Mohon tunggu...
hasran wirayudha
hasran wirayudha Mohon Tunggu... Wiraswasta - welcome to my imagination

orang kecil dengan cita-cita besar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Meninggalnya Salah Satu Ulama Sunnah yang Dicap Wahabi

12 Juli 2024   08:26 Diperbarui: 12 Juli 2024   13:23 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

innalillahi wainnailaihi raji'un, telah meninggal dunia salah satu ulama sunnah yang sering menghiasi kajian-kajian sunnah di Indonesia, beliau adalah Ustadz Yazid bin Abdul Qodir Jawas. beliau meninggal dunia setelah menunaikan ibadah Haji dalam usia 61 tahun. 

bagi sebagian orang mencap beliau wahabi, dikarenakan setiap kajiannya selalu membid'ahkan amalan-amalan yang biasanya dilakukan masyarakat. namun bagi kita yang ingin belajar agama islam murni tentu sangat terbuka terhadap apa-apa saja yang disampaikan oleh beliau, karena beliau dalam menjawab pertanyaan atau pernyataan selalu berlandaskan dalil shahih.

sebagai seorang yang beragama islam tentu kita tau bahwa landasan hukum bagi umat islam adalah AL-Qur'an dan Hadist, jika yang kita lakukan ternyata tidak ada panduan atau anjuran oleh Nabi Muhammad SAW apakah perbuatan itu mendapatkan pahala? atau apakah perbuatan kita itu dibenarkan? karena segala sesuatu baik bukan berarti benar, namun segala sesuatu yang benar pasti baik.

Ustadz Yazid Jawaz salah satu ulama sunnah yang selalu berdakwah untuk mengembalikan kemurnian ajaran agama islam yang saat ini banyak variasi-variasi yang tidak ada panduan atau tuntunannya, karena semakin banyak variasi-variasi dalam ibadah maka akan semakin banyak perbedaan-perbedaan yang muncul dikalangan masyarakat dan itu berpotensi menjadi bibit perpecahan umat islam.

Ustadz Yazid Jawas bukanlah orang biasa yang tiba-tiba jadi ustadz, beliau lahir di Indonesia namun beliau menuntut ilmu mulai dari   Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) dan merupakan murid guru besar Universitas Islam Madinah, Abdur Razaq bin Abdul Muhsin al-Abbad. Ia juga pernah berguru kepada salah satu ulama Sunni dari Makkah, Muhammad bin Shalih al-Utsaimin. sehingga memang beliau punya kapasitas untuk berdakwah.

sebagai seorang yang hidup dimasyarakat dengan bagitu bunyaknya akulturasi budaya kadang berfikir dan bingung sendiri, jika islam itu adalah satu kenapa setiap daerah punya variasi-variasi ibadahnya sendiri terlepas dari perbedaan Mahzdab, perbedaan-perbedaan yang kadang muncul tidak berdasar (tidak ada juga dari 4 mahdzab) sehingga ketika kita berkunjung ke daerah lain kita menjadi berbeda sendiri.

oleh sebab itulah kajian-kajian sunnah memang sangat perlu untuk diikuti agar apa yang kita lakukan ada dasarnya ada panduannya dan tidak terkecoh dengan variasi-variasi yang mengada-ada, karena itu tadi setiap yang baik belum tentu benar, semua ada aturan dan tuntunannya misalnya, membaca AL-Qur'an adalah baik namun membaca AL-Qur'an tidak pada tempatnya seperti kamar mandi atau tempat yang najis itu tidak dibenarkan.

contoh lainnya  dalam sholat, Nabi Muhammad sudah menyampaikan dengan jelas dan lengkap bahwa takbiratul Ihram mengangkat tangan dan mengucap takbir. namun jika kita menambahkan bacaan lainnya misal tahmid, bacaan tahmidnya baik namun karena tidak sesuai tuntunan maka menjadi tidak benar.

mari jeli dalam mengambil ilmu agama agar kita tidak tersesat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun