Mohon tunggu...
Pamujihan
Pamujihan Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Pemula segala hal. Visit more: www.jijihans.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Vandalisme. Coretanmu Menyiksa Hatiku

31 Oktober 2015   07:46 Diperbarui: 31 Oktober 2015   09:27 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Vandalisme adalah suatu keinginan seseorang untuk merusak, menghancurkan, memperjelek dengan disengaja dimana hasil dari vandalisme tersebut dapat mengurangi keindahan, keaslian, dan juga mengalami penurunan nilai pada benda tersebut. Contohnya adalah semisal kamu menempelkan stiker pada mobil seseorang tanpa ijin si empunya, itulah vandalisme. Kemudian ketika kamu menulis nama kamu atau mungkin mencoret-coret dengan kata-kata lain, itulah vandalisme, ketika kamu menyemprot-nyemprot tembok umum dijalanan tanpa izin, itulah vandalisme. Dimana perbuatan ini kebanyakan orang tidak menyukainya karena mengurangi estetika.

Namun apa bedanya dengan karya mural jalanan yang ada disudut-sudut kota? apa itu juga disebut vandalisme?. Iya itu juga vandalisme, hanya saja banyak bentuk-bentuk vandalisme yang malah membuat estetika pada hasil karyanya, dan juga mereka melakukannya dengan profesionalitas dan juga dengan mengantongi izin. Namun ada juga yang tak berizin. Tergantung bagaimana kita menilainya.

Vandalisme di Tugu Puncak Hargo Dumilah, Lawu

Sejarah mencatat, kaum Vandal menurut Jerman Kuno memang sudah ada semenjak tahun 400, hal ini terkait dengan kejadian pengrusakan tidak masuk akal yang dilakukan oleh beberapa orang yang disebut dengan kaum vandal tersebut. Sejak lahir, kaum Vandal memanglah lahir karena sebuah ideologi yang mengatasnamakan sebuah kepentingan tertentu. Hal ini dapat dibuktikan diantaranya banyak vandalisme yang sifatnya memprovokasi, membohongi, atau bahkan hanya bersifat seremonial belaka. Karena sejatinya, vandalisme sendiri menurut saya adalah sifat yang meledak-ledak ingin melakuakn sesuatu dengan merusak ataupun mengubah semaunya.

Baca Juga : Bola Hitam Pencegah Kekeringan Air

Lain halnya vandalisme yang terjadi diatas adalah terjadi diperkotaan, atau dilingkup metropolitan. Namun saat ini, vandalisme tidak hanya berada di kota-kota metropolitan, akan tetapi sudah merembet di plosok, maupun di tempat-tempat wisata.Banyak ditempat wisata yang dulunya bersih, alami, dan indah, kini berubah dengan banyaknya coretan sampah yang tidak berguna, coretan-coretan sampah ini banyak yang bertuliskan nama, tahun, institusi, nama kampus, tangal jadian, tanggal anniversary, tanggal kelulusan, dan tulisan-tulisan sampah lainnya.

Bahkan yang membuat saya sedikit emosi adalah, disana ada juga tertuliskan nama MAPALA, iya MAPALA yang kepanjangannya adalah Mahasiswa Pecinta Alam. Tatau banyak juga yang bertuliskan PALA yang artinya Pecinta Alam. Sungguh perbuatan yang memalukan nama MAPALA itu sendiri menurut kami. Jika kamu ingin melakukan vandalisme, buat saja vandalisme teringan dengan memakai kertas kecil bertuliskan naam-nama itu, terserah, tapi jangan lupa bawa kertas bekas tadi,

Tahukah kamu?, coretanmu itu akan menjadi kenangan terahit disepanjang hidup sewaktu coretanmu masih ada disana. Bayangkan jika satu orang melihat coretanmu seperti coretan:

"Aku Cinta Kamu Selamanya, Semoga Kita Langgeng Yahh, by: Cinta Sucimu"

Kami yakin 1000%, pasti akan banyak hinaan dan doa yang buruk atas tulisan lebay itu, dan bisa jadi hubunganmu sendiri tidak akan langgeng. Ada lagi bentuknya seperti I Love you, dll. Ini akan menjadi kenangan terpahit sepanjang sejarah menurut saya. Kalau diri kamu sendiri saja tidak menghormati dirimu sendiri, lalu bagaimana orang lain akan menghargai dirimu, yang tertuang malah doa-doa jelek yang mengalir sepanjang sejarah. Bagi yang membaca artikel ini, jangan marah ya, bertobatlah, saya hanya mengingatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun