapat dalam bidang kebahasaan. Selain itu, kegiatan yang digelar harus dibangun secara kekeluargaan dan keakraban agar tercipta suasana asik dan menyenangkan.
Dengan demikian, meskipun Bulan Bahasa dan Sastra akan diselenggarakan kembali secara daring di tengah keterbatasan akibat pandemi, namun kita semua tidak boleh menganggap Bulan Bahasa dan Sastra seperti istana pasir di lautan. Bangunan pasir itu tidak akan bertahan lama jika diabaikan. Disapu ombak sedikit pun akan runtuh dan tidak terbentuk lagi. Begitu pula, kita semua harus turut aktif dalam memperingati Bulan Bahasa dan Sastra melalui berbagai macam cara, agar kita sebagai putra dan putri Indonesia lebih menghargai dan bangga terhadap bahasa Indonesia, serta roh Bulan Bahasa dan Sastra tetap terjaga kukuh di era pandemi saat ini.
Penulis: Jihan Nada Aulia