Kasus pelecehan seksual yang terjadi di dalam moda transportasi umum kian menjadi hal yang cukup meresahkan bagi banyak pihak, tak terkecuali pengguna moda transportasi umum Transjakarta. Sepanjang tahun 2023, tercatat sebanyak 41 aduan tindak pelecehan seksual yang terjadi di dalam transportasi umum Transjakarta. Adapun pihak PT. Transjakarta mengungkapkan bahwa jenis pelecehan yang sering mereka dapati sesuai pada laporan yang diterima berupa physical touch atau sentuhan fisik yang dilakukan pelaku kepada korban, baik itu sesama laki-laki ataupun perempuan.
Syifa Nur Sakinah, Pengguna Transportasi Transjakarta menyatakan bahwa tindakan pelecehan seksual di dalam bus Transjakarta merupakan tindakan yang amat sangat merisaukan. Ia menuturkan bahwa pelaku-pelaku pelecehan seksual itu harus mendapat hukuman yang berat karena tindakannya dapat memberikan rasa trauma bagi korban.
"Menurut saya pribadi, pelecehan seksual di dalam Transjakarta ini sangat amat tidak dibenarkan dan harus ditindak lanjut oleh pihak yang berwenang. Karena tindakan tersebut dapat menimbulkan rasa trauma fisik ataupun mental yang mendalam bagi korban," ucap Syifa pada Jumat (5/1/2024).
Adapun fenomena tersebut juga mendapat tanggapan dari PT. Transjakarta sebagai lembaga yang mengurus hal tersebut. Pihaknya juga berpendapat bahwa tindak kejahatan tersebut harus dilawan dan diberantas. Sebagai respons atas hal tersebut, PT. Transjakarta menggelar kampanye "Stop Pelecehan Seksual". Lantas, bagaimana kampanye ini berjalan dan dapat memberikan impact bagi masyarakat?.
Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan dan Hubungan Masyarakat, Apriastini Bakti Bugiansri menyatakan bahwa kampanye ini dibuat dengan tujuan melawan tindak pelecehan seksual yang biasa terjadi dalam bis Transjakarta. Lanjutnya, ia menyampaikan bahwa Transjakarta berkomitmen untuk menciptakan kenyamanan dan keamanan untuk pengguna ketika bermobilitas menggunakan Transjakarta.
"sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang bergerak di sektor transportasi, memastikan kenyamanan dan keamanan bermobilitas adalah yang menjadi fokus utama kami, termasuk terkait isu pelecehan seksual yang ada di sektor-sektor transportasi publik tidak terkecuali Transjakarta," ucapnya pada Kamis (4/1/2024).
Apriastini juga menyampaikan bahwa sebagai bentuk keseriusan dalam mendukung kampanye ini. PT. Transjakarta melakukan beberapa inovasi seperti penyediaan bus pink yang dikhususkan bagi pelanggan wanita dan pemasangan CCTV di seluruh bus Transjakarta dan di setiap sudut bus.
"Untuk memastikan serta meminimalisir adanya tindak pelecehan seksual, Transjakarta melakukan kampanye "Anti Pelecehan Seksual". Upaya yang sudah kami lakukan sejak lama yakni dengan menyediakan fasilitas bus pink yang diperuntukkan secara khusus bagi pelanggan wanita. Tidak hanya di bus pink, seluruh bus juga dilengkapi dengan kamera pengawas (CCTV). Selain itu, Transjakarta juga membuat campaign #StopPelecehanSeksual yang diluncurkan pada Agustus tahun lalu," lanjutnya.
Adapun Apriastini menambahkan, untuk semakin meminimalisir pelecehan seksual saat menggunakan bis Transjakarta, pihaknya juga menempatkan petugas pramusapa yang siap membantu jika ada tindakan-tindakan serupa untuk ditangani secepat mungkin. Selain itu, PT. Transjakarta juga bekerja sama dengan Pemprov DKI Jakarta melalui pos sapa, komunitas, hingga personil Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Selain pada tindakan preventif, Apriastini menuturkan jika pelanggan merasa mendapat tindakan pelecehan seksual saat menggunakan layanan Transjakarta, dirinya dapat melaporkan hal tersebut kepada petugas pramusapa yang berada di dalam bus ataupun berada di dalam halte, atau menghubungi nomor 1500-102. Selanjutnya pihak Transjakarta akan membantu korban menjalani pemeriksaan hingga tindakan lebih lanjut, dan apabila pelaku benar dan terbukti melakukan tindakan asusila tersebut, pelaku akan diserahkan ke pihak berwajib untuk mendapat penanganan selanjutnya.
Menanggapi adanya kampanye tersebut, Syifa selaku pengguna Transjakarta menyambut positif adanya kampanye ini, menurutnya kampanye ini merupakan hal yang baik dalam upaya pencegahan pelecehan seksual di Transjakarta. Ia pun juga menuturkan bahwa kampanye ini dapat menjadi sarana edukasi kepada masyarakat mengenai pelecehan seksual agar masyarakat dapat memahami pelecehan seksual secara menyeluruh dan mengetahui bagaimana cara mencegahnya.
"Saya sih yang pasti senang dengan adanya kampanye ini. Karena pastinya kampanye ini juga merupakan ajakan untuk melawan tindak pelecehan seksual di Transjakarta. Dan pastinya dengan kampanye ini juga memberikan edukasi terhadap masyarakat agar peduli dan memahami tentang apa sih pelecehan seksual itu?, dan bagaimana cara mencegahnya ?," ujar Syifa.
Adapun Syifa juga mengingatkan masyarakat pengguna Transjakarta untuk selalu berhati-hati saat menggunakan kendaraan umum, terkhusus saat menggunakan Transjakarta. Dirinya mengajak sesama pengguna Transjakarta untuk menjaga diri dan meningkatkan kesadaran akan pelecehan seksual di transportasi umum dan mengajak masyarakat untuk bersikap tegas dan berani untuk mengadukan tindak pelecehan seksual pada petugas, jika dirinya merasa dilecehkan oleh pelaku kejahatan asusila tersebut.
"Menurut saya, tindakan pencegahan pelecehan seksual yang dapat kita lakukan itu yang pasti selalu hati-hati, lalu harus menjaga jarak juga agar kita bisa merasa aman. Dan jika ada yang melakukan hal senonoh tersebut, kita harus berani dan bersikap tegas kepada pelaku, kalau perlu kita adukan ke pihak pramusapa biar ada proses lebih lanjut ke pelaku," tutupnya.
Penulis: Jidan Nanda Lesmana-11220511000098
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H