Mohon tunggu...
hasran wirayudha
hasran wirayudha Mohon Tunggu... Wiraswasta - welcome to my imagination

orang kecil dengan cita-cita besar

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Transportasi Berbasis Online Menghilangkan Jati Diri Bangsa

9 Oktober 2017   17:01 Diperbarui: 9 Oktober 2017   17:09 6086
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

saat ini ternsportasi berbasis online tengah naik daun sebut saja gojek, uber, grab, dan lainnya. memang kalau kita lihat dari sistemnya transportasi online ini memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh transportasi konvensional seperti:

1. fleksibilitas, kita bisa minta di jemput di manapun selama ada akses menuju tempat kita, tidak peduli jauh dekat, mereka akan datang menjemput kita dan mengantarkan kemana tujuan kita, tidak seperti transport konvensional yang memiliki chek point terminal atau pangkalan sehingga kalau kita hendak memakai jasa mereka maka kita harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk menuju check point nya dan itu merepotkan.

2. biaya lebih murah, ini juga merupakan alasan utama kenapa transport online makin di gandrungi karena biaya murah, mereka bisa mengenakan biaya murah karena transport online masih belum memiliki peraturan komplit sehingga harga dipatok seenak mereka, berbeda dengan konven yang besaran tarifnya mengikuti peraturan pemerintah dan tidak bisa seenaknya menentukan harga.

3. layanan lebih baik, karena berbasis teknologi sehingga lebih cepat dan lebih pasti. kita sudah tahu berapa ongkosnya tanpa perlu berdebat tawar menawar yang kadang bikin emosi. 

namun dibalik segala kelebihan itu terdapat kekurangan yang tidak orang sadari padahal ini penting, bangsa indonesia terkenal dengan keramah tamahannya namun kalian tahu sendiri lah sekarang ini bagaimana, memang transport online ini tidak lah penyebab utamanya tetapi dalam praktiknya semakin menjauhkan masyarakat. coba kita analisa lebih lanjut:

1. transport konven mengharuskan kita aktif/rajin menuju tempat check point, memang merepotkan tetapi tahukah kalian dalam proses ini membuat kita semakin banyak berinteraksi dengan sesama, membuat kita saling tahu satu sama lain walaupun tidak dekat, menimbulkan rantai tali kebersamaan saling berbagi dan akhirnya tercipta persatuan yang erat.

2. seiring benyaknya interaksi yang terjadi di check point membuka peluang ekonomi bagi sekitar, warung-warung rame, pedagang asongan rame, toko-toko rame dan semua ini akan berdampak pada lapangan pekerjaan, penghasilan warga, dan tentu ini akan berdampak positif pada sektor ekonomi dan sosial.

kalau 2 point di atas dikorbankan oleh rasa malas dan ingin serba instan maka yang terjadi adalah gejolak sosial, perekonomian warga menurun, pengangguran meningkat, dan tentu ini akan berdampak pada meningkatnya kriminalitas yang bermotif ekonomi. namun catatan penting untuk tarnsport konven tentu adalah perbaikan diri, mulai dari layanan ataupun armadanya.

lantas bagaimana solusi untuk keduanya supaya bisa sama-sama berjalan dengan baik, bikin peraturan yang melindungi hak keduanya, misalnya penetapan tarif yang sama, dan pengaturan trayek.  jadilah warga yang baik dan peduli pada sesama dan lingkungan, janganlah malas menjadikan kita egois karena sesungguhnya keputusan kita juga berdampak pada orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun