Mohon tunggu...
Daniel
Daniel Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa keren

menjadi keren selamanya

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Peduli Stunting Mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo Jurusan Farmasi Menciptakan Permen Berkalsium

18 Juli 2024   21:38 Diperbarui: 19 Juli 2024   18:14 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Sosial Media Hora Chewy

Stunting merupakan masalah yang sangat serius di Indonesia, banyaknya anak anak kecil yang kekurangan gizi terutama kalsium untuk pertumbuhan mereka, terutama ibu hamil yang sedang mengandung bayi membutuhkan gizi supaya sehat ibu dan bayinya. 

Dilansir dalam WHO (World Health Organization) Pada tahun 2022, terdapat 148,1 juta anak di bawah usia 5 tahun yang berbadan pendek (stunting) dan 45,0 juta anak berbadan kurus (stunting) dibandingkan dengan tinggi badan mereka dan 37,0 juta terlalu berat untuk tinggi badan mereka (kelebihan berat badan). 

Kementerian Kesehatan mengumumkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada Rapat Kerja Nasional BKKBN, Rabu (25/1) dimana prevalensi stunting di Indonesia turun dari 24,4% di tahun 2021 menjadi 21,6% di tahun 2022. 

Tentu Presiden Republik Indonesia menegaskan bahwa  "Oleh sebab itu target yang saya sampaikan 14% di tahun 2024. Ini harus bisa kita capai, saya yakin dengan kekuatan kita bersama semuanya bisa bergerak. Angka itu bukan angka yang sulit untuk dicapai asal semuanya bekerja bersama-sama," ucap Jokowi Widodo Presiden Republik Indonesia.

Dilansir dalam data Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Gorontalo, Angka stunting di Provinsi Gorontalo pada tahun 2021 sebesar 29 persen. Angka ini mengalami penurunan sebesar 5,9 persen dibandingkan dengan tahun 2019 sebesar 34,89 persen. Meski mengalami penurunan, pada tingkat provinsi kita masih 29 persen. Dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 ditargetkan tahun 2024 angka stunting berada pada posisi 14 persen. Artinya dalam dua tahun ke depan Gorontalo harus bisa menurunkan sekitar 15 %.

Pada kesempatan kali ini di Program Kreativitas Mahasiswa tahun 2024 tim PKM-Kewirausahaan Hora Chewy Candy mendapatkan kesempatan dan lolos pendanaan untuk membuat suatu produk, yaitu permen kunyah (Chewy) dari tulang ikan roa. Mahasiswa Farmasi Universitas Negeri Gorontalo, yang terdiri dari 5 orang dalam 1 tim yang di dampingi oleh dosen apt, FIka Nuzul Ramadhani, M.Sc mempunyai ide memanfaatkan limbah tulang ikan dari UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) pembuat aneka makanan dari ikan, terutama ikan roa (Hemirampus brasiliensis) atau yang disebut dengan ikan sagela. Ikan roa merupakan ikan laut jenis ikan terbang yang bisa ditemui di perairan laut Pulau Utara Sulawesi hingga Kepulauan Maluku. Ikan roa juga memiliki kandungan yang baik bagi tubuh manusia, terutama protein dan kalsiumnya. 

Sumber gambar: PAXELMARKET
Sumber gambar: PAXELMARKET

Dalam ikan roa sendiri memiliki kandungan yang baik untuk kesehatan berupa protein dan kalsium. Hal ini yang membuat tim Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan Hora Chewy Candy untuk memanfaatkan bagian tulang ikan roa dikarenakan tulang ikan roa mengandung kalsium yang tinggi. Tentu saja kalsium penting untuk pertumbuhan anak dan ibu hamil. 

Tim PKM-K Hora Chewy Candy mengolah tulang ikan roa menjadi permen kunyah (Chewy) untuk dijadikan makanan ringan dan tentunya yang disukai anak anak. Pemanis yang digunakan adalah pemanis dari gula xylitol, gula ini ramah bagi anak anak karena gula ini tidak merusak gigi. Hora Chewy Candy mengeluarkan permen dengan 4 varian rasa yaitu anggur, jeruk, melon, dan stroberi.

Sumber gambar: Sosial Media Hora Chewy
Sumber gambar: Sosial Media Hora Chewy

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun