Di Kalimantan, kata Sugeng, fotografer yang tertarik untuk mengeksplorasi alam liar jumlahnya tidak banyak. Terbanyak ada di dua provinsi, yakni Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Fotografer alam liar asal Malaysia dan Singapura cukup sering hunting foto ke HLSW.
BFoWN rutin melakukan hunting foto setiap minggu. Mengabadikan momen-momen sekaligus mengindentifikasi jenis-jenis satwa liar di hutan lindung seluas 11.000 hektare itu.Â
Bagi Pro Natura selaku pengelola HLSW, keberadaan komunitas fotografer BFoWN sangat luar biasa membantu. Semakin banyak orang yang mengawasi dan memerhatikan hutan, akan menjadi portal penghalang  perburuan satwa liar.
Hasil perburuan fotografer BFoWN menembus hutan, melintasi sungai, menunggu berjam-jam, bahkan berhari-hari, hingga objek sasaran tertangkap kamera telah terdokumentasi dalam buku "Pesona Keanekaragaman Hayati Kalimantan Timur. Â
Inilah sajian foto hasil olah pikir Sugeng Kuswardono, Agusdin, Rocky Paolorossi, Julius, dan Eko Cahyono. Menyuguhkan tangkapan pose gagah buaya muara, kemunculan hewan langka, romantisme induk dan anaknya, dan segala keunikan satwa liar penghuni HLSW.Â
Sekaligus menyampaikan pesan bahwa mereka tergerak dan berkejaran dengan waktu untuk mendokumentasikan flora, fauna, dan bentang alam, sebelum perekonomian ekstratif sumber daya alam sudah sampai titik terparah.
"Saat memotret, Rocky pernah tidak sadar kalau beberapa jengkal di atas kepalanya ada monyet. Pernah juga berpapasan dengan induk orangutan," ungkap Sugeng menceritakan petualangan mereka saat hunting foto.
***
Ucapan selamat datang dari peneliti dan pemerhati lingkungan Gabriella Fredriksson. Membuka lembar demi lembar buku bergambar buah karya BFoWN mengingatkan Gabby---sapaan Gabriella saat pertama kali datang ke HLSW pada 1994. Untuk tujuan penelitian S2.Â
Ia terpukau melihat fragmen terakhir hutan dataran rendah dan pesisir, dengan inti hutan primer yang masih asli. Ia kemudian kembali pada 1997untuk penelitian lebih lanjut.
Gabby berharap buku berisikan keanekaragaman hayati di Kaltim ini tidak menjadi kenang-kenangan dari apa yang dulu ada, tetapi dapat membuka mata para pengambil keputusan.