2
Zaman modern saat ini keberadaan media memiliki pengaruh vital terhadap politik Indonesia, dengan adanya media hampir semua orang di Indonesia mengetahui apa yang terjadi di Jakarta dan kota-kota lainnya, dengan adanya media hampir semua orang tahu tentang perbedaan politik yang ada, dan dengan adanya media tokoh-tokoh politik mampu menyampaikan pesan politiknya pada seluruh pendukungnya yang tersebar hingga pelosok Indonesia bahkan seluruh dunia.
Media bisa menjadi alat pemersatu bangsa yang kuat, media bisa menjadi alat interaksi anatara pemerintah dengan rakyatnya, dan media juga bisa menjadi senjata terkuat untuk memecah belah persatuan. Pernahkah kalian merasa bosan tiap hari disuguhkan dengan konflik para politikus-politikus yang terkadang mencatut dan mengatasnamakan rakyat dan agama demi menjatuhkan lawan politiknya, atau pernahkah kalian merasa mual melihat acara yang selalu menghadirkan tokoh-tokoh yang kita semua tahu bahwa dia merupakan tokoh radikal?
Media mampu menciptakan sebuah konflik secara tidak langsung yang mampu menyita banyak perhatian masyarakat sehingga akan banyak sponsor-sponsor yang rela mengeluarkan banyak uang hanya untuk memasang iklan pada acara tersebut, mungkin banyak orang yang tidak sadar bahwa tidak semua masalah yang kita saksikan di media merupakan masalah yang betul-betul ada, sebagian dari masalah itu diciptakan media agar menarik perhatian yang kemudian membuat masalah itu betul-betul menimpa pihak terkait.
Jika kalian masih ingat, ada sebuah konflik yang terjadi antara Deddy Corbuzier dengan beberapa orang seperti Uya Kuya, Ruben Onsu, Ayu Ting-Ting, Ivan Gunawan, dan lainnya. Konflik ini berawal ketika Deddy Corbuzer mengkritisi acara TV yang dia anggap alay tanpa menyebut siapa dan cara apa. Kemudian media berinisiatif membenturkan Deddy Corbuzier dengan beberapa presenter ternama untuk menciptakan sebuah konflik yang tentu saja akan menyita banyak perhatian masyarakat luas.
Dengan modal cuitan atau perkataan Deddy tentang acara alay, media menyerbu rekan-rekan artis yang berprofesi sebagai presenter seperti Uya Kuya, Ruben Onsu, Ayu Ting-Ting, Ivan Gunawan, dan lainnya, seolah-olah perkataan deddy itu ditunjukkan kepada mereka. siapapun kalau disindir tentu sedikit banyaknya akan mengganggu kita sehingga kita terpaksa melontarkan pernyataan pembelaan atas sindiran yang disampaikan orang lain dalam hal ini Deddy Corbuzier.
Dengan konflik yang telah diciptakan media kemudian menyebarkan keseluruh penjuru Indonesia membuat konflik itu menjadi perbincangan dan menghadirkan pro kontra baik sesama artis juga masyarakat awam. Yang namanya pro dan kontra pasti akan menghadirkan pertentangan yang kadang bagi sebagian orang awam mudah terpengaruh dan ikut menghakimi pribadi orang lain seperti mencaci maki, menghina, hingga yang paling berbahaya adalah mengarah ke SARA, padahal kita tidak mengetahui tentang apa yang terjadi sebenarnya.
Melalui peristiwa di atas membuktikan bahwa peran media sangat besar terhadap konflik-konflik yang terjadi di Indonesia meskipun secara tidak langsung namun mampu menyita begitu banyak perhatian dan melibatkan opini masyarakat luas, bagaiman jika konflik yang ditampilkan memiliki skala yang lebih besar tentu akan semakin banyak mendapatkan perhatian masyarakat dan semakin banyak pula sponsornya.
Kita tidak bisa menyalahkan media atas apa yang mereka kerjakan demi mendapatkan keuntungan, tetapi menjadi bahan pelajaran apakah sebagai penguasa media kita lebih mementingkan laba ketimbang persatuan atau sebaliknya, itu bisa kita simpulkan melalui acara-acara yang mereka tampilkan.
Ada beberapa tokoh yang sering kali menyebarkan berita hoax dan terbukti memang bener-bener apa yang mereka sampaikan itu adalah sebuah kebohongan, kalau kita berpikir dengan asas kemanusiaan tentu kita tidak akan mau lagi mendengar atau menyampaikan atau memberikan panggung lagi pada orang-orang yang terbukti sering bohong karena itu bisa menciptakan kegaduhan di masyarakat dan yang paling menakutkan adalah bisa menyebabkan konflik dan perpecahan di masyarakat.
Akan tetapi bagi media justru itulah tambang emas mereka, tidak perduli fitnah atau hoax yang penting mereka bisa menciptakan konflik dan menarik perhatian masyarakat luas sehingga kembali kepada prinsip semakin banyak perhatian semakin banyak sponsor yang akan memasang iklan dan semakin banyak uang yang akan mereka dapatkan.
Seandainya media tidak memberikan perhatian pada tokoh-tokoh pemecah belah dan lebih fokus pada tokoh-tokoh pemersatu maka Indonesia akan lebih tentram dan semakin memperkuat persatuan dan kesatuan.
Seandainya ketika tokoh-tokoh penyebar hoax menuliskan cuitan yang berisi hoax tidak ada satu pun yang memperhatikan bahkan tidak ada yang meretwit, maka lambat laun mereka akan kalah sendiri dan akhirnya tidak menyebarkan berita hoax lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H