"Leon! Tugas kimiamu dimana?" tanya Bu Kay. "Eh, maaf bu. Tugas saya ketinggalan di rumah. Saya janji akan membawanya besok."
 Ceritaku dimulai dari sini...
Leon, seorang siswa yang sekarang duduk di bangku SMA kelas 11 IPA dan bersekolah di SMA Negeri 1. Dia adalah anak pertama dari dua bersaudara. Nama adiknya adalah Liana yang sekarang duduk di bangku SMP kelas 8 dan bersekolah di SMP Negeri 5. Orang tua mereka adalah dokter. Setiap hari mereka sibuk sehingga tidak ada ada waktu untuk memperhatikan keadaan anak mereka secara langsung. Mereka hanya mengirim kabar atau pesan melalui SMS untuk memastikan bahwa anak mereka baik-baik saja.Â
Pada suatu hari, Leon sedang sibuk. Liana, adiknya, sedang ada tugas kerja kelompok di rumah temannya. Leon mengikuti organisasi sekolah, lomba-lomba, dan yang lainnya. Leon pun kelelahan karena banyak kerjaan yang harus dia kerjakan, tetapi dia tidak bilang ke orang tuanya atau bahkan adiknya. Dia selalu mengatakan bahwa dia baik-baik saja. Sesampainya di rumah, Leon langsung mengerjakan beberapa pekerjaan rumah dan mengerjakan tugas dari sekolahnya. Leon mengerjakan 2 tugas kimia dan 1 tugas fisika.
 Leon mengerjakannya dengan teliti dan cermat. Dia adalah anak yang rajin, tetapi dia jarang beristirahat sehingga dia sering jatuh sakit. Setelah Leon selesai mengerjakan tugas-tugasnya, Leon bergegas membereskan bukunya dan bersiap-siap untuk tidur. Sebelum tidur, dia pergi ke kamar mandi terlebih dahulu. Setelah pergi dari kamar mandi, dia beranjak ke tempat tidur lalu berdoa sebelum tidur. Dia berdoa "semoga besok baik-baik saja".
Keesokan harinya...
"Assalamualaikum anak-anak. Kembali lagi di pelajaran kelas kimia. Semoga kalian sehat-sehat selalu ya, nak. Baiklah, sekarang tolong kumpulkan tugas kimia yang sudah ibu berikan dua hari yang lalu!". Semua anak-anak segera mengeluarkan buku latihan kimia dari tas, tetapi ada satu anak yang terlihat gelisah ketika dia sedang mencari-cari sesuatu di dalam tasnya. Ternyata Leon. Ia lupa membawa tugas kimianya, sepertinya karena kemarin dia sudah kelelahan sehingga dia salah menaruh buku.Â
Yang seharusnya dia membawa buku kimia, tetapi ia malah membawa buku biologi. "Ada apa Leon? Apakah kamu tahu hukuman jika kamu belum atau lupa mengerjakan PR?" tanya Bu Kay. Tetapi tidak ada respons dari Leon. Leon hanya melamun sambil melihat ke arah tasnya. "Leon! Tugas kimiamu dimana?" tanya Bu Kay sekali lagi. "Eh, maaf bu. Sepertinya tugas saya ketinggalan di rumah. Saya janji akan membawanya besok. Sekali lagi, saya minta maaf." jawab Leon dengan terbata-bata. "Baiklah. Karena kamu sudah janji, ibu tidak akan memberi kamu hukuman. Tetapi jika kamu besok tidak membawa bukunya, ibu akan memberi kamu hukuman!" kata Bu Kay dengan tegas.
Leon menjalani harinya seperti biasa. Banyak tugas, urusan organisasi, rapat sana-sini, dan banyak lagi kerjaan yang harus dikerjakan olehnya. Dia baru pulang jam lima sore, ia sudah sangat kelelahan. Ketika ia membuka pintu rumahnya, tiba-tiba ia jatuh pingsan. Adiknya yang sedang makan di ruang tamu kaget melihat kakaknya yang tergeletak di lantai. Liana langsung membawa kakaknya ke kamarnya, lalu melakukan beberapa tindakan jika ada orang yang pingsan.Â
Setelah kakaknya sadar, Liana langsung menghubungi orang tua mereka. Liana berharap orang tuanya ada waktu untuk melihat kondisi anak mereka. Ternyata selama ini Liana sadar bahwa Leon sangat kelelahan karena banyak tugas-tugas yang menyerangnya. Leon sudah melebihi batas kemampuannya dan dia butuh istirahat. Liana khawatir kakaknya jatuh sakit dan harus dibawa ke rumah sakit. Setelah beberapa menit Liana menghubungi kedua orang tuanya, akhirnya orang tuanya pun akan datang ke rumah untuk melihat kondisi anak mereka, terutama Leon.
Ketika orang tuanya datang, ayahnya langsung segera memeriksa keadaan Leon. Ternyata Leon terkena tipes. Mereka memutuskan untuk membawa Leon ke rumah sakit karena orang tuanya harus kembali bekerja dan khawatir tidak ada yang mengurus Leon.
Empat hari kemudian...
Leon masih berada di rumah sakit dan kondisinya masih belum membaik. Orang tuanya sangat khawatir dan mereka memutuskan untuk cuti kerja terlebih dahulu. Liana pun izin tidak masuk sekolah selama beberapa hari karena harus mengurus dan memantau kondisi kakaknya. Leon melihat pemandangan yang ada di luar jendela. "Sangat indah," katanya. "Kak, aku udah bilang ke guru kakak kalau kakak sakit dan dirawat di rumah sakit. Lain kali, kakak kalau capek bilang ya. Terus istirahat juga, jangan terlalu memaksakan diri. Tidak baik untuk kesehatan loh kak" kata Liana yang sedang menasihati kakaknya. "Hehe, iya dek. Kakak janji kok bakal bilang" jawab Leon sambil tersenyum, ia tidak mau melihat adiknya sedih.
Beberapa hari kemudian...
Setelah ia mendapat beberapa obat, akhirnya ia pun sembuh dari sakit ini. Ia pun dapat kembali ke sekolah. Tentu saja dia memegang janjinya dengan adiknya. Orang tuanya pun juga mulai melihat kondisi anaknya lebih teliti. Leon pun sangat bahagia karena akhirnya ia dapat melakukan aktivitas seperti biasanya dengan bahagia. Dari kejadian ini, Leon pun mendapat hikmahnya.Â
"Aku anaknya sangat rajin. Rajin banget. Tapi walaupun aku rajin, bukan berarti aku tidak istirahat sama sekali. Justru harus istirahat. Otak dan anggoota tubuh kita yang lainnya membutuhkan istirahat. Ingat, istirahat bukan berarti kamu menyerah. Kamu sudah melakukan yang terbaik. Istirahatlah jika kamu mulai merasa Lelah. Setelah itu, kamu dapat melanjutkan pekerjaanmu kembali. Tetap semangat dan jangan menyerah, jangan lupa juga istirahatnya ya!".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H