Sekolah adalah tempat berdiskusi
MulanyaDalam beberapa catatan sejarah, seorang filsuf masyhur Yunani, Plato mendirikan suatu tempat untuk mendalami filsafat di belantara sekitaran Athena. Tempat belajar ini dinamai Academus, sesuai dengan nama pahlawan Attica dalam mitologi Yunani.
Di kemudian waktu, tempat itu dikenal dengan nama academi. Semenjak itu pula, "academi" seperti ini menjamur di seluruh penjuru bumi. Berperan juga dalam perkembangan peradaban dunia.
Sekolah kuno pertama ini berdiri sekitar tahun 427-347 SM di Athena, Yunani. Semenjak itu, kegiatan pendidikan tidak lagi merupakan kunjungan keliling para cendekiawan dan filsuf untuk mengajar ke penjuru kota.Â
Melainkan, belajar adalah kegiatan pada suatu tempat. Artinya, sang guru tidak lagi berkeliling untuk mengajar, ia sudah menetap pada suatu tempat.
Murid-murid Plato di akademinya ini banyak berdiskusi mengenai topik-topik tua seperti filsafat dan matematika.Â
Berdiskusi amatlah penting di lingkungan akademi Plato ini. Plato tidak menekankan kegiatan belajar searah, melainkan berdialog dan berdiskusi.
Maka bukan kebetulan kalau tulisan-tulisan Plato dibuat dalam format dialog. Tercatat, Plato banyak menulis surat (epistles) dan dialog-dialog filsafat yang hingga kini masih bisa kita temui dan nikmati.
Sekolah sendiri dilihat dari akar katanya berasal dari bahasa Latin "schola", yang konon memiliki arti "waktu senggang".Â
Masyarakat Yunani masa itu memang memiliki kebiasaan mengisi waktu senggang untuk belajar hal-hal baru dari para guru. Mereka berdiskusi karena memiliki rasa ingin tahu akan suatu hal.