Mohon tunggu...
Jihaan TsabitahnakwahS
Jihaan TsabitahnakwahS Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

topik konten favorit parenting

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengenal Mom Shaming yang Sering Dialami Ibu Muda

31 Mei 2023   11:22 Diperbarui: 31 Mei 2023   11:33 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : https://purepremiumcare.co.id/purebb/web/artikel/detail?id=1174&title=mengenal-lebih-jauh-mengenai-mom-shaming

           

            Ibu memegang peranan penting dalam kehidupan. Dalam sebuah keluarga ibu memiliki tanggung jawab dalam merawat, mendidik, dan membimbing anak-anak mereka. Namun, saat ini kita seringkali menjumpai dan melihat fenomena yang disebut mom shaming. Fenomena mom shaming marak terjadi di berbagai wilayah di seluruh dunia baik negara maju maupun negara berkembang. Bahkan fenomena tersebut dapat terjadi dilingkungan terdekat kita seperti keluarga, sahabat, teman, dan tetangga. 

Fenomena  mom shaming dapat terjadi karena perbedaan pendapat yang dimiliki oleh seseorang terutama antar-ibu. Pelaku  mom shaming tersebut merasa kalau dirinya paling benar dan mengerti tentang cara mengasuh anak. Padahal setiap anak memiliki pola asuh yang berbeda-beda. Sangat disayangkan fenomena  mom shaming sudah menjadi hal yang lazim dalam masyarakat kita. Padahal fenomena tersebut dapat merugikan bagi ibu dan juga keluarga. Dalam artikel ini, kita akan membahas mengenai  mom shaming  yang sering dialami oleh ibu muda.

            Menurut Michigan Health, pengertian  mom shaming adalah perilaku memberikan kritik atau komentar dengan nada negatif secara terbuka kepada seorang ibu, hingga membuat orang tersebut terpukul atau tertekan. Sebagai seorang ibu tentunya memiliki caranya tersendiri dalam mendidik dan mengasuh anaknya. Seorang ibu memiliki hak untuk memilih pola asuh yang sesuai dengan keyakinan dan kebutuhan mereka. 

Perbedaan dalam cara asuh tersebutlah yang menjadi salah satu faktor pemicu terjadinya  mom shaming. Padahal, pola asuh setiap anak berbeda-beda dan setiap pola asuh memiliki pro dan kontranya masing-masing. Tentunya seorang ibu memiliki tantangan dan kesulitan dalam mengasuh anak mereka. Namun, mereka pasti berusaha sebaik mungkin untuk mengatasi tantangan dan kesulitan demi memberikan yang terbaik bagi anak-anak mereka. Bahkan, demi memberikan yang terbaik untuk anak mereka berapa ibu mempelajari teknik parenting dengan membaca maupun mengikuti kelas parenting.

            Sebenarnya tidak semua kritik yang diberikan kepada seorang ibu dapat dikatakan sebagai  mom shaming. Kita harus melihat kritik tersebut dari dua sisi yaitu sisi yang memberikan pernyataan dan sisi yang mendapat pernyataan tersebut. jika kritik yang diberikan bertujuan untuk membangun dan bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan dalam pengasuhan anaknya maka, hal tersebut bukanlah sebuah  mom shaming. Namun,  mom shaming terjadi ketika kritik yang diberikan bertujuan mempermalukan, menghakimi, atau mengejek seorang ibu, hal tersebut dapat dikatakan sebagai  mom shaming.  

             Masih banyak orang yang beranggapan bahwa  mom shaming adalah hal yang lumrah terjadi. Padahal, kalimat yang dilontarkan oleh para pelaku  mom shaming dianggap menyakitkan oleh ibu yang mendengarkannya. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh BukaReview mayoritas pelaku dari  mom shaming berasal dari anggota keluarga. Sangat menyedihkan dan miris melihat  hasil dari survei tersebut. Bayangkan jika suami, mertua, otang tua, kakak, dan ipar berceloteh seperti, "Kok sekarang kamu gendut banget, ya!!", "Kamu yang bener dong kalau urus anak! " atau "Kok anak kamu kaya ga keurus gitu sih. Bisa ngurusnya nggak sih ?." Kata-kata yang meremehkan tersebut dapat membuat ibu merasa tidak dihargai.

Keluarga yang seharusnya menjadi support system dan tempat dimana seorang ibu didukung, dicintai, dan diterima malah mejadi pelaku  mom shaming. Sangat tidak adil bukan, ketika melihat seorang ibu yang berusaha keras dalam mengasuh anaknya justru menjadi korban dari  mom shaming. Seorang ibu yang seharusnya di apresiasi atas upaya yang dilakukan setelah mengasuh anaknya malah mendapatkan  mom shaming dari orang-orang terdekatnya.

            Selain dari anggota keluarga fenomena  mom shaming di media sosial juga marak terjadi. Terkadang ibu yang membagikan kegiatan keseharian anaknya di media sosial sering kali menjadi sasaran  mom shaming berupa komentar negatif. Postingan yang berisi kegiatan anak atau cara mengasuh anak biasanya menjadi bahan perdebatan oleh pengguna media sosial lainnya. 

Perdebatan yang terjadi biasanya bisa berujung pada  mom shaming. Pengguna media sosial merasa bahwa mereka memiliki hak untuk mengevaluasi dan mengomentari kehidupan orang lain dengan pemahaman dan perspektif mereka sendiri. Mereka berpendapat bahwa cara mereka mendidik anak merupakan cara yang paling terbaik, dan tak jarang mereka menganggap cara orang lain mengasuh anak mereka itu salah.  

            Tindakan  mom shaming tersebut bisa berdampak buruk bagi kesehatan ibu. Ketika seorang ibu mengalami  mom shaming hal tersebut dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan penurunan kesehatan mental. Kritik yang diberikan dapat membuat ibu meragukan kemampuan mereka sebagai orang tua sehingga menimbulkan perasaan bersalah yang berlebihan karena si ibu merasa bahwa ia tidak cukup baik dalam perannya sebagai seorang ibu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun