Mohon tunggu...
Jihaan Zalfaa
Jihaan Zalfaa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka makan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memento Vivere: Psikologi Sastra dalam Novel Karya Tenderlova

8 Desember 2024   23:33 Diperbarui: 9 Desember 2024   09:24 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesehatan mental adalah bagian tak terpisahkan dari kesejahteraan individu secara keseluruhan. Ketika seseorang memiliki kesehatan mental yang baik, mereka dapat mengelola stress, bekerja secara produktif, dana berkontribusi positif kepada komunitas. Namun, pada zaman yang semakin maju ini kasus kesehatan mental justru menjadi salah satu topik pembicaraann yang ramai di lingkup sosial. Masalah seperti depresi, kecemasan, dan burnout semakin saat ini sering terjadi dikalangan masyarakat, khususnya pada remaja. Banyak faktor yang dapat menjadi penyebab adanya gangguan kesehatan mental sehingga meninggalkan dampak besar pada kepribadian dan prilaku seseorang. Seperti adanya kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan anak, atau sebab stress berkepanjangan.

Dalam novel Another story from Raksi: Memento Vivere, Tenderlova menghadirkan sosok Tokoh Jovan Akhal Raksi sebagai Tokoh yang hidup dalam bayang-bayang luka masa lalu, perasaan bersalah, dan dalam perjuangan untuk kembali menemukan arti hidup. Novel ini relevan secara emosional dengan keadaan saat ini. Dalam perspektif psikologi sastra, karya ini menawarkan wawasan tentang bagaimana faktor-faktor psikologis membentuk perilaku dan pola pikir individu. Teori Sigmund Freud mengenai psikologi sastra membagi kepribadian manusia dalam tiga elemen utama: id, ego, dan superego. Id yang merupakan kepribadian dasar manusia ditunjukkan pada novel ini pada luapan-luapan emosi yang tak terkendali dari Tokoh Jovan sehingga kerap kali menimbulkan kebingungan pada perasaannya sendiri. Adanya perasaan seperti ini biasanya muncul sebab seseorang tak bisa mengendalikan emosinya dengan benar. Pengendalian emosi yang tidak tepat seperti bisa memicu tingkat stres berlebih sehingga akhirnya memperburuk kondisi kesehatan mental pada individu. Elemen kedua adalah Ego yang berfungsi sebagai pengendali rasional. Seperti halnya tokoh Jovan yang selalu berusaha untuk tetap bertahan hidup meskipun tanpa memiliki tujuan yang pasti. Bagi seseorang yang mengalami gangguan Kesehatan mental, bertahan dalam sebuah kehampaan merupakan sesuatu yang tidak mudah untuk dilakukan. Tapi novel ini memberikan sebuah magis bahwa sesulit apapun masalah yang sedang dihadapi, kita pasti akan selalu bisa melewatinya. Lebih mudahnya, ego berfungsi sebagai mediator dalam pengelolaan dorongan batin dan kenyataan hidup. Elemen ketiga, yaitu superego. Superego merupakan pengingat tentang apa yang benar dan salah. Dalam novel ini, superego banyak muncul sebagai bentuk penghalang bagi tokoh Jovan. Elemen ini menjadi sebuah penghambat atas ekspetasi tinggi yang dimiliki terhadap dirinya sendiri, sehingga sering membuat tokoh Jovan merasakan tidak cukup baik atau tidak layak. Akibatnya, ego sudah tidak lagi bisa menahan id, yang kemudian membuat tokoh Jovan melakukan hal yang mebahayakan dirinya sendiri. Pada kasus seperti ini, yang kebanyakan terjadi di masyarakat adalah sebuah Tindakan mengakhiri hidupnya sendiri. Ketika superego dianggap sebagai penghalang dan ego sudah tidak lagi bisa menahan id. Namun, superego juga dapat menjadi pendorong untuk perubahan positif. Proses ini mencerminkan transisi dari ketidakmampuan untuk memenuhi ekspektasi menjadi penerimaan diri yang lebih besar yang menjadi suatu langkah penting dalam pemulihan psikologis.

Analisis psikologis ini menggambarkan bagaimana trauma dan pengaruh masa lalu membentuk cara Jovan merespons dunia di sekitarnya. konflik internal yang melibatkan trauma, rasa bersalah, dan pencarian makna hidup adalah isu universal yang terus relevan dengan keadaan masa kini. Di dunia yang semakin cepat dan penuh tekanan, banyak individu merasa terjebak dalam dinamika emosional yang sama seperti yang terjadi dalam novel. Jovan sebagai seorang individu yang terperangkap dalam bayang-bayang masa lalunya, mencerminkan banyak orang yang menghadapi kesulitan untuk berdamai dengan pengalaman traumatis. Psikologi sastra memungkinkan kita untuk melihat lebih dalam bagaimana individu seperti Jovan berjuang untuk menemukan kedamaian batin di tengah gejolak emosional yang luar biasa. Anaisis ini membuka wawasan tentang bagaimana trauma, konflik internal, dan pencarian makna hidup membentuk sebuah pergulatan batin dari banyak individu di dunia nyata. Di masa sekarang ini, penting bagi setiap individu untuk mulai menyadari bahwa Kesehatan mental dan penyembuhan emosional adalah suatu hal yang juga perlu untuk diperrhatikan.

Rizal, Fadli. n.d. “Kesehatan Mental.” https://www.halodoc.com/kesehatan/kesehatan-mental?srsltid=AfmBOort9u-VzIXFHudO3GT0cOsNKxGRiHztOhNdulontX2Gp83hkv5b.

Savitrie, Elsa. 2022. “Mengenal Pentingnya Kesehatan Mental Pada Remaja.” https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/362/mengenal-pentingnya-kesehatan-mental-pada-remaja.

tenderlova. 2023. Another Story from Raksi: Memento Vivere.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun