Mohon tunggu...
Abu Djbril
Abu Djbril Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Menebar Cinta Dengan Hikmah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Seorang Sayid (Bagi 5)

21 Desember 2011   10:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:57 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

16.oo Waktu Indonesia pesawat yang kutumpangi lepas landas  menuju negeri leluhurku, rinduku pada Rosulullah dan kuatnya tekad untuk belajar agama lebih dalam mengharuskan aku rela meninggalkan kampung halaman, meninggalkan abah dengan sakitnya,  ibu dan adik adiku yang kusayangi.

9 jam perjalanan tak berasa hingga akhirnya tiba di bandara King Abdul Aziz Jeddah, seorang teman sudah menjemput kami langsung menuju Madinah rasa penat hilang begitu melihat pemandangan saudi yang nyaris seluruhnya gurun tak berpasir, dan gunung gunung batu yang seakan mengawasi perjalanan kami.

Bieb...  apakah keputusanmu benar benar sudah bulat untuk kuliah di jamiah ? irfan teman kajianku yang lebih dulu kuliah di madinah membuyarkan lamunanku...

Jangan panggil aku habib.. aku orang biasa yang tiada berilmu, panggilan itu membuatku malu pada rosulullah aku tak pantas memakai gelar itu....

Aku memanggilmu karena kami menyayangi keluarga kalian, wasiat rosulullah adalah mencintai keturunan Ali ra itu saja...

Mataku berkaca kaca, mereka yang di cap sebagai wahabi dan difitnah sebagai khawarij ternyata mencintai keluargaku, aku memalingkan muka berharap irfan tidak melihat perubahanku...

Perbedaan pemahaman sejak jaman para sahabat kerap terjadi bieb, tapi perbedaan itu tak harus umat islam terpecah  ujarnya ....., Harusnya demikian gumamku, tapi jika perbedaan itu menyangkut akidah mau tidak mau kita harus mendakwahinya ujarnya... tapi sulit ...lirihku menghela nafas...

Bagaimana dengan pernikahanmu bieb ? tanya irfan mengalihkan topik pembicaraan...

Pernikahanku batal fan...  niatku menikahi xxxx teman kampusku dulupun gagal... sekarang aku mau fokus belajar dulu... biarlah Allah yang mengaturnya... jika allah menghendaki besokpun bisa saja aku menikah... uraiku menghibur diri...

Haha.. bieb.. bieb..  pasti yang dijodohkan orang tuamu itu cantiknya seperti bidadari, bodohnya kau .... andai aku jadi kau, aku tak peduli dengan akidah mereka , jika sudah jadi isteri kau bisa beri pemahaman isterimu dengan pemahamanmu mudah khan ? haha....

Aku hanya terdiam, biarlah semua itu menjadi perjalanan dalam proses hidupku.. sebuah sejarah yang hingga saat ini tetap membekas sebagai sebuah drama kolosal yang pernah berlangsung... ( November 2004 )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun