Mohon tunggu...
Josef H. Wenas
Josef H. Wenas Mohon Tunggu... Administrasi - Not available

Not available

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pintu yang Sempit

1 Oktober 2019   09:13 Diperbarui: 1 Oktober 2019   10:01 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bagiku kekasihku bagaikan sebungkus mur, tersisip di antara buah dadaku." [1:13]

Hugh Feiss OSB menulis: "To find the solitude and peace that this level of mystical awareness demanded, elderly monks often fled into the deep desert or into remote forests" Abba Antonius yang terkenal itu sampai tiga kali pindah untuk alasan ini, dari Gurun Nitria ke Pispir, lalu ke Gurun Timur di tepi Laut Merah yang hari ini dikenal sebagai Monastery of St. Anthony.

* * *

Kita sebagai meditator, saat ini berada pada tahap yang mana? Catharsis kah? Theoria kah? Ataukah sudah di tahap Theosis?

Kita barangkali bahkan tidak tahu apakah kita sudah masuk ke dalam Catharsis yang oleh Santo Yohanes Salib diistilahkan dengan "malam gelap inderawi" (dark night of the senses). Tahap "malam gelap inderawi" adalah awal pertobatan, entah berapa lama, sebelum melangkah ke tahap "malam gelap jiwa" (dark night of the soul) yang lebih berat lagi---Santa Teresa dari Kalkuta mengalami desolasi selama 50 tahun.

Yang kita tahu, "jalan mantra" dalam meditasi Kristiani adalah salah satu dari jalan sempit yang disabdakan Yesus di sini. Ini bukanlah jalan yang mudah.

"Karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya." [Mat 7:14]

-Josef H. Wenas, Yogyakarta, 23 Agustus 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun