Mohon tunggu...
jian ayune
jian ayune Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi tahun ke-3

menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kaderisasi Level Kampus: Tarbiyah

1 November 2021   19:47 Diperbarui: 1 November 2021   19:59 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orasi di depan gedung DPR/MPR.Sumber: (KOMPAS.com/M ZAENUDDIN)

Perguruan tinggi tidak hanya melulu soal belajar saja, saat ini mengikuti organisasi juga merupakan kebutuhan seorang mahasiswa untuk mengasah kemampuan dalam berkomunikasi dan berorganisasi, hal ini dinilai penting sebagai persiapan mahasiswa menuju dunia kerja maupun di masyarakat. Salah satu organisasi yang ramai diikuti mahasiswa di Indonesia adalah Tarbiyah, beragam reaksi mengenai gerakan ini namun bagaimanakah gerakan ini eksis dan menjadi kaderisasi level kampus di Indonesia?

Kampus sebagai inkubator kader

Mahasiswa tercatat sebagai salah satu roda penggerak perubahan, sebagai insan intelektual mahasiswa diberi sebuah amanat untuk menjadi agent of change. Maka itu besar harapan bangsa kepada mahasiswa untuk terciptanya kehidupan yang lebih baik.

Sebagai miniatur dari sistem tata negara, Universitas memiliki berbagai organisasi internal maupun eksternal di dalamnya sebagai wadah pengembangan mahasiswa. Organisasi Mahasiswa pada umumnya menggunakan kaderisasi, dan Tarbiyah sebagai salah satu organisasi mahasiswa dalam hal ini memainkan peran sebagai organisasi akar-rumput dari proses kaderisasi PKS untuk menciptakan kader partai yang idealis. 

Secara harfiah tarbiyah berarti mengasuh, memelihara atau membesarkan, dalam term pendidikan, tarbiyah merupakan salah satu organisasi mahasiswa yang memiliki banyak anggota dari mahasiswa-mahasiswa di seluruh Indonesia. Melalui tarbiyah ini proses kaderisasi biasanya berlanjut kedalam internal partai.

Secara lebih rinci dalam internal tarbiyah akan mengadakan pre-kaderisasi dengan pengajian tiap minggu atau liqo' dengan dampingan dari mentor yang biasa disebut dengan murrobi, mulanya liqo' ini lebih bersifat keagamaan daripada politis. Proses ini kemudian berlanjut bila mahasiswa tersebut berminat akan ada pengajian yang lebih privat dengan menyenggol isu politik dan sosial, disinilah biasanya lembaga dakwah kampus yang terafiliasi dengan PKS berperan untuk menyaring anggota.

 

Eksistensi Tarbiyah

Gerakan ini muncul pada awalnya sebagai gerakan dakwah dalam skala kampus, namun saat ini tarbiyah pada dasarnya adalah gerakan politik dengan cita-cita tatanan masyarakat yang islami. Untuk mencapai tujuan tersebut maka posisi-posisi strategis baik dalam skala nasional maupun mikro seperti kampus harus dikuasai. Menurut Ade Armando selaku dosen Universitas Indonesia "gerakan islamis-Tarbiyah ini terkoordinasi dengan baik. Majelis Syuro berkoordinasi dengan alumni dan dosen yang tergabung dengan Tarbiyah yang juga berafiliasi dengan PKS wilayah dakwah Jawa Barat".

Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) di Canduang, Kabupaten Agam. Sumber : https://katasumbar.com/hari-ini-93-tahun-lalu-cikal-bakal-lahirnya-persatua
Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) di Canduang, Kabupaten Agam. Sumber : https://katasumbar.com/hari-ini-93-tahun-lalu-cikal-bakal-lahirnya-persatua

Keberadaan Tarbiyah ini sendiri dalam lingkup kampus cukup kuat adanya, dalam sejarah ketua BEM UI hanya tiga kali pemilihan dimenangkan oleh calon yang bukan berasal dari Tarbiyah. Sementara itu dalam lingkup Institut Teknologi Bandung sendiri tarbiyah bergerak dalam kajian-kajian yang diadakan di dalam Masjid kampus. Tidak hanya itu tarbiyah ini bergerak dengan rapi dan terstruktur dalam menggaet anggotanya mereka akan menggunakan pendekatan halus. 

Relasi bapak-anak Tarbiyah dan PKS

Rapat Akbar Deklarasi Pendirian Partai Keadilan tahun 1998. Sumber: Youtube/Gus Fadli Chanel
Rapat Akbar Deklarasi Pendirian Partai Keadilan tahun 1998. Sumber: Youtube/Gus Fadli Chanel

Sebagai partai politik yang lahir pasca reformasi Partai Keadilan atau kini Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memiliki proses kaderisasi yang panjang dan terstruktur. Menurut Mardani Ali Sera selaku ketua DPP PKS proses ini berjalan layaknya menanam pohon "tidak bisa sekali lempar tumbuh, tanahnya harus dibajak dahulu, harus ditata bijinya, dikasih air kemudian dipupuk, dirawat dan dijaga kemudian nanti 10 sampai 20 tahun mendatang baru kita bisa tuai" menurutnya seperti pohon jati proses ini '"lama tetapi kokoh".  

Tidak hanya bergerak dalam bidang politik fungsi kaderisasi dalam kampus ini sendiri memiliki tiga fungsi lain yaitu akademis, dakwah, dan karir yang dinilai akan membantu para kader kelak. 

Kaderisasi model seperti ini dinilai efektif untuk terus menghasilkan kader bagi partai politik dan keberlangsungan partai. Namun kekhawatiran terhadap gerakan ini tentu muncul karena adanya ketakutan terhadap intoleransi dan konservatisme yang semakin besar, maka narasi yang dibawa dalam proses kaderisasi ini harus tetap memasukkan nilai-nilai kebangsaan agar tidak adanya ekstrimisme dan radikalisme yang berkembang mengatasnamakan agama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun