Mohon tunggu...
Chaerun Anwar
Chaerun Anwar Mohon Tunggu... profesional -

Mendidik dengan hati, mengajar dengan bahagia, dan melatih tanpa pamrih

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pendidikan Siaga Bencana di China

16 Februari 2014   19:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:46 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_322931" align="aligncenter" width="550" caption="Suasana Pelatihan Bela Negara (http://www.kaixin001.com/photo)"][/caption]

Indonesia dan China memiliki banyak kemiripan dan kesamaan, tengoklah dari sisi budaya dan bahasa. Saya ambil contoh asal usul kata Orang  yang dalam bahasa Indonesia berarti manusia (person dalam bahasa Inggris), kata tersebut juga terdapat dalam kosa kata penduduk asli Taiwan yaitu Rang yang artinya sama yaitu manusia. Tengok pula tata cara berpakaiannya, suku Minang di Indonesia memiliki kemiripan cara berpakaian dan menggunakan asesoris yang persis mirip dengan suku Miao di wilayah Provinsi Yunnan, Suku Sunda berpakaiannya memiliki kemiripan dengan suku Shui, Suku Toraja memiliki kemiripan dengan suku Bai.

Kondisi alam dan potensi bencana alamnya pun memiliki banyak kemiripan dan riwayat panjang kejadian bencana yang tak jarang memakan korban jiwa. China tergolong negara nomor 5 dari 10 negara rawan bencana. Bencana alam yang sering menimpa China adalah Banjir, Gempa bumi, Kebakaran hutan, Ombak besar, Kekeringan. Satu saja bencana alam yang tidak pernah dikenal China yaitu meletusnya gunung berapi (Volcano Eruption).

Sejarah panjang penderitaan darah dan air mata rakyat menghadapi bencana alam yang terjadi ribuan tahun tersebut menjadi pelajaran berharga dan masuk dalam kurikulum pendidikan sekolah dasar, menengah dan tinggi.

[caption id="attachment_322929" align="aligncenter" width="450" caption="Siswa memperoleh pelajaran di kelas tentang bela negara (http://www.kaixin001.com/photo)"][/caption]

Ketika siswa wajib belajar menyelesaikan kelas 9-nya (bila di Indonesia setara dengan kelas 3 SMP) sebelum mereka lanjut ke jenjang pendidikan menengah tinggi atau terjun ke dunia kerja, mereka diwajibkan mengikuti kurikulum bela negara yang dilaksanakan 3 minggu lamanya. Program bela negara tersebut dilaksanakan perkuliahan di kelas sekolahnya masing-masing selama 1 minggu, kemudian dilanjutkan di Pusdiklat Militer selama 2 minggu. Selepas mengikuti pendidikan bela negara siswa tersebut mendapat sertifikat dan bisa lanjut ke jenjang SMA atau masuk dunia kerja.

[caption id="attachment_322930" align="aligncenter" width="480" caption="Siswa memperoleh pelajaran baris berbaris (http://www.kaixin001.com/photo)"][/caption]

Demikian pula dengan siswa kelas 12 pendidikan menengah atas (di Indonesia setara dengan SMA kelas 3). Setelah siswa menyelesaikan ujian nasional-nya, mereka diwajibkan mengikuti program pendidikan bela negara selama 3 minggu. Pola durasi waktu dan format kegiatan mirip dengan jenjang SMP, yang membedakan hanya isi diklat-nya saja. Seperti halnya SMP, maka siswa tersebut wajib menyelesaikan pendidikan bela negara sebelum lanjut ke perguruan tinggi atau dunia kerja.

Menurut catatan terakhir tahun 2014, jumlah pelajar dan mahasiswa di China adalah 338 juta orang dan secara bertahap setiap tahun sekitar 8-10 juta orang memperoleh pendidikan bela negara.

Apa yang diajarkan dalam pendidikan bela negara?

Pertama adalah pengetahuan tentang pengetahuan tata negara, kondisi geografis beserta potensi alam dan bencana, kewarganegaraan, hak dan kewajiban warga negara, kemandirian, cinta tanah air. Pembelajaran dilakukan di kelas sekolahnya masing-masing. Instruktur-nya dari Pusdiklat kewarganegaraan Militer China datang menyambangi sekolah untuk memberikan materi didampingi oleh para guru sejarah, geografi, dan kewarganegaraan.

[caption id="attachment_322933" align="aligncenter" width="498" caption="http://www.kaixin001.com/photo"][/caption] [caption id="attachment_322935" align="aligncenter" width="501" caption="Pelatihan dasar dasar kemiliteran (http://www.kaixin001.com/photo)"][/caption]

Kedua adalah pelatihan praktek belanegara melalui pemusatan pelatihan di pusdiklat militer selama 2 minggu. Siswa diajari dasar dasar kemiliteran seperti baris berbaris, dan bagi siswa SMA diajarkan pengenalan penggunaan senjata api. Materi berikutnya adalah dasar-dasar tanggap darurat bencana seperti  P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan), transportasi, Suplai dan Shelter, Dapur Umum, Morse/Kode dan penginderaan, Jungle survival, Mountainering.

[caption id="attachment_322936" align="aligncenter" width="500" caption="http://www.kaixin001.com/photo"][/caption] [caption id="attachment_322941" align="aligncenter" width="300" caption="Patroli di garis depan (http://www.kaixin001.com/photo)"][/caption]

Selepas kegiatan di Pusdiklat, para siswa cemerlang dari golongan SMA, diberikan kesempatan dikirim ke pos-pos perbatasan selama 1 bulan untuk memperoleh kesempatan kaderisasi dan memperoleh honor selama bertugas untuk mempraktekan pengetahuannya selama libur musim panas.

Nah, bagaimana dengan Kemdikbud? Jangan malu mengadopsi program yang baik untuk rakyat kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun