Karena masih cukup pagi kursi-kursi tunggu terlihat banyak yang kosong dan para petugas loket masih sibuk merapikan dan mempersiapkan meja kerjanya. Kurang lebih 10 menit saya menunggu, dari sound system terdengar panggilan-panggilan nomor antrian sesuai kode tiket keperluan hingga sampai pada giliran saya yaitu nomor antrian D0001.
Saya menuju loket yang telah ditentukan yaitu loket D yang memang menangani bagian KTP pindah dan pembuatan kartu keluarga baru. Dengan disambut senyum hangat petugas loketnya saya menyerahkan berkas-berkas yang sudah saya siapkan seperti fotokopian surat nikah, surat pindah dari dukcapil asal saya, dan kartu keluarga orang tua istri.
Prosesnya tidak memakan waktu lama kira-kira hanya 10mnit dan taraaaaa,, kartu keluarga baru saya sudah jadi, dan kartu keluarga pembaharuan untuk orang tua istri juga sudah update. Saya sangat senang bahwa urusan dokumen berjalan lancar, namun rasa senang itu hanya sesaat sebab kemudian petugas loket menyerahkan dua lembar kertas yang isinya " surat keterangan perekaman E-KTP ".
Saat menerima itu saya langsung kaget dan bertanya " Bu, ini KTP nya belum ada ya"
"iya sementara itu dulu, sebab blangko KTP nya lagi kosong" jawabnya dengan santai.
"kira-kira kapan bu ada belangkonya"
"tidak bisa memastikan, nanti coba-coba aja datang kesini lagi bulan depan".
" terima kasih bu" Â lalu saya beranjak meninggalkan ruangan.
Terus terang saya sudah menduganya seperti ini, sebab dari info yang saya dapat memang blangko kosong ini sudah sering terjadi dan sudah sering dikeluhkan oleh warga yang berurusan dengan pembuatan E-KTP.
Permasalahan blangko kosong ini sebetulnya bukanlah hal yang baru sebab sudah terjadi sejak pertama kali E-KTP diterbitkan sekitar tahun 2012 atau sudah berjalan sekitar 8 tahun dan hingga 2019 masalah ini tidak kunjung selesai juga.
Saya terus terang terheran-heran kenapa masalah ketersediaan blangko E-KTP ini masih bisa terjadi apakah negara atau pemerintah terkait tidak bisa menyelesaikannya atau seperti apa, seolah permalasalahan blangko kosong ini seperti drama yang tiada akhirnya, padahal kalau pemerintah serius ingin menangani masalah ini sangat mudah. Bagaimana negara Indonesia bisa maju kalau permasalahan sederhana seperti ini saja tidak bisa menyelesaikannya. Â