Pemerintah kesurupan babi,
memamah anggaran seperti pesta perjamuan,
meja-meja panjang penuh daging dan anggur,
sementara rakyat mengunyah sisa mimpi yang basi.
Harga beras naik lebih tinggi dari doa ibu,
sementara pejabat berdasi menyeka bibirnya dengan lembaran pajak.
Mereka bersendawa di atas kursi emas,
menghitung keuntungan dari perut-perut yang kelaparan.
PPN menari seperti perampok di siang bolong,
menyelinap ke dalam piring kosong,
mengambil apa yang tak ada,
memeras lapar jadi hutang.
Di lorong-lorong pasar, rakyat jadi bayangan,
mereka tidak membeli, hanya menghafal harga,
bertanya kepada diri sendiri:
hari ini makan atau membayar utang?
Sementara di istana, para babi bersorak,
perut penuh, kantong penuh,
dan suara rakyat?
Ah, hanya angin lalu yang tak menghasilkan pajak.
***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI