Setelah Kewafatan Ali bin Abi Thalib, terjadi dualisme kepemimpinan dimana kelompok yang disebut Syiah membaiat Hasan sebagai penerus kepemimpinan Ali, dan Muawiyah yang mengklaim dirinya menjadi khalifah atas keputusan arbitrase sebelumnya. Untuk menghindari terjadinya perang saudara atas peristiwa dualisme ini, Hasan dan Muawiyah menandatangani sebuah perjanjian dimana perjanjian itu berbunyi bahwa Hasan menyerahkan kepemimpinan pada Muawiyah dengan Syarat Muawiyah tidak boleh menjadikan Khalifah sebagai pemerintahan warisan, namun pada akhirnya Muawiyah melanggar semua perjanjian itu dengan memilih Yazid bin Muawiyah yang merupakan anaknya sebagai penerusnya.
Dinamika politik dalam Islam ini masih terus berlanjut hingga tercetusnya perang Karbala. Husein yang merupakan adik dari Hasan menolak berjanji setia atas kepemimpinan Yazid dengan alasan bahwa ini melanggar perjanjian antara Hasan dan Muawiyah. Maka pertempuran pun pecah dimana kemenangan diraih pihak Yazid bin Muawiyah dengan pertanda terbunuhnya Husein bin Ali dengan cara dipenggal kepalanya. Hari kematian Husein ini pun dikenal sebagai hari Asyura dan Kaum Syiah menjadikan hari Asyura sebagai hari berkabung atas syahidnya Husein bin Ali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H