Mohon tunggu...
jian ayune
jian ayune Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi tahun ke-3

menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kaderisasi Level Kampus: Tarbiyah

1 November 2021   19:47 Diperbarui: 1 November 2021   19:59 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keberadaan Tarbiyah ini sendiri dalam lingkup kampus cukup kuat adanya, dalam sejarah ketua BEM UI hanya tiga kali pemilihan dimenangkan oleh calon yang bukan berasal dari Tarbiyah. Sementara itu dalam lingkup Institut Teknologi Bandung sendiri tarbiyah bergerak dalam kajian-kajian yang diadakan di dalam Masjid kampus. Tidak hanya itu tarbiyah ini bergerak dengan rapi dan terstruktur dalam menggaet anggotanya mereka akan menggunakan pendekatan halus. 

Relasi bapak-anak Tarbiyah dan PKS

Rapat Akbar Deklarasi Pendirian Partai Keadilan tahun 1998. Sumber: Youtube/Gus Fadli Chanel
Rapat Akbar Deklarasi Pendirian Partai Keadilan tahun 1998. Sumber: Youtube/Gus Fadli Chanel

Sebagai partai politik yang lahir pasca reformasi Partai Keadilan atau kini Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memiliki proses kaderisasi yang panjang dan terstruktur. Menurut Mardani Ali Sera selaku ketua DPP PKS proses ini berjalan layaknya menanam pohon "tidak bisa sekali lempar tumbuh, tanahnya harus dibajak dahulu, harus ditata bijinya, dikasih air kemudian dipupuk, dirawat dan dijaga kemudian nanti 10 sampai 20 tahun mendatang baru kita bisa tuai" menurutnya seperti pohon jati proses ini '"lama tetapi kokoh".  

Tidak hanya bergerak dalam bidang politik fungsi kaderisasi dalam kampus ini sendiri memiliki tiga fungsi lain yaitu akademis, dakwah, dan karir yang dinilai akan membantu para kader kelak. 

Kaderisasi model seperti ini dinilai efektif untuk terus menghasilkan kader bagi partai politik dan keberlangsungan partai. Namun kekhawatiran terhadap gerakan ini tentu muncul karena adanya ketakutan terhadap intoleransi dan konservatisme yang semakin besar, maka narasi yang dibawa dalam proses kaderisasi ini harus tetap memasukkan nilai-nilai kebangsaan agar tidak adanya ekstrimisme dan radikalisme yang berkembang mengatasnamakan agama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun