Kesejahteraan kaum buruh adalah problematika klasik yang saat ini masih terus diperjuangkan dan digaungkan keberadaannya. Masih dalam bulan perjuangan buruh, maka setidaknya ada pembahasan mengenai perjuangan mereka. Kehidupan buruh seringkali berbanding terbalik dengan pemilik modal, jam kerja yang tinggi belum tentu menjadi jaminan pendapatan mereka cukup untuk kehidupan sehari-hari.Â
Maka itu seringkali dibutuhkan penghasilan tambahan, disinilah kemudian para ibu rumah tangga yang kemudian menjadi buruh wanita. Keberadaan kaum buruh wanita ini umurnya sama dengan adanya sistem buruh itu sendiri, menurut melani (2012) faktor-faktor yang melandasi wanita harus bekerja diluar rumah adalah karena kebutuhan finansial, sosial-rasional dan aktualisasi diri,Â
yang pada masa kini biasa disebut dengan peran ganda yaitu sebagai ibu dan sebagai wanita karir.
Dari sini kemudian Problematika muncul dimana pemilik modal cenderung memilih buruh wanita karena hasil pekerjaan yang lebih rapih dan upah yang dibayarkan lebih rendah.Â
Mengakibatkan Potensi eksploitasi terhadap buruh wanita cenderung lebih besar daripada buruh laki-laki karena adanya motif ekonomi yang kuat mengharuskan para buruh wanita ini tetap bekerja meskipun upah yang dibayarkan seringkali tidak layak, belum lagi permasalahan insentif bagi buruh yang berhasil memenuhi target yang tidak dibayarkan.Â
Selain segi upah, elemen pendukung atau fasilitas penunjang juga kurang mendapat atensi, kondisi ini seringkali diperparah dengan tidak berfungsinya serikat buruh dengan baik karena mengurus sejumlah problematika lain non-ekonomi seperti kasus pelecehan seksual yang seringkali dialami para buruh di lingkup kerjanya.
Upaya buruh wanita mendapat penghidupan yang layak bagi keluarganya akan semakin sulit jika hak-hak dasar untuknya tidak terpenuhi, mereka seringkali tidak diberi pilihan selain bekerja lembur demi memenuhi target produksi sementara dirumah anak-anaknya juga perlu diperhatikan.Â
problematika klasik ini selalu harus diangkat kembali terutama pada hari buruh sebagai pengingat bahwa kaum pekerja ini lah sesungguhnya sendi-sendi perekonomian negara. Tanpa mereka, pembahasan muluk-muluk soal investasi oleh kaum berdasi tidak akan ada artinya.
panjang umur perjuangan, panjang umur pekerja, panjang umur kaum wanita dan haknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H