ketergantungan kita pada china menjadikan Indonesia menjadi bangsa konsumtif dan malas, mohon jangan tersinggung sebab ini kenyataan, termasuk saya sendiri mengakui kalau saya lebih ingin praktis ketimbang ribet, bayangkan saja Indonesia punya alam yang sangat subur bahkan sampai dijuluki tanah surga, tetapi kenyataannya kita masih impor beras, buah, kedelai, dan lainnya.
Tanah Indonesia bukannya tidak subur, tetapi Indonesia lebih memilih untuk membeli (impor) ketimbang menanam sendiri dengan alasan lebih murah, padahal yang namanya pertanian pada tahap awal pasti lebih mahal sebab itu merupakan proses pembentukan pondasi pertanian yang memerlukan banyak riset dan percobaan.
China juga mengalami hal itu pada masa awal-awal pembangunan pertanian mereka. namun jika pondasi pertanian sudah kuat maka berangsur-angsur keperluan pertanian akan semakin murah dan murah.
Indonesia bukannya kekurangan orang pintar, tetapi Indonesia hanya kurang menghargai dan mendukung setiap potensi warga negaranya, dan ini karena alasan yang sama bahwa membeli teknologi lebih murah ketimbang harus riset dan percobaan dari awal
Padahal seperti halnya pertanian, pengembangan teknologi memang pada masa awal-awal akan mahal karena proses pembentukan pondasi teknologi, namun jika pondasi sudah kuat maka selanjutnya produksi teknologi sendiri akan jauh lebih murah dan menguntungkan daripada membeli.
kekuatan militer sangat tergantung dengan kekuatan ekonomi, sebab dengan anggaran yang besar kita bisa membeli banyak alustista pertahanan dan akan mencukupi keperluan militer jika negara kita berperang.
Mayoritas negara menyuarakan kedamaian dunia tetapi tidak ada salahnya kalau kita bersiap untuk hal yang tidak diinginkan. persiapan itu harus dimulai sekarang, jadilah negara mandiri, maka kita akan disegani.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H