Mohon tunggu...
Jihaan TsabitahnakwahS
Jihaan TsabitahnakwahS Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

topik konten favorit parenting

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengenal Mom Shaming yang Sering Dialami Ibu Muda

31 Mei 2023   11:22 Diperbarui: 31 Mei 2023   11:33 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : https://purepremiumcare.co.id/purebb/web/artikel/detail?id=1174&title=mengenal-lebih-jauh-mengenai-mom-shaming

Perasaan bersalah yang terus menerus timbul bisa mengakibatkan hilangnya kepercayaan diri dan meragukan kesanggupannya dalam mengasuh anak. Gangguan Kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan juga bisa muncul akibat  mom shaming yang berkelanjutan. Hal tersebut bisa mengganggu kehidupan sehari-hari ibu dan bisa berdampak pada hubungan dengan pasangan, keluarga dan teman.

            Jika kita mengalami  mom shamingg dalam kehidupan sehari-hari , ada beberapa cara untuk menanganinya. Pertama, kita harus memahami bahwa tidak semua orang akan mendukung dan setuju dengan tindakan seorang ibu. Setiap orang memiliki pandangan dan pendapatnya sendiri mengenai cara mengasuh anak, dan hal tersebut adalah hal yang wajar. Cobalah untuk memahami sudut pandang oranaglain. terkadang  mom shaming terjadi karena pelaku tidak memahami situasi yang terjadi dalam kehidupan ibu tersebut. bersikap terbuka bisa mengurangi dampak dari  mom shaming tersebut.

            Selain itu, bersikap acuh dan tidak terpengaruh oleh komentar negatif juga bisa menjadi cara yang efektif. Tidak merespon dan membalas  mom shaming dengan argumen atau pembelaan kita. Ingatlah bahwa sebagai seorang ibu penya hak untuk memilih dan menjalankan pola asuh sesuai dengan keyakinan dan kebutuhan anda dan anak-anak anda. tetap percaya diri dan jangan biarkan mom shaming tersebut menggoyahkan keyakinan sebagai seorang ibu.

            Jika  mom shamingg terus berlanjut dan mengganggu kesejahteraan, pertimbangkan untuk keluar dari lingkungan atau kelompok yang merugikan tersebut. Prioritaskan kebahagiaan dan kesehatan Anda serta anak-anak Anda dengan mencari lingkungan yang mendukung, tempat Anda dapat berbagi pengalaman dan mendapatkan dukungan positif dari orang-orang sekitar. Setiap orang pasti memiliki kekurangan tersendiri. Belajar untuk menerapkan self-love agar bisa menjadi ibu yang mampu menghadapi kritik dengan lebih baik. Dengan mencintai diri sendiri, kita dapat membangun kepercayaan diri dan mengenali kekuatan yang kita miliki.

            Saya sebagai Mahasiswa Psikologi Universitas Airlangga, ingin mengajak untuk menghentikan  mom shaming demi menjaga kesehatan kondisi psikologis dari ibu-ibu di seluruh dunia. Mari kita hentikan  mom shaming dan bersama-sama membangun lingkungan yang lebih baik bagi para ibu. Kita semua memiliki perbedaan dalam cara mengasuh anak, namun itu tidak membuat salah satu lebih baik atau buruk dari yang lain. Mari kita saling menghargai pilihan dan upaya setiap ibu dalam menjalankan perannya. 

Bersama-sama, mari kita tingkatkan kesadaran, empati, dan pengertian dalam masyarakat kita, sehingga setiap ibu dapat merasa dihargai, diterima, dan didukung dalam perjalanan menjadi seorang ibu. Hentikan  mom shaming, mari kita bangun lingkungan yang saling mendukung dan memberikan ruang bagi setiap ibu untuk tumbuh dan berperan dengan penuh cinta dan kebaikan hati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun