Mohon tunggu...
Riris Nur Hamidah
Riris Nur Hamidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seoul National University

Master Degree at SNU

Selanjutnya

Tutup

Financial

Indonesia dan AI: Dari Jakarta sampai ke Puncak Asia Pasifik

17 November 2024   16:50 Diperbarui: 17 November 2024   17:07 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan AI di Indonesia tidak hanya terbatas pada sektor pemerintahan dan pendidikan, tetapi juga telah merambah dunia teknologi finansial atau fintech. Era Fintech 2.0 telah membawa perubahan signifikan melalui penerapan hyper-personalization. Teknologi ini memungkinkan perusahaan menawarkan layanan yang sangat relevan dan spesifik kepada pengguna, berdasarkan analisis big data dan machine learning. Contohnya, fitur seperti “Kantong” pada aplikasi Bank Jago serta promosi berbasis preferensi pengguna yang ditawarkan oleh OVO dan Dana mencerminkan bagaimana AI digunakan untuk meningkatkan pengalaman pengguna.

Pendekatan hyper-personalization ini tidak hanya menguntungkan pengguna, tetapi juga memperkuat loyalitas pelanggan terhadap penyedia layanan. Dengan memahami kebutuhan spesifik individu, perusahaan dapat memberikan layanan yang lebih relevan, meningkatkan kepuasan pelanggan, sekaligus mendorong inklusi keuangan di daerah-daerah terpencil. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan AI di Indonesia berperan penting dalam mendorong inovasi dan inklusi di berbagai sektor ekonomi.

Tantangan dan Masa Depan AI di Indonesia

Namun, di balik peluang besar ini terdapat tantangan yang harus diatasi. Masalah keamanan data dan privasi menjadi perhatian utama, terutama dengan meningkatnya jumlah data yang dikumpulkan dan dianalisis oleh sistem berbasis AI. Selain itu, kesenjangan digital di Indonesia, seperti akses internet yang terbatas di beberapa wilayah, dapat menghambat adopsi teknologi ini secara merata.

Ke depan, kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan regulator akan menjadi kunci dalam mendorong transformasi digital yang inklusif. Dengan potensi pasar AI yang besar dan dukungan regulasi yang memadai, Indonesia memiliki peluang untuk menjadi pemimpin di Asia Tenggara dalam inovasi AI dan fintech.

Data readiness index dan proyeksi pasar Generative AI di Indonesia mencerminkan peluang besar bagi negara ini untuk mengambil peran strategis dalam revolusi teknologi global. Dengan strategi yang tepat dan dukungan ekosistem yang inklusif, Indonesia tidak hanya akan menjadi pengguna AI, tetapi juga inovator di era digital dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun