Mohon tunggu...
Nur Jihan
Nur Jihan Mohon Tunggu... -

Menulis itu NIAT..\r\nBukan BAKAT..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Perjalanan ke Panti Sosial Petirahan Anak (PSPA) "Bima Sakti" Batu

12 April 2015   11:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:13 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tepat saat sang surya berdiri tegak nan gagah menantang langit, ku percepat langkahku menuju tempat yang telah dijanjikan. Sebuah tempat nostalgia, masa tersimpan lebih banyak kenangan bahagia. Sebuah tempat, dimana inspirasiku akan ku jumpa disana.

Ah, kalian salah sangka. Aku bukan akan kencan ala anak moderan, tapi hanya saja tempat itu menyiratkan sejuta rasa yang tersimpan rapi didalam kotak yang kuberi nama kotak kenangan.

Perjalanan menuju tempat itu, terasa sangat lama untukku. Bukan karena jarak yang jauh, mungkin karena hati yang tak sabar. Walaupun sepanjang perjalanan aku lebih bermanja-manja dengan pemandangan di luar jendela bus, tapi rasa itu tak kian memudar dalam benakku. Sekitar satu jam terlewati dan sampailah di tempat ini.

Sebuah tempat yang sederhana dan meneduhkan, berdiri kokoh tepat di depan jalan raya. Sekilas tempat itu tampak begitu sempit jika dilihat dari depan seberang jalan raya, tapi ketika masuk semakin dalam, tempat ini cukup luas dan sangat nyaman dengan berbagai fasilitas yang hampir semua tersedia. Pelan-pelan ingatanku mulai mengajakku bernostalgia, kembali kemasa beberapa tahun silam. Inilah tempatnya, tempat dimana banyak ditemui anak-anak berlalu-lalang dan bermain kesana-kemari. Wajah-wajah polos nan riang tanpa dosa menghiasi anak-anak itu, seakan mereka tak terlihat ada masalah yang menggelayut didalam dirinya. Inilah tempatnya, sebuah tempat untuk membimbing anak menuju pribadi yang baik dan sehat. Disisi lain, tempat ini juga menyesakkan dadaku. Bagaimana tidak, tempat ini secara tak langsung menjadi sebuah bentuk ‘kegagalan’ orangtua dalam melindungi anaknya.

Kami disambut baik oleh pihak panti sosial, dan beberapa perwakilan dari panti sosial menjelaskan kepada kami mengenai Panti Sosial Petirahan Anak (PSPA) "Bima Sakti" di Batu, Malang. Salah satu pihak dari panti sosial menuturkan bahwa panti sosial ini sudah berdiri sejak tahun 1954, dan tujuan didirikannya tidak lain untuk mengubah perilaku anak yang maladaptif menjadi pola perilaku yang adaptif.

Anak-anak di panti sosial ini, diberi penanganan selama 25 hari. Selama itu mereka diharuskan untuk menginap dan mengikuti agenda-agenda yang telah ditentukan. Meskipun begitu, anak-anak tetap mendapatkan pendidikan akademik selama mereka berada di panti, agar jika nanti kembali mereka tidak banyak tertinggal mata pelajaran. Kegiatan di tempat tersebut dimulai dari pagi setelah makan pagi, dengan agenda bimbigan belajar akademik dan berlanjut dengan bimbingan sosial. Pada siang hari, anak-anak diwajibkan untuk istirahat dan tidur siang, kemudian agenda berlanjut saat sore dan selepas maghrib. Panti Sosial Bima Sakti sengaja membuat agenda sebagian besar secara kelompok karena bertujuan untuk mengasah social skill anak-anak dan untuk melihat perilaku anak yang maladaptif sehingga untuk mempermudah proses penanganan.

Ya, memang benar, perilaku yang maladaptif terlebih yang sudah terpola hampir tidak mungkin ditangani dalam waktu 25 hari saja, karena itu ketika anak keluar dari panti sosial tak serta merta tanggung jawab panti sosial lepas begitu saja. Mereka masih tetap dipantau melalui orangtua dan guru, misalnya dengan memberikan angket dan list setelah tiga bulan. Sungguhpun perubahan anak tidak akan pernah bisa bertahan jika lingkungan sosial tidak mendukung.

Kunjungan pun berakhir. Kepergian kami, diringi dengan senyum lebar anak-anak. Hanya satu hal penting yang ku peroleh dalam kunjungan tersebut, bahwa berapa banyak doa yang kita panjatkan untuk mendapat anak yang sholeh-sholihah, awal yang baik adalah dengan menjadikan diri kita pribadi yang baik dan sehat dahulu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun