Negeri ini membeli piring emas
lalu terkejut saat rakyatnya kelaparan.
Mereka mencetak faktur-faktur digital
sementara lembar-lembar ijazah Masih terkunci
di lemari sekolah yang tak lagi punya kursi.
--
Menjadi miskin adalah menu harian,
disajikan di piring yang penuh janji,
disantap dengan sendok yang patah,
dan garpu yang hilang satu gigi.
--
Sementara itu, CoreTax adalah istana pasir,
dibangun di atas kuitansi-kuitansi fatamorgana,
di mana sistemnya memiliki hati yang kosong,
namun perutnya penuh angka-angka berdesakan.
--
CoreTax, si juru pungut masa depan,
Bikin rakyat masih mengantre panjang,
di kantor-kantor yang tak pernah ingat cara melayani.
--
Negeri ini membeli harapan dengan harga mahal,
tapi yang dikirim adalah nota kesalahan.
"Tidak dapat terhubung ke server,"
teriak suara-suara yang dibungkam dalam jaringan.
--
Di luar sana, kemiskinan mengetuk pintu,
tapi yang dibuka adalah dompet pejabat.
Lalu mereka menari dalam simfoni pajak,
sementara rakyat berbaris di antrean pemutihan dosa.
--
Mereka bilang ini demi efisiensi,
tapi anggaran mengalir lebih lancar daripada air bersih.
Mereka bilang ini demi modernisasi,
tapi sistemnya lebih rapuh dari sandal jepit di musim hujan.
--
Sekolah masih menjahit kursi yang robek,
rumah sakit masih menyulam atap yang bocor,
namun proyek ini tetap bersinar,
seperti lampu jalan di kota mati.
--
Dan kita,
tetap menunggu notifikasi keberhasilan,
di negeri yang selalu dalam mode "loading..."
***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI