Mohon tunggu...
Jhosef Nanda
Jhosef Nanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi Unika Soegijapranata - Pegiat Permakultur di Alam Lejar Bhumi Immaculata - Pendidik di Wisma Remaja Bagimu Negeriku

Menulis itu kemerdekaan!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ambiguitas Norma Sosial: Penyebab Konflik Orangtua dan Anak?

4 Februari 2022   08:44 Diperbarui: 7 Februari 2022   23:31 868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pexels.com || Ilustrasi pandangan hidup

Sumber: pexels.com || Ilustrasi pandangan hidup
Sumber: pexels.com || Ilustrasi pandangan hidup

Tentu anda pernah tahu bahwa orangtua jaman dulu menganggap bahwa pekerjaan paling prospektif adalah menjadi PNS. Atau bahkan diantara pembaca pernah diberi harapan oleh orangtua kalau sudah saatnya nanti bekerjalah sebagai PNS. Orangtua menilai bahwa menjadi PNS itu enak, masa tua terjamin, gaji mencukupi dengan pekerjaan kantoran.

Tapi pembaca, mari kita lihat keadaan jaman ini. Pekerjaan yang digandrungi anak-anak muda sangatlah berbeda dari pada favorite job era terdahulu. Anak-anak jaman sekarang menggandrungi pekerjaan yang sama sekali tak dipahami kebanyakan orangtua. Bahkan generasi muda ini sanggup menciptakan pekerjaannya sendiri ! Sebut saja youtuber, vlogger, influencer, brand ambassador dan beragam pekerjaan abad ini yang penulis sendiri pun tidak terlalu mengerti.

Hal tersebut menjadi indikasi bahwa dari sisi cara pandang hidup pun orangtua dan anak sudah sangat berbeda. Ini sudah memberi sumbangan terhadap kesenjangan orangtua dan anak. Anak muda memandang hidup dan dunia sama sekali berlainan dengan cara pandang orangtua.

Globalisasi 

Sumber: pexels.com || Ilustrasi globalisasi
Sumber: pexels.com || Ilustrasi globalisasi

Jaman edan merupakan istilah yang tepat untuk menggambarkan situasi sekarang ini. Dimana dunia yang luas ini terasa sempit. Arus globalisasi membuat kita merasa dunia ini ada dalam genggaman. Mungkin keadaan ini juga yang membuat individu era sekarang ini cenderung lebih menganggap enteng kehidupan.

Globalisasi membawa dampak negatif yang mencolok disamping banyak dampak positifnya. Dampak negatif yang menonjol dari globalisasi adalah individualisme. Hal ini tentu kontradiktif dengan definisi dari globalisasi itu sendiri. Manusia cenderung individualisti di era globalisasi dikarenakan seluruh aktivitasnya terpusat pada kemajuan teknologi yang hampir semuanya terkontrol pada ponsel pintar. Demikianlah ponsel pintar merupakan anak kandung dari globalisasi. 

Keadaan ini yang sering menjadikan tidak click-nya orang tua dan anak-anak. Sementara pada era kebanyakan orangtua, kerjasama dan solidarity masih sangat kental. Nilai-nilai tersebut erat dipeluk karena arus globalisasi belum sederas sekarang ini. Dan teknologi pun belum semutakhir seperti sekarang.

Penyebab Khusus Kesenjangan Orangtua dan Anak : Ambiguitas Norma Sosial

Pada bagian ini penulis ingin mengungkap persoalan inti dari pendapat penulis. Duduk perkaranya terletak pada kenyataan bahwa ada suatu pergeseran pemahaman mengenai norma sosial antara generasi terdahulu (para orangtua) dengan generasi muda sekarang (anak-anak). Lebih detail, ada perbedaan mengenai sesuatu yang diyakini sebagai norma social antara generasi orang tua dengan generasi anak-anak. 

Secara singkat, fenomena ini kerap menimbulkan konflik tak berujung antara orang tua dengan anak-anak mereka di setiap rumah tangga. Orangtua menganggap anak-anak jaman sekarang sebagai pribadi yang tak tahu sopan santun dan tidak memiliki kepedulian. Sebaliknya, anak-anak sering memandang orangtua sebagai manusia kolot yang selalu membanggakan pencapaian di masa lampaunya.

Begitulah bagi penulis ada sebuah fenomena ambiguity of social norms. Fenomena yang memunculkan pertanyaan reflektif, "norma social seperti apa yang saat ini dianut oleh masyarakat ?".

Pengertian Norma Sosial

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun